SATUAN
ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI
SEX
EDUCATIONPADA
REMAJA DAN KONSELING PRANIKAH
I.
IDENTITAS
1. Mata
Kuliah : Asuhan Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
2. Program
Studi : D IV Kebidanan
3. Kode
/ Bobot SKS : MW4207/ 3 SKS
4. Semester : IV
5. Elemen
Kompetensi : MKB
6. Jenis
Kompetensi : Utama
7. Waktu
Kuliah : 1 x 50 menit
8. Pokok
Bahasan : Sex Educationdan Konseling Pranikah
9. Hari/tanggal : Sabtu, 26 April 2014 / Jam
11.00-12.40 WIB
II.
STANDAR
KOMPETENSI
Mahasiswa
memiliki wawasan dan pemahaman tentang AsuhanKesehatan Reproduksi pada Remaja,
khususnya sex education dan konseling
pranikah.
III.
KOMPETENSI
DASAR
Mahasiswa memahami konsep tentang
sex education dan konseling pranikah.
IV.
INDIKATOR KOMPETENSI
1. Mahasiswa
mampu menyebutkan definisi sex education
dan konseling pranikah.
2. Mahasiswa
mampu menjelaskan tujuan sex education
dan konseling pranikah.
3. Mahasiswa
mampu menjelaskan materi tentang sex
education dan konseling pranikah.
4. Mahasiswa
mampu mengidentifikasipentingnya pendidikan seks.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pola hidup sehat secara
fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
V.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah perkuliahan berakhir
diharapkan mahasiswa mampu :
1.
Menyebutkan
definisi sex education dan konseling
pranikah.
2.
Menjelaskan
tujuan sex education dan konseling
pranikah.
3.
Menjelaskan
materi tentang sex education dan
konseling pranikah.
4.
Mengidentifikasi
pentingnya pendidikan seks.
5.
Menjelaskan
pola hidup sehat secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
VI.
DESKRIPSI MATERI
1.
Definisi sex education dan konseling pranikah.
2.
Tujuan sex
education dan konseling pranikah.
3.
Materi tentang sex
education dan konseling pranikah.
4.
Pentingnya pendidikan seks.
5.
Pola hidup sehat
secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
VII.
STRATEGI
PEMBELAJARAN
1.
Interactive Lecturing
2.
Inquiring minds to know
3.
Video Critical
4.
Point Counterpoint
VIII.
MEDIA
PEMBELAJARAN
1. LCD
2. Power point
3. Video
4. Microphone
IX.
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Langkah Pembelajaran
|
Uraian Kegiatan
|
Estimasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
1.
Membuka dengan salam dan doa.
2.
Memperkenalkan diri.
3.
Melakukan apersepsi.
4.
Mendeskripsikan materi yang
akan disampaikan secara singkat.
5.
Menyebutkan indikator pencapaian
kompetensi.
6.
Menyebutkan relevansi materi
dengan ayat Al-Qur’an.
7.
Menyampaikan kontrak waktu
|
4 menit
|
Kegiatan Inti
|
1.
Memutarkan video tentang sex education
2.
Meminta mahasiswa untuk
mengkritisi video yang diputar
3.
Menyampaikan materi tentang sex education dan konseling
pranikah
4.
Bagi kelompok menjadi 4 kelompok
5.
Diskusi kelompok mengaitkan
dengan kajian islam (Hadis & Al-Quran)
6.
Undang perwakilan kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok.
7.
Diskusi kelas besar
8.
Klarifikasi
|
40 menit
|
Penutup
|
1. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan.
2. Melakukan
umpan balik.
3. Membuat
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
4. Menutup
dengan doa dan salam
5. Memberikan
penutupan
|
6 menit
|
X.
PENILAIAN
1.
Jenis : Tes
Lisan
2.
Bentuk : Kasus
Vignette
3. Instrumen :
soal dan kunci jawaban terlampir
XI.
SUMBER
BELAJAR
Departemen Kesehatan RI.
2008. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE
Kesehatan Reproduksi. Jakarta. EGC.
Erni. 2013. Pendidikan Seks Pada Remaja [Internet].
Available from : http://www.jurnalkes.poltekkesjakarta1.ac.id
[Accessed 15 April 2014].
Kisara. 2012. Perlunya Pendidikan Seks Untuk Remaja [Internet].
Available from : http://www.kisara.go.id
[Accessed 15 April 2014].
Menkokesra. 2010. Angka Perceraian Pasangan Indonesia Naik
Drastis 70 Persen [Internet]. Available from : http://www.menkokesra.go.id
[Accessed 23 April 2014].
Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.
Yogyakarta,
26 April 2014
Dosen Pembimbing Praktikan
(Herlin
Fitriana, S.ST., M.Kes.) (Wiji Oktanasari)
LAMPIRAN MATERI
TINJAUAN
ISLAM
Artinya
: “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”
[Ar-Rum : 21].
Pelajaran yang bisa kita ambil dari surat ar-Rum (30): 21 di
atas adalah bahwasannya diantara tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan
rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawadah wa
rahmah) dan hal tersebut
bisa diperoleh jika pasangan yang kita nikahi memiliki ilmu agama yang baik,
oleh karena itu dianjurkan kepada mereka yang sudah memiliki kedewasaan fisik,
mental serta kemampuan keuangan agar menjadikan faktor keberagamaan calon
pasangannya sebagai faktor yang amat menentukan pilihan. Pernikahan merupakan sarana untuk
melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk
memakmurkan bumi dan merupakan kebutuhan yang telah menajadi fitrah atau naluri
setiap manusia.
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
(zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
(Q.S. Al Isra’: 32). Ayat tersebut melarang supaya tidak mendekati perbuatan
zina apalagi melakukan perbuatan zina, yang merupakan salah satu dari ajaran
agama untuk menghindari perbuatan seksual pranikah terutama pada remaja. Salah
satu cara untuk mencegah terjadinya zina adalah melalui pendidikan seks yang
diberikan kepada anak.
KONSELING
PRANIKAH
A.
Definisi
Konseling
pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan
yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk
mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah setelah
mereka menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan
pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah, dan terapi
pranikah. Konseling pranikah diberikan oleh psikolog atau konselor pernikahan
B.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
a) Mempersiapkan
dan mengembangkan seluruh potensi, dan kekuatan yang dimilikinya
dalam memasuki jenjang pernikahan.
c) Mengatasi
hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
d) Konseling
pranikah akan membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang
dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk secara
efektif mencegah atau mengatasi masalah-masalah tersebut hingga pada akhirnya
dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian.
e) Konseling
pranikah juga bermanfaat untuk menjembatani harapan-harapan yang dimiliki oleh
pasangan terhadap pasangannya dan pernikahan yang mereka inginkan yang belum
sempat atau belum bisa dibicarakan sebelumnya dengan dibantu oleh tenaga
profesional psikolog/konselor pernikahan.
2.
Tujuan Khusus
a) Memiliki
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman, dan masyarakat.
b) Memiliki
ahlakul Kharimah sebagai calon Ibu dan Ayah dan melaksanakan/memelihara hak dan
kewajibannya masing-masing.
c) Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya
dengan sikap positif sesuai dengan syariat Islam.
d) Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
f) Memiliki
rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas, atau
kewajibannya.
g) Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama.
h) Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal,
maupun dengan orang lain.
i)
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara
efektif.
C.
Sasaran Konseling Pranikah
Oleh
karena konseling pranikah didasarkan pada sudut pandang preventif, maka
konseling pranikah baik diikuti oleh para remaja, pasangan yang hendak menikah
dan tidak memiliki masalah berarti dalam hubungan mereka. Jadi, tidak harus
pasangan yang memiliki masalah serius dalam hubungan mereka.
D.
Materi Konseling Pranikah
1. Memberikan
informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan.
2. Meningkatkan
kemampuan komunikasi pasangan.
3. Mengembangkan
keterampilan menyelesaikan konflik.
4. Memberi
kesempatan pada pasangan untuk mendiskusikan mengenai
topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suami-istri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua.
topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suami-istri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua.
E.
Dampak Seks
Bebas
Pada tahun
2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Penyebab pisahnya
pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak akibat faktor
ketidakharmonisan 91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab 78.407 perkara, dan
masalah ekonomi 67.891 perkara. Sedangkan tahun sebelumnya, tingkat perceraian
nasional masih di angka 216.286 perkara. Angka faktor penyebabnya terdiri atas
ketidakharmonisan 72.274 perkara, tidak ada tanggung jawab 61.128 perkara, dan
faktor ekonomi 43.309 perkara (Menkokesra, 2010).
Akibat buruk dan hubungan seks
pranikah berpengaruh bukan saja bagi pasangan, khususnya remaja perempuan,
tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
1. Akibat bagi
remaja
a. Menambah
risiko tertular penyakt menular seksual (PMS), seperti: gonore (GO), sifilis,
Herpes kompleks (genitalis), clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS.
b. Remaja
perempuan terancam kehamilan yang tidak di inginkan, pengguguran kandungan yang
tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena
perdarahan atau keracunan kehamilan
c. Trauma
kejiwaan(depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), remaja
laki-laki jadi tidak perjaka, remaja perempuan tidak perawan.
d. Kemungkinan
hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja,
terutama bagi remaja perempuan
e. Melahirkan
bayi yang kurang/tidak sehat.
2. Akibat bagi
keluarga
a. Menimbulkan
aib keluarga.
b. Menambah
beban ekonomi keluarga.
c. Pengaruh
kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan (ejekan) asyarakat di
lingkungan.
3. Akibat Bagi
Masyarakat
a.
Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas
masyarakat menurun
b.
Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, sehingga
derajat kesehatan reproduksi menurun.
c.
Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat
kesehatan masyarakat menurun.
PENDIDIKAN
SEKS (SEX EDUCATION)
A. Definisi
Pendidikan seks (sex education) adalah
suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar.
Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran,
perkembangan alat reproduksi (laki-laki atau wanita), tingkah laku seksual,
hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi
fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan
tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
Pendidikan seks dapat dibedakan antara seks
instruction dan education
in sexuality. Sex instruction
ialah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak, dan
mengenai biologi dari reproduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan
untuk mempertahankan jenisnya. Termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode
kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral,
fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang
dapat memahami dirinya sendiri sebagai individual seksual, serta mengadakan
hubungan interpersonal yang baik.
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau “sex
education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang
sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun
informal. Ini penting untuk mencegah biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di
kalangan remaja. Orang menganggap tabu jika membicarakan tentang seks,
dianggapnya sex
education akan
mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih
berpandangan stereotype dengan pendidikan seks (sex education) seolah
sebagai suatu hal yang vulgar.
B.
Tujuan
1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam
keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan, yang selalu berubah dan berbeda
dalam tiap masyarakat dan kebudayaan.
2. Membentuk pengertian tentang peranan seks dalam kehidupan manusia dan
keluarga.
3. Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan
kebutuhan seks.
4. Membantu remaja dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil
keputusan yang bertanggung jawab.
C.
Materi
Pendidikan Seks
Materi
Pendidikan Seks Materi pendidikans seks sangat bervariasi dibicarakan
dikalangan remaja (BKKBN, 2008) adalah sebagai berikut:
1. Tumbuh
kembang remaja
Tumbuh ialah
tahap perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh. Tumbuh kembang remaja ialah tahap perubahan
fisik dan psikologi remaja. Prinsip tumbuh kembang remaja :
a) Tumbuh
kembang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling
mempengaruhi secara timbal balik.
b) Tumbuh
kembang mengikuti pola atau aturan tertentu dan berkesinambungan.
c) Setiap anak
memiliki ciri dan sifat yang khas, sehingga tidak ada dua anak yang persis
sama, walaupun mereka kembar.
d) Tumbuh
kembang pada masa remaja paling mencolok dan mudah diamati.
e) Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan remaja laki-laki dan perempuan berbeda.
1) Remaja
wanita mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 10-13 tahun.
2) Remaja
laki-laki mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 13-15 tahun.
3) Usia ini
disebut masa pertumbuhan yang cepat atau masa akil baliq.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang remaja yaitu :
a) Faktor
bawaan
Faktor
bawaan adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang diturunkan
dari kedua orang tuanya.
b) Faktor
lingkungan
Faktor
lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar seseorang seperti lingkungan
keluarga, sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Beberapa hal perlu diketahui oleh remaja pada saat
awal masa tumbuh kembangnya, yaitu tentang seksualitas, pubertas, mimpi basah,
menstruasi dan organ reproduksi :
1. Seksualitas
Seksualitas
adalah segala sesuatu yang menyangkut sikap dan perilaku seksual maupun
orientasi seksual.
2.
Pubertas
Masa
pubertas adalah masa di mana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari
anak-anak menjadi dewasa dan perubahan psikis.
3.
Mimpi basah
Mimpi basah
adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan umumnya terjadi
pada saat mimpi tentang seks.
4.
Menstruasi
Menstruasi
adalah proses peluruhan lapisan dalam/endometrium yang banyak mengandung
pembuluh darah dari uterua melalui vagina secara periodik dan berkala.
5.
Organ reproduksi
a) Organ
Reproduksi Wanita adalah Ovarium (indung telur), Tuba falopi (saluran telur),
Fimbrae (umbai-umbai), Uterus (rahim), Cervix Uteri (leher rahim), Vagina
(lubang senggama).
b) Organ
Reproduksi Laki-Laki adalah Penis, Glans, Uretra, Vas deferens, Epididimis,
Testis, Scrotum, Kelenjar prostat, Vesikula seminalis.
D. Pentingnya Pendidikan Seks
1. Untuk
mengetahui informasi seksual bagi remaja.
2. Memiliki
kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas.
3. Memiliki
kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya.
4. Memahami
masalah-masalah seksualitas remaja.
5. Dapat mencegah penyimpangan dan kelainan seksual.
6. Dapat memelihara tegaknya nilai-nilai moral.
7. Dapat mengatasi gangguan psikis.
8. Dapat memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.
9. Memahami
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas.
a) Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja,
mereka belum paham dengan sex education,
sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal
yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak
bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
b) Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan
kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini
ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi,
antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini
sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakfahaman remaja
tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya
hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.
E.
Peran Bidan
1. Memberikan
KIE kepada pasangan yang akan menikah pada usia muda (agar tidak terjadi zina)
untuk menunda kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi, karena untuk
menjaga kesehatan reproduksinya agar siap secara fisik, psikis, sosial, dan
spiritual.
POLA HIDUP
SEHAT REMAJA
Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organizations) adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental, dan sosial tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat secara keseluruhan, baik
jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-komponen yang
ada didalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif health’, yaitu sehat jasmani,
mental, spiritual, dan kesejahteraan sosial.
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi, sehat bukan hanya
digambarkan melalui diri kita yang tidak terkena penyakit atau tidak cacat.
Tapi sehat itu ditinjau dari berbagai aspek yang dapat mendukung daripada
kesehatan itu sendiri.
1. Pola Hidup Sehat Fisik
Sehat menunjukkan salah satu
parameter remaja berkualitas karena dengan sehat remaja mampu beraktivitas dan
berfikir. Sehat bukan hanya diraih dengan olahraga tetapi sehat adalah tidak
merokok, tidak minum minuman memabukkan, tidak menggunakan narkoba, dan tidak
melakukan seks bebas. Konsumsi rokok dapat menimbulkan dampak negatif untuk
kesehatan, bagi perokok aktif maupun pasif. Meminum minuman keras dapat
menghilangkan akal sehat ketika mabuk sehingga tidak dapat berfikir jernih dan
sehat. Akibatnya, tindakan yang dilakukan menjadi tidak terkendali, demikian
juga dengan narkoba. Seks bebas merupakan parameter perilaku tidak sehat karena
seks bebas memiliki kecenderungan untuk menggunakan obat-obat kimia, rentan
terjangkit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual. Selain itu, melakukan seks di
usia dini yang mengancam kehamilan usia muda, berpotensi untuk aborsi yang
membahayakan nyawa.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
remaja untuk mencapai hidup sehat di samping tidak mengkonsumsi rokok, minuman
keras, dan narkoba serta melakukan seks bebas, remaja dapat melakukan hal-hal
berikut dalam kehidupan sehari-hari :
a.
Bangun pagi dan melakukan olahraga rutin.
b.
Sarapan karena penting untuk energi beraktivitas.
c.
Makan makanan yang “ASUH”
1)
Aman : aman dikonsumsi, tidak mengandung zat atau
bahan kimia berbahaya.
2)
Sehat : mengandung gizi yang diperlukan tubuh.
3)
Utuh : 4 sehat 5 sempurna.
4)
Halal : memakan makanan yang tidak dilarang dalam
agama.
d.
Istirahat yang cukup, tidak bedagang karena dapat
merusak organ tubuh, mengganggu sistem kerja metabolisme tubuh.
e.
Pola hidup bersih, seperti mandi, mengganti pakaian,
rajin mencuci dan membersihkan lingkungan akan menjauhkan diri dari bibit
penyakit.
2. Pola Hidup Sehat Psikis
Sehat psikologis adalah sehat secara
pikiran dan mental. Ciri-ciri orang yang sehat psikologis adalah :
a.
Mampu mengendalikan pikiran, yaitu berusaha berpikir
jernih dan memikirkan hal-hal yang positif.
b.
Menggali potensi, minat, dan bakat diri. Orang yang
sehat psikologis berusaha untuk mengenali dirinya sendiri, baik itu potensi
dirinya, minat maupun bakat yang dimiliki. Dengan demikian, ia menjadi
terdorong untuk mengembangkan diri, bersedia menggunakan potensi dan bakatnya
untuk melakukan hal yang bermanfaat.
c.
Pikiran lebih fokus untuk merencanakan, berusaha, dan
melakukan yang terbaik di masa kini. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan masa
depan yang gemilang.
d. Senantiasa merasa senang dengan apa
yang ada pada dianya, tak sempat menyesal serta kasihan pada dirinya sendiri,
senantiasa senang, enjoy serta mengasyikkan dan tak ada sinyal tanda konflik
kejiwaan.
e. Bisa bergaul dengan baik serta bisa
terima kritik dan tak gampang tersinggung serta geram, senantiasa pengertian
serta toleransi pada keperluan emosi orang lain.
f. Bisa mengontrol diri serta tak
gampang emosi dan tak gampang takut, cemburu, tidak suka dan hadapi serta bisa
merampungkan persoalan dengan cara cerdik serta bijaksana
3. Pola Hidup Sehat Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial
yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Remaja yang sehat sosial adalah
orang yang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain sehingga
mendorong dirinya untuk berinteraksi dan bersosialisasi dalam masyarakat.
Ciri-ciri orang yang sehat sosial adalah :
a.
Bukan menyendiri dan egois.
b.
Menjalin sosialisasi, interaksi, dan komunikasi dengan
orang lain.
c.
Mengutamakan kebersamaan dan kerjasama.
4. Pola Hidup Sehat Spiritual
A.
Definisi
Religius berasal dari kata “religi”
yang berarti nilai kerohanian atas dasar kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Spiritual adalah sifat seseorang
dimana sikap dan tindakannya didasarkan pada kepercayaan terhadap Tuhan. Remaja
spiritual adalah remaja yang selalu percaya kepada Tuhan (memiliki agama),
sikap dan tindakannya selalu didasarkan pada kepercayaan terhadap Tuhan.
Spiritual merupakan salah satu ciri remaja berkarakter karena dengan religius
maka seseorang meyakini adanya Tuhan dan berusaha mematuhi perintah dan
menjauhi larangan Tuhan.
B.
Ciri Remaja Spiritual
1.
Memiliki agama, menjalankan perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-Nya.
Agama merupakan jalan hidup (way of life), suatu jalan yang konkret
karena agama mengajarkan aturan-aturan kehidupan manusia yang dapat dijadikan
pedoman hidup manusia. Agama itu mengajarkan kepercayaan (keimanan) adanya
Tuhan, yang mengatur segala kehidupan manusia. Agama itu penting karena
merupakan sumber moral, petunjuk kebenaran, memberikan bimbingan rohani baik di
saat suka maupun duka. Memiliki agama saja tidak cukup, tetapi agama harus
disertai dengan ibadah karena beribadah merupakan bentuk cinta dan pengabdian
pada Tuhan.
2.
Hati-hati dalam berkata dan bersikap.
Berkata dan bersikap merupakan
bagian dari interaksi manusia dengan sesama. Menjaga perkataan dan sikap
merupakan perintah Tuhan. Ucapkanlah sesuatu yang bermanfaat dengan cara yang
baik dan tidak menyakitkan orang lain karena jika tidak dikendalikan maka lidah
mampu menyakiti perasaan orang lain, sehingga ada istilah “tajamnya pisau tak
setajam lidah”. Remaja religius pasti akan berusaha menjaga sikap dan
perilakunya, sehingga selalu bersikap baik dan santun, serta tidak melanggar
larangan Tuhan.
3.
Terus Berusaha, Jangan Putus Asa, dan Bersyukur
Berusaha merupakan bentuk upaya yang
harus dilakukan seseorang untuk meraih cita-citanya. Kewajiban manusia adalah
berusaha, sedangkan hasilnya merupakan ketentuan dan kuasa Tuhan sehingga
manusia juga diwajibkan berdoa. Tidak mudah menyerah dan putus asa merupakan
ciri-ciri remaja religius karena meyakini bahwa segala hasil yang diterima
mutlak ketentuan Tuhan yang harus disyukuri, jika gagal maka harus diupayakan
lagi.
LAMPIRAN
SOAL VIGNETTE
Kasus 1.
Soal nomor 1 dan 2
Sepasang remaja datang ke Klinik, mengatakan akan
menikah 2 bulan lagi. Dari anamnesa usia Nn. R 20 tahun dan usia Tn. Z 21
tahun, pasangan tersebut mengeluh takut menjelang pernikahannya karena merasa
belum siap secara fisik dan psikis.
1. Tindakan apa
yang paling tepat diberikan kepada pasangan tersebut?
a. Konseling
kesehatan reproduksi
b. Pendidikan
Seks (Sex Education)
c. Pola hidup
sehat remaja
d.
Konseling
pranikah
e. Melakukan
pemeriksaan fisik
2.
Apa tujuannya jika pasangan remaja yang mau menikah
diberikan penanganan yang tidak tepat?
a. Pasangan
remaja mempersiapkan, mengembangkan seluruh potensi, dan kekuatan yang
dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan.
c. Pasangan
remaja dapat mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
e. Pasangan
remaja memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
3.
Sepasang remaja Tn. R dan Nn. W datang ke Klinik,
mengatakan akan menikah dan ingin melakukan konseling pranikah untuk
memantapkan jenjang ke pernikahan. Apa dampak jika pasangan remaja yang mau
menikah tidak diberikan penanganan yang tepat?
a. Rumah
tangga harmonis
c. Kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan
d. Menjadi
kebanggan keluarga
e. Meningkatkan
angka kematian ibu dan anak
4.
Seorang remaja putri Nn. Iusia 19 tahun datang ke BPM,
mengatakan sering mengalami insomnia, badan selalu lemas dan terlihat lesu, tidak
pernah sarapan. Konseling apa yang tidak tepat diberikan kepada remaja
tersebut?
a. Istirahat
yang cukup
b. Diet
sehat
c. Olahraga
rutin
d. Menjaga
kebersihan badan
e.
Bangun
siang
5.
Seorang remaja putri Nn. E datang ke BPM, mengatakan
bahwa teman-teman satu kelompoknya suka melihat media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat
pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet. Konseling apa yang harus
diberikan kepada Nn. E?
a.
Konseling
tentang dampak bahayanya pornografi yang mengarah ke seks bebas.
b. Menganjurkan
remaja untuk menjauhi teman-temannya yang suka melihat tayangan yang
pornografi.
c. Menganjurkan
remaja untuk mengikuti teman-temannya karena takut dianggap sombong dan tidak
berjiwa sosial.
d. Konseling
tentang pola hidup sehat secara fisik, psikis, dan spiritual.
e. Konseling
tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja.
6.
Seorang
mahasiswa kebidanan PTS di Yogya mempunyai cita-cita lulus tepat waktu, dengan
nilai coumlode, dan bisa melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya. Mahasiswa Z selalu berusaha untuk mengembangkan
potensi diri yang dimiliki dengan mengikuti berbagai lomba karya ilmiah. Merupakan ciri-ciri pola hidup remaja yang mana?
a.
Pola hidup sehat psikis
b. Pola hidup sehat spiritual
c. Pola hidup sehat mental
d. Pola hidup sehat fisik
e. Pola hidup sehat jiwa
7.
Seorang remaja
putri Nn. I datang ke Klinik untuk konsultasi tentang keadaannya, dia
mengatakan sudah berusaha 15 tahun tetapi belum mengalami menstruasi, sudah ada
tanda-tanda payudaranya membesar, adanya bulu ketiak. Sebagai bidan tindakan
apa yang paling tepat diberikan kepada Nn. I?
a.
Membiarkan
saja karena
merupakan hal yang wajar.
b.
Menganjurkan
untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis .
c.
Memberikan
konseling pendidikan seks remaja.
d.
Memberikan konseling tentang pola hidup sehat remaja.
e.
Menganjurkan untuk konsultasi ke psikolog.
8. Remaja di
SMP Negeri X menolak untuk diberikan penyuluhan tentang pendidikan seks karena
masih banyak pemahaman bahwa pendidikan seks hanya pantas dibicarakan oleh
orang dewasa, padahal usia remaja merupakan usia masa transisi untuk pencarian
jati dirinya. Remaja tersebut tidak mengerti tentang pentingnya pendidikan seks
pada remaja. Apa tujuan bidan memberikan penyuluhan tersebut?
a. Mempersiapkan
dan mengembangkan seluruh potensi, dan kekuatan yang dimiliki
remaja dalam memasuki jenjang pernikahan.
c. Mengatasi
hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
d. Untuk mengetahui informasi dan masalah seksual pada
remaja sehingga tidak melakukan seks bebas.
e.
Dapat memelihara nilai-nilai
moral dan memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.
9. Seorang
remaja putri usia 19 tahun, sering menanyakan tentang pendidikan seks kepada
kedua orang tuanya, tetapi orang tuanya tidak mau terbuka jika membicarakan
tentang pendidikan seks karena orang tua menganggap tabu dan beranggapan bahwa
pendidikan seks yang diberikan kepada anak remaja akan membuat mereka melakukan
seks bebas. Informasi apa yang paling tepat diberikan kepada orang tua oleh
bidan?
a. Pendidikan seks (sex education) adalah
suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar.
b.
Pendidikan
seks merupakan informasi yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, perkembangan alat reproduksi (laki-laki atau wanita), tingkah
laku seksual, aspek-aspek kesehatan dan kemasyarakatan.
c. Pendidikan seks (sex education) merupakan
suatu hal yang vulgar dan tidak pantas untuk dibicarakan karena akan mendorong
remaja untuk berhubungan seks.
d. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti
tentang arti, fungsi, dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalahgunakan untuk
melakukan seks bebas.
e. Pendidikan seks sudah seharusnya diberikan kepada
anak-anak yang sudah beranjak dewasa dan hendak menikah, baik melalui pendidikan
formal maupun informal.
10.
Seorang remaja putra usia 21
tahun tidak pernah merokok atau minum-minuman keras. Dia mengatakan tidak suka
tidur malam, bangun pagi setiap hari, suka berolahraga dan makan teratur untuk
menjaga kesehatan badannya. Diagnosa pola hidup sehat remaja yang paling tepat?
a. Pola hidup sehat psikis
b. Pola hidup sehat mental
c. Pola hidup sosial
d. Pola hidup
fisik
e. Pola hidup spiritual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar