BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu
dengan kadar nilai hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada
trimester dua (Centers for Disease
Control, 1998). Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian hemodilusi (Cunningham, 2007).
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi
sehingga memicu peningkatan produksi
eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga
terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Abdulmuthalib,
2009).
Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit
(Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ekspansi volume
plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu
ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37. Penurunan
hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai
ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume
plasma yang terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin
sehingga menurunkan kadar Hematokrit, konsentrasi Hemoglobin, atau hitung eritrosit
di bawah batas “normal”, timbulah anemia. Umumnya ibu hamil dianggap anemia
jika kadar Hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 %
(Abdulmuthalib, 2009).
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang
dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih
lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan
janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih
banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan (Wiknjosastro, 2009). Akibatnya
kebutuhan zat besi semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit
dan rentan untuk terjadinya anemia, terutama anemia defisiensi besi.
Anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk baik
terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Menurut World Health Organization
(WHO) 40 % kematian ibu-ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan. Menurut Hidayat (1994) dalam Riswan (2003) disamping pengaruhnya
kepada kematian, anemia pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,
berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal. Merchan dan Agarwal
Universitas Sumatera Utara (1991) dalam Riswan (2003) melaporkan bahwa hasil
persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28
% angka kematian janin, 30 % kematian perinatal, dan 7-10 % angka kematian
neonatal.
Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia
defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya
perhatian yang cukup terhadap masalah
ini. Dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi
dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis dengan Anemia Ringan
Pada Ny. G Umur 28 tahun G1 P0 A0 AH0 Umur
Kehamilan 22+5 minggu di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun
2014“.
B. Ruang Lingkup
1.
Lingkup Materi
Materi dalam laporan studi kasus ini adalah Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologis dengan Anemia Ringan.
2.
Lingkup Sasaran
Sasaran dalam laporan studi kasus ini adalah satu orang ibu hamil yaitu Ny. G umur 28 tahun G1 P0 A0 AH0 umur kehamilan 22+5 minggu
dengan anemia ringan.
3.
Lingkup Tempat
Tempat dalam laporan studi kasus
ini adalah Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.
4.
Lingkup Waktu
Waktu yang digunakan dalam
laporan studi kasus ini adalah tanggal 2 Mei- 16 Mei 2014.
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Helen Varney serta
mendapatkan pelayanan yang nyata.
2.
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa
dapat mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
b. Mahasiswa
dapat membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
c. Mahasiswa
dapat mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang
diperoleh.
d. Mahasiswa
mampu membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai
dengan diagnosa potensial.
e. Mahasiswa
dapat memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
f. Mahasiswa
dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.
g. Mahasiswa
dapat mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.
D. Manfaat
1.
Bagi
Ilmu Pengetahuan (scienteific)
Laporan studi kasus
ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
2. Bagi Pengguna (consumer)
a.
Institusi STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta
Laporan studi kasus
ini dapat menambah kepustakaan bagi mahasiswa dan dosen, sehingga dapat
memperluas pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada ibu hamil patologis.
b.
Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan
penanggulangan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil
dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia.
c.
Bagi Pasien
Diharapkan dapat menambah
wawasan wanita-wanita hamil agar memperhatikan dan
mengatur asupan nutrisinya terutama zat besi sebelum merencanakan
kehamilan, saat kehamilan maupun setelah melahirkan.
d.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan menambah
keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa
untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Tinjauan
Pustaka
1.
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila
ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani
(spermatozoa) pada saat haid terakhir atau pada masa ovulasi.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai ahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Lamanya kehamilan mulai dari evulasi
sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup
bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi
spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm.
Anemia dalam
Kehamilan
A. Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah kurang dari
12% gram (Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah
dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan (Saifuddin,2002). Yaitu kadar
Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%. Hb
≥11 gr% :tidak anemia. Hb 9-10 gr%
:anemia ringan. Hb 7-8 gr% :anemia sedang.
Hb ≤7 gr% :anemia berat.
Jadi Anemia bukan penyakit kurang
darah tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan
zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.
B. Jenis – Jenis Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan dapat di bagi menjadi :
1) Anemia defesiensi besi (62,3%)
Anemia defisiensi besi adalah
Anemia yang terjadi akibat kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah
dalam darah. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi
dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena
terlampau banyk besi keluar dari badan, misalnya perdarahan.
Diagnosis
:
a)
Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan
ciri-ciri yang khas yaitu mikrisitosis dan hipokromasia.
b)
Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di
tandai dengan cirri-ciri khas , banyak yang bersifat normositer dan normokrom.
Sifat
lain yang khas yaitu :
a)
Kadar besi serum rendah
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang
Prognosis
:
Prognosis Anemia defesiensi besi
dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung
seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain. Anemia berat dalam
kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan dalam
kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan post partum dan
infeksi. Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia
defesiensi besi tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang
yang barubeberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infatum.
Pencegahan
dan Pengobatan :
Di daerah dengan frekuensi
kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat ferrosus atau
glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk
makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan
vitamin.
2)
Anemia
megaloblastik (29,0%)
Anemia megaloblastik adalah anemia
yang disebabkan karena defesiensi asam folat.
Diagnosis :
Diagnosis :
Diagnosis anemia megaloblastik
dibuat apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum
tulang belakang.
Prognosis :
Prognosis :
Anemia megaloblastik dalam
kehamilan mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan dengan asam folat hampir
selalu berhasil.
Pencegahan dan Pengobatan:
a) Asam folat 15-30 mg per hari
Pencegahan dan Pengobatan:
a) Asam folat 15-30 mg per hari
b)
Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
d) Pada kasus berat diberikan penambah darah
c) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
d) Pada kasus berat diberikan penambah darah
3.
Anemia
hipolastik (8,0%)
Anemia hipoplastik yaitu Anemia
yang disebabkan oleh penurunan fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel
darah merah baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.
4.
Anemia hemolitik
(0,7%)
Anemia hemolitik adalah Anemia yang
disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatanya.
Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
Pengobatan :
Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
Pengobatan :
Tergantung pada jenis anemia ini
serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obtan, hal
ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang dapat membantu
penderita.
C. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
1)
Pucat
2)
Sering pusing
3)
Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai
4)
Nafas terengah-engah
5)
Nyeri dada
6)
Mata berkunang-kunang
7)
Lidah luka
8)
Nafsu makan turun
9)
Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda
D. Penyebab Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara
mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan (Safuddin,2002).
Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya aadal sebagai berikut:
1)
Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam
makanan yang dikonsumsi, Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000mg yaitu 500mg
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
300mg untuk bayi, dan 200mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk
protein sel darah merah setiap hari. Rata-rata
ibu hamil normal perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20% yang masuk.
2)
Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak
sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama, pembedahan tertentu pada
slauran pencernaan seperti: lambung. Bahan pembentuk protein sel darah merah
diserap dari saluran pencernaan. Sebagian besar diserap dari usu halus bagian
atas terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka
penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal itu menyebabkan
kurangnya jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh sehingga
pembentukan sel darah merah terhambat.
3)
Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
berat, luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan
pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan terkurasnya
cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam tubuh sehingga
pembentukan sel darah merah terganggu.
4)
Kurang gizi
5)
Penyakit-penyakit yang sudah berlangsung lama seperti TBC
paru,cacing usus, malaria
E. Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil
1)
Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.
Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya,
berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe
(1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu
semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal
et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin
tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini
belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian
anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara
20 tahun hingga 35 tahun.
2)
Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran
(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil
dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia
dibanding yang paritas rendah.
3)
Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat
mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek.
Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan
mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa
semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4)
Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi
menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan,
tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu
hamil dari anemia. semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
5)
Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional yaitu Dr Ginekolog
dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT,
Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
6)
Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Gizi seimbang adalah pola konsumsi
makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup
sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap
orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan
makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. (Kodyat,
1995).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe
diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi
tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet
Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia,
khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif
karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh
konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh
konsumsi tablet Fe.
F. Akibat Anemia Pada Ibu Hamil
1.
Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama
a)
Dapat terjadi keguguran
b)
Cacat bawaan
2. Akibat anemia
pada usia kehamilan 4-9 bulan
a)
Persalinan belum cukup bulan
b)
Perdarahan dalam melahirkan
c)
Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
d)
Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian.
e)
Mudah terkena infeksi
3. Akibat anemia
saat melahirkan
a)
Gangguan kekuatan mengejan
b)
Melahirkan berlangsung lama
c)
Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
4. Akibat anemia
terhadap bayi
a)
Kematian dalam kandungan
b)
Cacat bawaan
c)
Kecerdasannya rendah
d)
Bayi lahir dengan anemia
e)
Berat badan bayi lahir kecil
G. Tujuan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil
Tujuan dari pencegahan anemia
selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah
merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk mencegah kekurangan
bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.
H. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil
1) Pemberian
tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa kehamilan (± 90
tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg
asam folat ) minum dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau
dengan air the karena akan menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa
tidak enak di hulu hati, mual, muntah dan mencret.
2) Memakan makanan
yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti : Telur,
Susu, hati, ikan, daging, tempe, sayuran warna
hijau (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong), buah-buahan (jeruk, jambu
biji, pisang, tomat).
3) Periksa secepat
mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah pencegahan
bisa segera dilakukan.
2.
Perubahan Psikologis Pada Ibu
Hamil
a. Trimester
Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron
dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan mual muntah pada
pagi hari, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda
untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
b. Trimester
Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa
sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak
ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
c. Trimester
ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu atau waspada sebab pada saat
itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali merasa khawatir atau kalau bayi yang
akan dilahirkannya tidak normal.
3.
Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah
periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan
pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan
kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Sedang tujuan Khusus ANC adalah
:
a.
Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
c.
Mengenal
secara dini adanya, ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.
d.
Mempersiapkan
kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan
ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f.
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara optimal.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan yaitu :
a.
Satu
kali pada trimester I
b.
Satu
kali pada trimester II
c.
Dua
kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah
ketahui terlambat haid. Kunjungan ANC yang benar adalah :
a. Pemeriksaan pertama kali yng
ideal sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
b. Setiap bulan sampai kehamilan 28
minggu.
c. Setiap 2 minggu sampai umur
kehamilan 32 minggu.
d. Setiap 1 minggu sejak kehamiilan
36 minggu sampai terjadi kehamilan.
e. Pemeriksaan khusus jika ada
keluhan tertentu.
Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan
bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15
kali dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II
dan dua kali pada trimester III, namun jika terdapat kelainan dalam
kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan disesuaikan menurut kebutuhan
masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur jika ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur :
pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya
melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”
1)
Timbang
berat badan
2)
Ukur tekanan
darah
3)
Ukur tinggi
fundus uteri (TFU)
4)
Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap
5)
Pemberian tablet
zat besi minimum 90 tablet
selama kehamilan
6)
Tes
terhadap penyakit menular seksual (PMS)
7)
Temu wicara dalam rangka persiapan rujuk
4.
Standar Pelayanan Ante Natal Care
(ANC)
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen,
kebidanan dengan langkah : pengumpulan data dan analisis data, penentuan
diagnosa perencanan evaluasi
dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di
lakukan sacara sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan
dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi Ibu
Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan
Pemantauan Antenatal
Bidan memberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit
Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus). Bila ditemukan
kelainan, bidan harus
mampu mengambil
tindakan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi
Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama
dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan
usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan
rujukan tepat waktu.
Standar 6 :
Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Standar 7 :
Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 :
Pemeriksaan Persalinan
Bidan memberi saran
yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman, suasana yang menyenangkan direncanakan dengan baik,
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba
terjadi keadaan gawat darurat.
B.
PATHWAYS
Gambar 1. Pathways Standar
Pelayanan Kebidanan pada Ibu Hamil (SPK)
C. MIND
MAP KASUS
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Gambar 2. Mind Map Kasus Anemia Dalam Kehamilan
D. MIND MAP TEORI
|
|||||
Gambar 3. Mind Map Teori Kehamilan Normal
BAB III
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS DENGAN ANEMIA RINGAN
NY. G UMUR 28 TAHUN G1P0A0Ah0
UK 22+5 MINGGU
DI
PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA
Pengkajian Data
Tanggal : 13 Mei 2014
Waktu : 10.00 WIB
Tempat / Ruang
: Puskesmas
Jetis / Poli Kebidanan
Oleh : Wiji Oktanasari
A. DATA SUBYEKTIF
Identitas Ibu Suami
Nama :
Ny. G Tn.
W
Umur : 28
tahun 26
tahun
Agama :
Islam Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa
/ Indonesia
Pendidikan :
SMA SMA
Pekerjaan :
IRT Karyawan
Swasta
Alamat : Kemetiran Kidul Kemetiran Kidul
1.
Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa
lemas dan pusing.
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun HPHT : 28 November 2013
Siklus : 28
hari HPL
: 5 Agustus
2014
Lama : 6-7
hari UK : 22
+5 minggu
Keluhan : Tidak ada keluhan
4.
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, sah, menikah pada saat usia tahun, lama pernikahan 1 tahun.
5.
Riwayat Kehamilan Sekarang
a. PP
test positif tanggal 13
Januari 2014.
b. Imunisasi
TT 5x.
c. Pergerakan janin yang pertama dirasakan
pada umur kehamilan 18 minggu.
d. Pergerakan janin dirasakan 24
x/hari.
e. Keluhan
yang dirasakan :
- TM
I : Mual
muntah.
Penanganan
: Makan sedikit sedikit tetapi sering.
- TM
II : Pusing dan
sering cepat lelah.
Penanganan
: Banyak istirahat.
6.
Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun.
7.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.
Nutrisi
-
Sebelum hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang, jenis : nasi, sayur,
lauk pauk, tidak ada keluhan.
Minum : 6-7 gelas/hari, jenis : air putih, teh, tidak
ada keluhan.
-
Selama hamil
Makan :
3-4x/hari, porsi sedang, jenis : nasi, sayur, lauk pauk, buah, tidak ada
keluhan.
Minum :
7-9 gelas/hari, jenis : air putih, teh, susu, tidak ada keluhan.
b. Eliminasi
-
Sebelum hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, bau dan warna khas
feses, tidak ada keluhan.
BAK : 5-6x/hari, konsistensi cair, bau dan warna khas
urine, tidak ada keluhan.
-
Selama hamil
BAB :
1x/hari, konsistensi lembek, bau dan warna khas feses, tidak ada keluhan.
BAK :
6-8x/hari, konsistensi cair, bau dan warna khas urine, tidak ada keluhan.
c. Aktivitas
Ibu
mengatakan melakukan aktivitas rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan
membereskan rumah.
d. Istirahat
Ibu
mengatakan biasa tidur siang 1 jam dan tidur malam 8-9 jam.
e.
Seksualitas
Ibu
mengatakan melakukan hubungan seksual 2x/minggu, tidak ada keluhan.
f. Personal
Hygiene
Ibu
mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti baju
2x/hari.
8.
Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan ia, suami dan keluarganya tidak sedang
atau pernah menderita penyakit seperti asma, hipertensi, DM, jantung,
hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
9.
Riwayat
Perencanaan Persiapan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
a.
Nama
ibu : Ny. G
b.
Taksiran
persalinan : 5 Agustus 2014.
c.
Penolong
persalinan : Bidan
d.
Tempat
persalinan : Puskesmas Jetis
e.
Pendamping
persalinan : Suami
f.
Transportasi
: Sepeda Motor
g.
Calon
pendonor darah : Tn. Z (34 tahun)
10. Riwayat
Psikososial Spiritual
-
Ibu mengatakan kehamilan yang pertama ini diharapkan
oleh ibu, suami, dan keluarganya.
-
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga
adalah suaminya.
-
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga,
dan lingkungan masyarakat baik.
-
Ibu mengatakan menjalankan shalat wajib dan mengikuti
pengajian rutin.
B. DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda
vital
TD : 100/60
mmHg S : 36,4C
N :
80x/menit R : 22x/menit
Antropometri
:
BB
sebelum hamil : 55 kg BB hamil : 61 kg
TB : 154
cm Lila : 26 cm
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala :
Mesocephal, rambut hitam, bersih, tidak ada ketombe.
b.
Muka : Pucat dan
tidak oedem.
c.
Mata : Simetris,
konjungtiva putih
pucat, sclera putih.
d.
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
e.
Telinga : Bersih,
tidak ada serumen.
f.
Mulut : Bersih,
tidak ada stomatitis, tidak ada karies.
g.
Leher :Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan
tidak ada pelebaran vena jugularis.
h.
Dada : Tidak
ada retraksi dada.
i.
Payudara : Simetris,
puting susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi.
j.
Abdomen : Pembesaran
sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum dan
ada linea
nigra, ballotment +.
Palpasi Leopold
Leopold 1 : TFU 3 jari bawah
pusat.
TFU : 22
cm.
TBJ : (TFU-12) x 155 = (22-12) x 155 = 1550 gram.
DJJ : +
143x/menit, teratur.
Genetalia :
Tidak dikaji
Anus :
Tidak dikaji
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varices pada tangan
dan kaki, reflek
pattela kanan kiri positif.
C. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal
13 Mei 2014.
Hemoglobin 9,4 gr%.
ANALISA
Ny. G
umur 28
tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 22+5 minggu dengan anemia ringan.
PENATALAKSANAAN
Tanggal/Jam : 13 Mei 2013
/ 10.15
WIB
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu menderita anemia ringan karena
Hbnya 9,4 gr%. Ibu mengerti dan merasa khawatir.
2.
Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa tinggi rahim kurang yaitu 3 jari bawah
pusat, umur kehamilan 22+5 minggu tinggi fundus uteri seharusnya setinggi
pusat dan jika TFU 3 jari di bawah pusat sesuai dengan umur kehamilan 20
minggu, itu berarti TFU pasien tidak normal. Ibu mengerti.
3.
Menjelaskan
kepada ibu tentang pengertian anemia yaitu kurangnya
sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah yang rendah dalam darah dan klasifikasi anemia dalam kehamilan dimana
Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%. Hb
≥11 gr% :tidak anemia. Hb 9-10 gr%
:anemia ringan. Hb 7-8 gr% :anemia sedang.
Hb ≤7 gr% :anemia berat. Ibu mengerti
penjelasan yang diberikan.
4.
Menjelaskan
kepada ibu tentang akibat yang ditimbukan anemia yaitu persalinan belum cukup bulan, Gangguan
pertumbuhan bayi dalam kandungan, Kematian
dalam kandungan, Cacat bawaan, Kecerdasannya rendah, Bayi lahir dengan anemia, Berat
badan bayi lahir kecil. Ibu mengerti dan merasa takut.
5.
Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan yang bergizi
dan seimbang 4 sehat
5 sempurna dengan mengkonsumsi nasi, sayuran hijau seperti bayam,
lauk pauk terutama
hati, buah dan susu
untuk mengatasi anemia yang dialami ibu. Ibu
mengerti dan bersedia.
6.
Menganjurkan ibu untuk menjaga pola aktivitas dengan
tidak terlalu capai dalam bekerja, istirahat dan tidur yang cukup, tidak
mengangkat yang berat-berat terlebih dahulu. Ibu
bersedia
7.
Memberikan KIE tanda bahaya pada ibu hamil meliputi
perdarahan banyak melalui vagina, sakit kepala hebat, bengkak pada tangan,
kaki, dan wajah, gerakan janin berkurang, pandangan mata kabur. Ibu
mengerti.
8.
Memberikan terapi obat kepada ibu Kalk
1x1, Fe 2x1. Tablet Fe
diminum2x sehari
setiap bangun tidur dan pada malam hari
menjelang tidur dan diminum dengan air putih atau air jeruk,
jangan diminum dengan susu, kopi, atau teh. Ibu mengerti dan
bersedia meminum obat secara
teratur.
9.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
lagi atau segera datang bila ada keluhan. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan 4 ulang mingggu lagi atau datang segera bila ada keluhan.
10. Melakukan pendokumentasian.
Dokumentasi telah dilakukan
Yogyakarta, 14 Mei 2014
Praktikan
Wiji Oktanasari
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pelayanan Antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan Antenatal integrasi pelayanan Antenatal rutin dengan beberapa program
lain yang sasarannya pada ibu hamil,sesuai prioritas Depertemen Kesehatan yang
diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal (Depkes, RI 2009). Dengan tidak dimanfaatkan sarana
pelayanan Antenatal dapat disebabkan
oleh banyak faktor seperti ketidak mampuan dalam hal biaya , lokasi pelayanan
yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara
berkala. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan /asuhan Antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Setelah melakukan pengkajian pada
Ny. “ G ” dengan pemeriksaan
yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Pengumpulan Data
Identitas isteri dan
suami yang perlu di kaji adalah nama,umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
no.telp dan alamat. Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin
memiliki nama yang sama dengan alamat dan no.telp yang berbeda dan umur juga
untuk mengetahui factor resiko, jika umur ibu <20>35 tahun ini merupakan
umur ynag berisiko bagi ibu hamil.20>
Kehamilan resiko
tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar
baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa
kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal (Haryono, 2007).
Ibu hamil dengan
kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang
lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan
kehamilan/persalinan normal.
Melakukan
pengumpulan data melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus serta
pemeriksaan penunjang atau laboratorium. Secara umum kemungkinan ditemukan gambaran kesadarn umum.
Dimana kesadaran klien sangat penting dinilai denagn melakukan anamnesa.
Kesadaran di nilai baik jika klien dapat menjawab semua pertanyaan. Selain itu,
klien yang sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan psikologis. Selain
kesadran umum juga mencakup tanda-tanda vital yaitu: tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu serta TB, BB dan keadaan umum.
Dalam tahap pengumpulan data penulis mendapatkan
kesesuaian antara konsep asuhan dengan tinjauan kasus dari data subyektif
pada Ny. G begitu pula data obyektifnya normal, penulis tidak menemukan
kesenjangan antara
teori dan praktek, karena semua data yang dibutuhkan sesuai dengan teori dapat diperoleh
secara lengkap di lapangan. Klien sangat kooperatif dalam menyimak maupun
menjawab pertanyaan.
2.
Interpretasi Data
Ibu G1 P0 A0 H0 usia
kehamilan 22-23 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, keadaan jalan
lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik. Diagnosa ini sesuai dengan teori
(pengantar kuliah obstetric : 2007) dan pada kasus ini ditemukan dengan anemia
ringan
Dari penyimpulan data di dapatkan kesesuaian antara
konsep asuhan kebidanan
dengan tinjauan kasus pada Ny. G. Penulis tidak menemukan kesenjangan antara asuhan kebidanan didalam teori
dan praktek.
3.
Identifikasi Diagnosa
Sesuai dengan
tinjauan teoritis (Winkjosastro : 2005), pada kehamilan normal tidak di temukan
diagnosa potensial.
Penulis
dapat menegakkan diagnosa sesuai dengan teori, diagnosa kehamilan normal yaitu tanpa adanya keluhan dan hasil
pemeriksaan fisik yang normal. Pada
kasus Ny. G ditemukan bahwa Ny. tidak mempunyai keluhan dan dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Ny. G dalam keadaan baik dan normal. Maka diagnosa kehamilan Ny.
G kehamilan patologis karena
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
4.
Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi
Karena pada kasus
kehamilan normal tidak ditemui diagnosa potensial, maka tindakan segera belum
di butuhkan . hal ini sesuai dengan teori (Winkjosastro : 2005).
Penulis dapat memberikan kebutuhan segera pada Ny. G sesuai
dengan penegakan diagnosa jika terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek dapat berkolaborasi
dengan dr. Spog.
5.
Perencanaan
Pada
tahap perencanaan tidak
ditemukan kesenjangan antara asuhan kebidanan didalam teori dan praktek. Perencanaan asuhan
kebidanan pada Ny. G dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada.
Dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat direncanakan asuhan sesuai
dengan kebutuhan yaitu :
a)
Berikan
penjelasan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya
b)
Anjurkan
ibu untuk istirahat
c)
Beri
ibu terapy obat-obatan
d)
Beritahu
ibu cara mengkonsumsi tablet Fe
e)
ingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan
f)
Beritahu
ibu untuk mulai mempersiapkan keperluan persalinan
g)
Anjurkan
ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi
6.
Pelaksanaan
Tahap
pelaksanaannya di lapangan asuhan kehamilan patologis dapat diterapkan serta dilaksanakan dengan baik. Dari rencana yang
diterapkan pada Ny. G , tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek. Ibu pun terlihat kooperatif karena
telah dijelaskan sebelumnya sehingga tidak mendapat kesulitan.
Semua rencana
tindakan dapat diaplikasikan ke dalam tindakan yang nyata dan dapat berjalan
dengan baik.
7.
Evaluasi
Evaluasi pada
kasus ini sangat baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang diberikan
dapat diaplikasikan dengan efektif, dimana ibu tidak mengalami masalah yang
begitu berarti. Pada kehamilannya, penulis mampu mengatasi gangguan
ketidaknyamana dan ibu mau melakukan anjuran yang diberikan.
Dari hasil asuhan yang diberikan, diharapkan keadaan ibu
dan janin baik, dalam kasus Ny. G, rencana dapat diberikan atau dilaksanakan
sehingga hasil sesuai dengan yang diharapkan, kehamilan Ny. G patologis. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai semua tindakan yang
kita berikan apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan ibu dan juga menilai
keadaan ibu. Dilahan setelah melakukan evalusi semua kebutuhan ibu telah
diberikan dan semua tindakan telah diberikan dengan baik. Keadaan bayinya
baik dan ibu mengalami anemia ringan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Antenatal
Care (ANC) berperanan sangat penting bagi keselamatan ibu dan janin, meminimalis
resiko-resiko kehamilan dan menekan angka kematian pasca persalinan. Dengan
melakukan ANC secara dini saat diketahui adanya kehamilan maka secara dini pula
kelainan-kelainan yang terjadi dapat dideteksi.
Dalam
memberikan asuhan kebidanan ANC harus secara komprehensif dan sesuai standar
sehingga diagnosa dapat ditentukan secara tepat. Kehamilan normal sangat
membutuhkan perawatan dan asuhan yang bermutu sehingga dapat mencegah adanya
komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Setelah melakukan asuhan
kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan pada Ny. G Usia 28 Tahun
G1 P0 A0 AH0 umur kehamilan 22+5
minggu di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2014, maka penulis dapat
mengambil beberapa simpulan sebagai berikut :
1.
Telah
dilakukan pengkajian dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
2.
Telah
membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
3.
Telah
mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang
diperoleh.
4.
Telah
membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai dengan
diagnosa potensial.
5.
Telah
memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
6.
Telah
melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.
7.
Telah
mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.
B. SARAN
1.
Bagi Pasien
Untuk
mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil, maka di perlukan
kerja sama yang baik untuk memecahkan masalah yang timbul dan pemberian data
yang sesuai dengan kebutuhan untuk penegakan diagnose yang tepat.
2.
Bagi Petugas
Untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam
tugasnya sebagai pelaksanaan
pelayanan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis.
3.
Institusi pendidikan
Penulis mengharapkan
pembuatan laporan kasus yang telah ada tetap dijadikan acuan, bahan bacaan di
perpustakaaan dan bahan perbandingan untuk pembuatan laporan kasus yang lebih
baik lagi terutama yang berhubungan dengan kasus kehamilan.
4.
Mahasiswa
Diharapkan dapat menggali ilmu lebih dalam
lagi serta lebih giat belajar dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan
dilahan praktek. Mahasiswa dapat membuat laporan kasus kehamilan dengan
menggali lebih dalam tentang berbagai permasalahan pada ibu hamil.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.
Irawan C. 2008.
Penyakit - penyakit pada kehamilan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Siwi, S. 2010. Hubungan
tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil di kecamatan Jebres Surakarta [Internet].
Available from : http://www.digilib.uns.ac.id/149281608201002271.pdf.
[Accessed 13 Mei 2014].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar