Kamis, 22 Oktober 2015

SAP Sex Education pada Remaja

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI
SEX EDUCATIONPADA REMAJA DAN KONSELING PRANIKAH

I.         IDENTITAS
1.      Mata Kuliah               : Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja
2.      Program Studi            : D IV Kebidanan
3.      Kode / Bobot SKS     : MW4207/ 3 SKS
4.      Semester                     : IV
5.      Elemen Kompetensi   : MKB
6.      Jenis Kompetensi       : Utama
7.      Waktu Kuliah             : 1 x 50 menit
8.      Pokok Bahasan          : Sex Educationdan Konseling Pranikah
9.      Hari/tanggal               : Sabtu, 26 April 2014 / Jam 11.00-12.40 WIB

II.      STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang AsuhanKesehatan Reproduksi pada Remaja, khususnya sex education dan konseling pranikah.

III.   KOMPETENSI DASAR                                                                   
Mahasiswa memahami konsep tentang sex education dan konseling pranikah.
                                                                                
IV.   INDIKATOR KOMPETENSI
1.      Mahasiswa mampu menyebutkan definisi sex education dan konseling pranikah.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan sex education dan konseling pranikah.
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan materi tentang sex education dan konseling pranikah.
4.      Mahasiswa mampu mengidentifikasipentingnya pendidikan seks.
5.      Mahasiswa mampu menjelaskan pola hidup sehat secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

V.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah perkuliahan berakhir diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Menyebutkan definisi sex education dan konseling pranikah.
2.      Menjelaskan tujuan sex education dan konseling pranikah.
3.      Menjelaskan materi tentang sex education dan konseling pranikah.
4.      Mengidentifikasi pentingnya pendidikan seks.
5.      Menjelaskan pola hidup sehat secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

VI.   DESKRIPSI MATERI
1.      Definisi sex education dan konseling pranikah.
2.      Tujuan sex education dan konseling pranikah.
3.      Materi tentang sex education dan konseling pranikah.
4.      Pentingnya pendidikan seks.
5.      Pola hidup sehat secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

VII.     STRATEGI PEMBELAJARAN
1.         Interactive Lecturing
2.         Inquiring minds to know
3.         Video Critical
4.         Point Counterpoint

VIII.       MEDIA PEMBELAJARAN
1.      LCD
2.      Power point
3.      Video
4.      Microphone

IX.   KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah Pembelajaran
Uraian Kegiatan
Estimasi Waktu
Pendahuluan
1.    Membuka dengan salam dan doa.
2.    Memperkenalkan diri.
3.    Melakukan apersepsi.
4.    Mendeskripsikan materi yang akan    disampaikan secara singkat.
5.    Menyebutkan indikator pencapaian kompetensi.
6.    Menyebutkan relevansi materi dengan ayat Al-Qur’an.
7.    Menyampaikan kontrak waktu
4 menit
Kegiatan Inti
1.     Memutarkan video tentang sex education
2.     Meminta mahasiswa untuk mengkritisi video yang diputar
3.     Menyampaikan materi tentang sex education dan konseling pranikah
4.     Bagi kelompok menjadi 4 kelompok
5.     Diskusi kelompok mengaitkan dengan kajian islam (Hadis & Al-Quran)
6.     Undang perwakilan kelompok untuk  menyampaikan hasil diskusi kelompok.
7.     Diskusi kelas besar
8.     Klarifikasi
 40 menit
Penutup
1.    Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan.
2.    Melakukan umpan balik.
3.    Membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
4.    Menutup dengan doa dan salam
5.    Memberikan penutupan
6 menit


X.      PENILAIAN
1.      Jenis                : Tes Lisan
2.      Bentuk                        : Kasus Vignette
3.      Instrumen        : soal dan kunci jawaban terlampir


XI.   SUMBER BELAJAR
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi. Jakarta. EGC.
Erni. 2013. Pendidikan Seks Pada Remaja [Internet]. Available from : http://www.jurnalkes.poltekkesjakarta1.ac.id [Accessed 15 April 2014].
Kisara. 2012. Perlunya Pendidikan Seks Untuk Remaja [Internet]. Available from :  http://www.kisara.go.id [Accessed 15 April 2014].
Menkokesra. 2010. Angka Perceraian Pasangan Indonesia Naik Drastis 70 Persen [Internet]. Available from : http://www.menkokesra.go.id [Accessed 23 April 2014].
Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada.





Yogyakarta, 26 April 2014

Dosen Pembimbing                                                     Praktikan




(Herlin Fitriana, S.ST., M.Kes.)                                        (Wiji Oktanasari)



LAMPIRAN MATERI

TINJAUAN ISLAM


Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum : 21].
Pelajaran yang bisa kita ambil dari surat ar-Rum (30): 21 di atas adalah bahwasannya diantara tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawadah wa rahmah) dan hal tersebut bisa diperoleh jika pasangan yang kita nikahi memiliki ilmu agama yang baik, oleh karena itu dianjurkan kepada mereka yang sudah memiliki kedewasaan fisik, mental serta kemampuan keuangan agar menjadikan faktor keberagamaan calon pasangannya sebagai faktor yang amat menentukan pilihan. Pernikahan merupakan sarana untuk melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk memakmurkan bumi dan merupakan kebutuhan yang telah menajadi fitrah atau naluri setiap manusia. 

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”. (Q.S. Al Isra’: 32). Ayat tersebut melarang supaya tidak mendekati perbuatan zina apalagi melakukan perbuatan zina, yang merupakan salah satu dari ajaran agama untuk menghindari perbuatan seksual pranikah terutama pada remaja. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya zina adalah melalui pendidikan seks yang diberikan kepada anak.



KONSELING PRANIKAH

A.    Definisi
Konseling pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah setelah mereka menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah, dan terapi pranikah. Konseling pranikah diberikan oleh psikolog atau konselor pernikahan

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
a)      Mempersiapkan  dan  mengembangkan seluruh  potensi, dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan.
b)      Menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga,dan  masyarakat.
c)      Mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
d)     Konseling pranikah akan membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk secara efektif mencegah atau mengatasi masalah-masalah tersebut hingga pada akhirnya dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian.
e)      Konseling pranikah juga bermanfaat untuk menjembatani harapan-harapan yang dimiliki oleh pasangan terhadap pasangannya dan pernikahan yang mereka inginkan yang belum sempat atau belum bisa dibicarakan sebelumnya dengan dibantu oleh tenaga profesional psikolog/konselor pernikahan.

2.      Tujuan Khusus
a)      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman, dan masyarakat.
b)      Memiliki ahlakul Kharimah sebagai calon Ibu dan Ayah dan melaksanakan/memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c)      Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat Islam.
d)     Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
e)      Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan pasangan maupun  orang lain.
f)       Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas, atau kewajibannya.
g)      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama.
h)      Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal, maupun dengan orang lain.
i)        Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

C.    Sasaran Konseling Pranikah
Oleh karena konseling pranikah didasarkan pada sudut pandang preventif, maka konseling pranikah baik diikuti oleh para remaja, pasangan yang hendak menikah dan tidak memiliki masalah berarti dalam hubungan mereka. Jadi, tidak harus pasangan yang memiliki masalah serius dalam hubungan mereka.

D.    Materi Konseling Pranikah
1.      Memberikan informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan.
2.      Meningkatkan kemampuan komunikasi pasangan.
3.      Mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik.
4.      Memberi kesempatan pada pasangan untuk mendiskusikan mengenai
topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suami-istri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua.

E.     Dampak Seks Bebas
Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Penyebab pisahnya pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan 91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara. Sedangkan tahun sebelumnya, tingkat perceraian nasional masih di angka 216.286 perkara. Angka faktor penyebabnya terdiri atas ketidakharmonisan 72.274 perkara, tidak ada tanggung jawab 61.128 perkara, dan faktor ekonomi 43.309 perkara (Menkokesra, 2010).
            Akibat buruk dan hubungan seks pranikah berpengaruh bukan saja bagi pasangan, khususnya remaja perempuan, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
1.    Akibat bagi remaja
a.       Menambah risiko tertular penyakt menular seksual (PMS), seperti: gonore (GO), sifilis, Herpes kompleks (genitalis), clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS.
b.      Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak di inginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan
c.       Trauma kejiwaan(depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), remaja laki-laki jadi tidak perjaka, remaja perempuan tidak perawan.
d.      Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja, terutama bagi remaja perempuan
e.       Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
2.      Akibat bagi keluarga
a.       Menimbulkan aib keluarga.
b.      Menambah beban ekonomi keluarga.
c.       Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan (ejekan) asyarakat di lingkungan.
3.      Akibat Bagi Masyarakat
a.         Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun
b.        Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, sehingga derajat kesehatan reproduksi menurun.
c.         Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesehatan masyarakat menurun.








PENDIDIKAN SEKS (SEX EDUCATION)

A.    Definisi
Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, perkembangan alat reproduksi (laki-laki atau wanita), tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dan legal. Pendidikan seks dapat dibedakan antara seks instruction dan education in sexuality. Sex instruction ialah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak, dan mengenai biologi dari reproduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk mempertahankan jenisnya. Termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai individual seksual, serta mengadakan hubungan interpersonal yang baik.
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau “sex education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Orang menganggap tabu jika membicarakan tentang seks, dianggapnya sex education akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan stereotype dengan pendidikan seks (sex education) seolah sebagai suatu hal yang vulgar.

B.     Tujuan
1.      Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan, yang selalu berubah dan berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan.
2.      Membentuk pengertian tentang peranan seks dalam kehidupan manusia dan keluarga.
3.      Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks.
4.      Membantu remaja dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

C.    Materi Pendidikan Seks
Materi Pendidikan Seks Materi pendidikans seks sangat bervariasi dibicarakan dikalangan remaja (BKKBN, 2008) adalah sebagai berikut:
1.      Tumbuh kembang remaja
Tumbuh ialah tahap perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh.  Tumbuh kembang remaja ialah tahap perubahan fisik dan psikologi remaja. Prinsip tumbuh kembang remaja :
a)      Tumbuh kembang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling mempengaruhi secara timbal balik.
b)      Tumbuh kembang mengikuti pola atau aturan tertentu dan berkesinambungan.
c)      Setiap anak memiliki ciri dan sifat yang khas, sehingga tidak ada dua anak yang persis sama, walaupun mereka kembar.
d)     Tumbuh kembang pada masa remaja paling mencolok dan mudah diamati.
e)      Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan remaja laki-laki dan perempuan berbeda.
1)      Remaja wanita mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 10-13 tahun.
2)      Remaja laki-laki mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 13-15 tahun.
3)      Usia ini disebut masa pertumbuhan yang cepat atau masa akil baliq. 
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang remaja yaitu :
a)      Faktor bawaan
Faktor bawaan adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang diturunkan dari kedua orang tuanya.
b)      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar seseorang seperti lingkungan keluarga, sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Beberapa hal perlu diketahui oleh remaja pada saat awal masa tumbuh kembangnya, yaitu tentang seksualitas, pubertas, mimpi basah, menstruasi dan organ reproduksi :
1.      Seksualitas 
Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut sikap dan perilaku seksual maupun orientasi seksual.
2.      Pubertas
Masa pubertas adalah masa di mana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan psikis.
3.      Mimpi basah
Mimpi basah adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks.
4.      Menstruasi
Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam/endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterua melalui vagina secara periodik dan berkala.
5.      Organ reproduksi
a)      Organ Reproduksi Wanita adalah Ovarium (indung telur), Tuba falopi (saluran telur), Fimbrae (umbai-umbai), Uterus (rahim), Cervix Uteri (leher rahim), Vagina (lubang senggama).
b)      Organ Reproduksi Laki-Laki adalah Penis, Glans, Uretra, Vas deferens, Epididimis, Testis, Scrotum, Kelenjar prostat, Vesikula seminalis.

D.    Pentingnya Pendidikan Seks
1.      Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja.
2.      Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas.
3.      Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya.
4.      Memahami masalah-masalah seksualitas remaja.
5.      Dapat mencegah penyimpangan dan kelainan seksual.
6.      Dapat memelihara tegaknya nilai-nilai moral.
7.      Dapat mengatasi gangguan psikis.
8.      Dapat memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.
9.      Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas.
a)      Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
b)      Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakfahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.

E.     Peran Bidan
1.      Memberikan KIE kepada pasangan yang akan menikah pada usia muda (agar tidak terjadi zina) untuk menunda kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi, karena untuk menjaga kesehatan reproduksinya agar siap secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.


POLA HIDUP SEHAT REMAJA

Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organizations) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,  dan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat secara keseluruhan, baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-komponen yang ada didalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif health’, yaitu sehat jasmani, mental, spiritual, dan kesejahteraan sosial.
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi, sehat bukan hanya digambarkan melalui diri kita yang tidak terkena penyakit atau tidak cacat. Tapi sehat itu ditinjau dari berbagai aspek yang dapat mendukung daripada kesehatan itu sendiri.

1.    Pola Hidup Sehat Fisik
Sehat menunjukkan salah satu parameter remaja berkualitas karena dengan sehat remaja mampu beraktivitas dan berfikir. Sehat bukan hanya diraih dengan olahraga tetapi sehat adalah tidak merokok, tidak minum minuman memabukkan, tidak menggunakan narkoba, dan tidak melakukan seks bebas. Konsumsi rokok dapat menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan, bagi perokok aktif maupun pasif. Meminum minuman keras dapat menghilangkan akal sehat ketika mabuk sehingga tidak dapat berfikir jernih dan sehat. Akibatnya, tindakan yang dilakukan menjadi tidak terkendali, demikian juga dengan narkoba. Seks bebas merupakan parameter perilaku tidak sehat karena seks bebas memiliki kecenderungan untuk menggunakan obat-obat kimia, rentan terjangkit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual. Selain itu, melakukan seks di usia dini yang mengancam kehamilan usia muda, berpotensi untuk aborsi yang membahayakan nyawa.
Beberapa hal yang dapat dilakukan remaja untuk mencapai hidup sehat di samping tidak mengkonsumsi rokok, minuman keras, dan narkoba serta melakukan seks bebas, remaja dapat melakukan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari :
a.    Bangun pagi dan melakukan olahraga rutin.
b.    Sarapan karena penting untuk energi beraktivitas.
c.    Makan makanan yang “ASUH”
1)      Aman : aman dikonsumsi, tidak mengandung zat atau bahan kimia berbahaya.
2)      Sehat : mengandung gizi yang diperlukan tubuh.
3)      Utuh : 4 sehat 5 sempurna.
4)      Halal : memakan makanan yang tidak dilarang dalam agama.
d.   Istirahat yang cukup, tidak bedagang karena dapat merusak organ tubuh, mengganggu sistem kerja metabolisme tubuh.
e.    Pola hidup bersih, seperti mandi, mengganti pakaian, rajin mencuci dan membersihkan lingkungan akan menjauhkan diri dari bibit penyakit.

2.    Pola Hidup Sehat Psikis
Sehat psikologis adalah sehat secara pikiran dan mental. Ciri-ciri orang yang sehat psikologis adalah :
a.       Mampu mengendalikan pikiran, yaitu berusaha berpikir jernih dan memikirkan hal-hal yang positif.
b.      Menggali potensi, minat, dan bakat diri. Orang yang sehat psikologis berusaha untuk mengenali dirinya sendiri, baik itu potensi dirinya, minat maupun bakat yang dimiliki. Dengan demikian, ia menjadi terdorong untuk mengembangkan diri, bersedia menggunakan potensi dan bakatnya untuk melakukan hal yang bermanfaat.
c.       Pikiran lebih fokus untuk merencanakan, berusaha, dan melakukan yang terbaik di masa kini. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan masa depan yang gemilang.
d.      Senantiasa merasa senang dengan apa yang ada pada dianya, tak sempat menyesal serta kasihan pada dirinya sendiri, senantiasa senang, enjoy serta mengasyikkan dan tak ada sinyal tanda konflik kejiwaan.
e.       Bisa bergaul dengan baik serta bisa terima kritik dan tak gampang tersinggung serta geram, senantiasa pengertian serta toleransi pada keperluan emosi orang lain.
f.       Bisa mengontrol diri serta tak gampang emosi dan tak gampang takut, cemburu, tidak suka dan hadapi serta bisa merampungkan persoalan dengan cara cerdik serta bijaksana

3.    Pola Hidup Sehat Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Remaja yang sehat sosial adalah orang yang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain sehingga mendorong dirinya untuk berinteraksi dan bersosialisasi dalam masyarakat. Ciri-ciri orang yang sehat sosial adalah :
a.       Bukan menyendiri dan egois.
b.      Menjalin sosialisasi, interaksi, dan komunikasi dengan orang lain.
c.       Mengutamakan kebersamaan dan kerjasama.

4.    Pola Hidup Sehat Spiritual
A.    Definisi
Religius berasal dari kata “religi” yang berarti nilai kerohanian atas dasar kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Spiritual adalah  sifat seseorang dimana sikap dan tindakannya didasarkan pada kepercayaan terhadap Tuhan. Remaja spiritual adalah remaja yang selalu percaya kepada Tuhan (memiliki agama), sikap dan tindakannya selalu didasarkan pada kepercayaan terhadap Tuhan. Spiritual merupakan salah satu ciri remaja berkarakter karena dengan religius maka seseorang meyakini adanya Tuhan dan berusaha mematuhi perintah dan menjauhi larangan Tuhan.

B.     Ciri Remaja Spiritual
1.      Memiliki agama, menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
Agama merupakan jalan hidup (way of life), suatu jalan yang konkret karena agama mengajarkan aturan-aturan kehidupan manusia yang dapat dijadikan pedoman hidup manusia. Agama itu mengajarkan kepercayaan (keimanan) adanya Tuhan, yang mengatur segala kehidupan manusia. Agama itu penting karena merupakan sumber moral, petunjuk kebenaran, memberikan bimbingan rohani baik di saat suka maupun duka. Memiliki agama saja tidak cukup, tetapi agama harus disertai dengan ibadah karena beribadah merupakan bentuk cinta dan pengabdian pada Tuhan.


2.      Hati-hati dalam berkata dan bersikap.
Berkata dan bersikap merupakan bagian dari interaksi manusia dengan sesama. Menjaga perkataan dan sikap merupakan perintah Tuhan. Ucapkanlah sesuatu yang bermanfaat dengan cara yang baik dan tidak menyakitkan orang lain karena jika tidak dikendalikan maka lidah mampu menyakiti perasaan orang lain, sehingga ada istilah “tajamnya pisau tak setajam lidah”. Remaja religius pasti akan berusaha menjaga sikap dan perilakunya, sehingga selalu bersikap baik dan santun, serta tidak melanggar larangan Tuhan.

3.      Terus Berusaha, Jangan Putus Asa, dan Bersyukur
Berusaha merupakan bentuk upaya yang harus dilakukan seseorang untuk meraih cita-citanya. Kewajiban manusia adalah berusaha, sedangkan hasilnya merupakan ketentuan dan kuasa Tuhan sehingga manusia juga diwajibkan berdoa. Tidak mudah menyerah dan putus asa merupakan ciri-ciri remaja religius karena meyakini bahwa segala hasil yang diterima mutlak ketentuan Tuhan yang harus disyukuri, jika gagal maka harus diupayakan lagi.



LAMPIRAN SOAL VIGNETTE

Kasus 1. Soal nomor 1 dan 2
Sepasang remaja datang ke Klinik, mengatakan akan menikah 2 bulan lagi. Dari anamnesa usia Nn. R 20 tahun dan usia Tn. Z 21 tahun, pasangan tersebut mengeluh takut menjelang pernikahannya karena merasa belum siap secara fisik dan psikis.
1.      Tindakan apa yang paling tepat diberikan kepada pasangan tersebut?
a.       Konseling kesehatan reproduksi
b.      Pendidikan Seks (Sex Education)
c.       Pola hidup sehat remaja
d.      Konseling pranikah
e.       Melakukan pemeriksaan fisik
2.      Apa tujuannya jika pasangan remaja yang mau menikah diberikan penanganan yang tidak tepat?
a.       Pasangan remaja mempersiapkan, mengembangkan seluruh  potensi, dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan.
b.      Pasangan remaja dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga,dan  masyarakat.
c.       Pasangan remaja dapat mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
d.      Pasangan remaja memiliki sikap negatif terhadap diri sendiri dan pasangan maupun  orang lain.
e.       Pasangan remaja memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
3.      Sepasang remaja Tn. R dan Nn. W datang ke Klinik, mengatakan akan menikah dan ingin melakukan konseling pranikah untuk memantapkan jenjang ke pernikahan. Apa dampak jika pasangan remaja yang mau menikah tidak diberikan penanganan yang tepat?
a.       Rumah tangga harmonis
b.      Tingginya angka perceraian
c.       Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
d.      Menjadi kebanggan keluarga
e.       Meningkatkan angka kematian ibu dan anak
4.      Seorang remaja putri Nn. Iusia 19 tahun datang ke BPM, mengatakan sering mengalami insomnia, badan selalu lemas dan terlihat lesu, tidak pernah sarapan. Konseling apa yang tidak tepat diberikan kepada remaja tersebut?
a.       Istirahat yang cukup
b.      Diet sehat
c.       Olahraga rutin
d.      Menjaga kebersihan badan
e.       Bangun siang
5.      Seorang remaja putri Nn. E datang ke BPM, mengatakan bahwa teman-teman satu kelompoknya suka melihat media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet. Konseling apa yang harus diberikan kepada Nn. E?
a.      Konseling tentang dampak bahayanya pornografi yang mengarah ke seks bebas.
b.      Menganjurkan remaja untuk menjauhi teman-temannya yang suka melihat tayangan yang pornografi.
c.       Menganjurkan remaja untuk mengikuti teman-temannya karena takut dianggap sombong dan tidak berjiwa sosial.
d.      Konseling tentang pola hidup sehat secara fisik, psikis, dan spiritual.
e.       Konseling tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja.
6.      Seorang mahasiswa kebidanan PTS di Yogya mempunyai cita-cita lulus tepat waktu, dengan nilai coumlode, dan bisa melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya. Mahasiswa Z selalu berusaha untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan mengikuti berbagai lomba karya ilmiah. Merupakan ciri-ciri pola hidup remaja yang mana?
a.      Pola hidup sehat psikis
b.      Pola hidup sehat spiritual
c.       Pola hidup sehat mental
d.      Pola hidup sehat fisik
e.       Pola hidup sehat jiwa
7.      Seorang remaja putri Nn. I datang ke Klinik untuk konsultasi tentang keadaannya, dia mengatakan sudah berusaha 15 tahun tetapi belum mengalami menstruasi, sudah ada tanda-tanda payudaranya membesar, adanya bulu ketiak. Sebagai bidan tindakan apa yang paling tepat diberikan kepada Nn. I?
a.       Membiarkan saja karena merupakan hal yang wajar.
b.      Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis .
c.       Memberikan konseling pendidikan seks remaja.
d.      Memberikan konseling tentang pola hidup sehat remaja.
e.       Menganjurkan untuk konsultasi ke psikolog.
8.      Remaja di SMP Negeri X menolak untuk diberikan penyuluhan tentang pendidikan seks karena masih banyak pemahaman bahwa pendidikan seks hanya pantas dibicarakan oleh orang dewasa, padahal usia remaja merupakan usia masa transisi untuk pencarian jati dirinya. Remaja tersebut tidak mengerti tentang pentingnya pendidikan seks pada remaja. Apa tujuan bidan memberikan penyuluhan tersebut?
a.       Mempersiapkan  dan  mengembangkan seluruh  potensi, dan kekuatan yang dimiliki remaja dalam memasuki jenjang pernikahan.
b.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga,dan  masyarakat.
c.       Mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
d.      Untuk mengetahui informasi dan masalah seksual pada remaja sehingga tidak melakukan seks bebas.
e.       Dapat memelihara nilai-nilai moral dan memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.
9.      Seorang remaja putri usia 19 tahun, sering menanyakan tentang pendidikan seks kepada kedua orang tuanya, tetapi orang tuanya tidak mau terbuka jika membicarakan tentang pendidikan seks karena orang tua menganggap tabu dan beranggapan bahwa pendidikan seks yang diberikan kepada anak remaja akan membuat mereka melakukan seks bebas. Informasi apa yang paling tepat diberikan kepada orang tua oleh bidan?
a.       Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar.
b.      Pendidikan seks merupakan informasi yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, perkembangan alat reproduksi (laki-laki atau wanita), tingkah laku seksual, aspek-aspek kesehatan dan kemasyarakatan.
c.       Pendidikan seks (sex education) merupakan suatu hal yang vulgar dan tidak pantas untuk dibicarakan karena akan mendorong remaja untuk berhubungan seks.
d.      Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalahgunakan untuk melakukan seks bebas.
e.       Pendidikan seks sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa dan hendak menikah, baik melalui pendidikan formal maupun informal.
10.  Seorang remaja putra usia 21 tahun tidak pernah merokok atau minum-minuman keras. Dia mengatakan tidak suka tidur malam, bangun pagi setiap hari, suka berolahraga dan makan teratur untuk menjaga kesehatan badannya. Diagnosa pola hidup sehat remaja yang paling tepat?
a.       Pola hidup sehat psikis
b.      Pola hidup sehat mental
c.       Pola hidup sosial
d.      Pola hidup fisik

e.       Pola hidup spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar