Minggu, 25 Oktober 2015

Laporan Kasus Ibu Hamil


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai  hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai  hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua (Centers for Disease  Control, 1998). Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian  hemodilusi (Cunningham, 2007).
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu  peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Abdulmuthalib, 2009).
Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ekspansi volume plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume plasma yang terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar Hematokrit, konsentrasi Hemoglobin, atau hitung eritrosit di bawah batas “normal”, timbulah anemia. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar Hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 % (Abdulmuthalib, 2009).
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan (Wiknjosastro, 2009). Akibatnya kebutuhan zat besi semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan rentan untuk terjadinya anemia, terutama anemia defisiensi besi.
Anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Menurut World Health Organization (WHO) 40 % kematian ibu-ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Menurut Hidayat (1994) dalam Riswan (2003) disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal. Merchan dan Agarwal Universitas Sumatera Utara (1991) dalam Riswan (2003) melaporkan bahwa hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28 % angka kematian janin, 30 % kematian perinatal, dan 7-10 % angka kematian neonatal.
Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup  terhadap masalah ini. Dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis dengan Anemia Ringan Pada Ny. G Umur 28 tahun G1 P0 A0 AH0 Umur Kehamilan 22+5 minggu di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2014“.



B.       Ruang Lingkup
1.      Lingkup Materi
Materi dalam laporan studi kasus ini adalah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologis dengan Anemia Ringan.
2.      Lingkup Sasaran
Sasaran dalam laporan studi kasus ini adalah satu orang ibu hamil yaitu Ny.  G umur 28 tahun G1 P0 A0 AH0 umur kehamilan 22+5 minggu dengan anemia ringan.
3.      Lingkup Tempat
Tempat dalam laporan studi kasus ini adalah Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.
4.      Lingkup Waktu
Waktu yang digunakan dalam laporan studi kasus ini adalah tanggal 2 Mei- 16 Mei 2014.

C.      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Helen Varney serta mendapatkan pelayanan yang nyata.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa dapat mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
b.      Mahasiswa dapat membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
c.       Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang diperoleh.
d.      Mahasiswa mampu membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai dengan diagnosa potensial.
e.       Mahasiswa dapat memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
f.       Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.
g.      Mahasiswa dapat mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.

D.      Manfaat
1.             Bagi Ilmu Pengetahuan (scienteific)
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
2.    Bagi Pengguna (consumer)
a.       Institusi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Laporan studi kasus ini dapat menambah kepustakaan bagi mahasiswa dan dosen, sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis.
b.      Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia.
c.       Bagi Pasien
Diharapkan dapat menambah wawasan wanita-wanita hamil  agar memperhatikan dan mengatur asupan nutrisinya terutama zat besi sebelum merencanakan kehamilan, saat kehamilan maupun setelah  melahirkan.
d.      Bagi Mahasiswa
Diharapkan menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Tinjauan Pustaka

1.        Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat haid terakhir atau pada masa ovulasi.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai ahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Lamanya kehamilan mulai dari evulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

Anemia dalam Kehamilan
A.    Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah kurang dari 12% gram (Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan (Saifuddin,2002). Yaitu kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%. Hb ≥11 gr% :tidak anemia. Hb 9-10 gr% :anemia ringan. Hb 7-8 gr% :anemia sedang. Hb ≤7 gr% :anemia berat.
Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.

B.     Jenis – Jenis Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan dapat di bagi menjadi :
1)   Anemia defesiensi besi (62,3%)
Anemia defisiensi besi adalah Anemia yang terjadi akibat kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam darah. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyk besi keluar dari badan, misalnya perdarahan.
Diagnosis :
a)    Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu mikrisitosis dan hipokromasia.
b)   Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas , banyak yang bersifat normositer dan normokrom.
Sifat lain yang khas yaitu :
a) Kadar besi serum rendah
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang
Prognosis :
Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain. Anemia berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan post partum dan infeksi. Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia defesiensi besi tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infatum.
Pencegahan dan Pengobatan :
Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.

2)        Anemia megaloblastik (29,0%)
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena defesiensi asam folat.
Diagnosis :
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang belakang.
Prognosis :
Anemia megaloblastik dalam kehamilan mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil.
Pencegahan dan Pengobatan:
a) Asam folat 15-30 mg per hari
b) Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
d) Pada kasus berat diberikan penambah darah

3.                                                                            Anemia hipolastik (8,0%)
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh penurunan fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.

4.                                                                            Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia hemolitik adalah Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatanya.
Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
Pengobatan :
Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang dapat membantu penderita.

C.    Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
1)        Pucat
2)        Sering pusing
3)        Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai
4)        Nafas terengah-engah
5)        Nyeri dada
6)        Mata berkunang-kunang
7)        Lidah luka
8)        Nafsu makan turun
9)        Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda

D.    Penyebab Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan (Safuddin,2002). Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya aadal sebagai berikut:
1)      Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam makanan yang dikonsumsi, Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000mg yaitu 500mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, 300mg untuk bayi, dan 200mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein sel darah merah setiap hari. Rata-rata ibu hamil normal perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20% yang masuk.
2)      Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama, pembedahan tertentu pada slauran pencernaan seperti: lambung. Bahan pembentuk protein sel darah merah diserap dari saluran pencernaan. Sebagian besar diserap dari usu halus bagian atas terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terhambat.
3)      Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
4)      Kurang gizi
5)      Penyakit-penyakit yang sudah berlangsung lama seperti TBC paru,cacing usus, malaria

E.     Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil
1)      Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.
2)      Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah.
3)      Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4)      Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia. semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
5)      Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
6)      Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. (Kodyat, 1995).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.

F.     Akibat Anemia Pada Ibu Hamil
1.    Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama
a)                                                                                                                                 Dapat terjadi keguguran
b)                                                                                                                                 Cacat bawaan
2.    Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan
a)                                                                                                                                 Persalinan belum cukup bulan
b)                                                                                                                                 Perdarahan dalam melahirkan
c)                                                                                                                                 Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
d)        Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian.
e)         Mudah terkena infeksi
3.    Akibat anemia saat melahirkan
a)                                                                                                                                 Gangguan kekuatan mengejan
b)                                                                                                                                 Melahirkan berlangsung lama
c)                                                                                                                                 Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
4.    Akibat anemia terhadap bayi
a)                                                                                                                                 Kematian dalam kandungan
b)                                                                                                                                 Cacat bawaan
c)                                                                                                                                 Kecerdasannya rendah
d)                                                                                                                                Bayi lahir dengan anemia
e)                                                                                                                                 Berat badan bayi lahir kecil

G.    Tujuan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil
Tujuan dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.

H.    Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil
1)   Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa kehamilan (± 90 tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat ) minum dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan air the karena akan menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah dan mencret.
2)   Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti : Telur, Susu, hati, ikan, daging, tempe, sayuran warna hijau (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong), buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat).
3)   Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan.

2.        Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
a.      Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan mual muntah pada pagi hari, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
b.      Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.
c.       Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali merasa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

3.        Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk   mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Sedang tujuan Khusus ANC adalah :
a.    Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi.
b.    Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
c.    Mengenal secara dini adanya, ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.
d.   Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.    Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f.     Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
a.         Satu kali pada trimester I
b.         Satu kali pada trimester II
c.         Dua kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid. Kunjungan ANC yang benar adalah :
a.    Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
b.    Setiap bulan sampai kehamilan 28 minggu.
c.    Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu.
d.   Setiap 1 minggu sejak kehamiilan 36 minggu sampai terjadi kehamilan.
e.    Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.
Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan disesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”
1)                            Timbang berat badan
2)                            Ukur tekanan darah
3)                            Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
4)                            Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap
5)                            Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan
6)                            Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS)
7)                            Temu wicara dalam rangka persiapan rujuk

4.        Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan langkah : pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanan evaluasi dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus). Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan
Bidan memberi saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman, suasana yang menyenangkan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.






B.     PATHWAYS

Rounded Rectangle: Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan
 




















Gambar 1. Pathways Standar Pelayanan Kebidanan pada Ibu Hamil (SPK)



C.    MIND MAP KASUS
1.    Usia ibu
2.    Gravida
3.    Paritas
4.    Abortus
5.    Jarak kehamilan
6.    Pengetahuan
7.    Pendidikan
8.    Sosial ekonomi
 
Analisa

 
Penatalaksanaan
 
1.    Beritahu keadaan ibu dan janin
2.    KIE keluhan ibu
3.    KIE nutrisi
4.    KIE istirahat
5.    KIE tanda bahaya
6.    Terapi Obat
7.    Kunjungan ulang
 
Pasien
pulang
 
 

























Gambar 2. Mind Map Kasus Anemia Dalam Kehamilan


D. MIND MAP TEORI


Pengertian
 
 



























Gambar 3. Mind Map Teori Kehamilan Normal


BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS DENGAN ANEMIA RINGAN NY. G UMUR 28 TAHUN G1P0A0Ah0 UK 22+5 MINGGU
DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA


Pengkajian Data
Tanggal                : 13 Mei 2014
Waktu                  : 10.00 WIB
Tempat / Ruang     : Puskesmas Jetis / Poli Kebidanan
Oleh                     : Wiji Oktanasari

A.  DATA SUBYEKTIF
Identitas                Ibu                                                       Suami
Nama         : Ny. G                                                            Tn. W
Umur         : 28 tahun                                26 tahun
Agama        : Islam                                    Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia                         Jawa / Indonesia
Pendidikan    : SMA                                             SMA
Pekerjaan     : IRT                                     Karyawan Swasta
Alamat        : Kemetiran Kidul                             Kemetiran Kidul

1.      Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa lemas dan pusing.
3.      Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun            HPHT : 28 November 2013
Siklus     : 28 hari             HPL   : 5 Agustus 2014
Lama    : 6-7 hari              UK :  22 +5 minggu
Keluhan : Tidak ada keluhan
4.      Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, sah, menikah pada saat usia  tahun, lama pernikahan 1 tahun.
5.      Riwayat Kehamilan Sekarang
a.       PP test positif tanggal 13 Januari 2014.
b.      Imunisasi TT 5x.
c.       Pergerakan janin yang pertama dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu.
d.      Pergerakan janin dirasakan 24 x/hari.
e.       Keluhan yang dirasakan :
-       TM I : Mual muntah.
Penanganan : Makan sedikit sedikit tetapi sering.
-       TM II : Pusing dan sering cepat lelah.
Penanganan : Banyak istirahat.
6.      Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
7.      Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.       Nutrisi
-          Sebelum hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang, jenis : nasi, sayur, lauk pauk, tidak ada keluhan.
Minum : 6-7 gelas/hari, jenis : air putih, teh, tidak ada keluhan.
-          Selama hamil
Makan : 3-4x/hari, porsi sedang, jenis : nasi, sayur, lauk pauk, buah, tidak ada keluhan.
Minum : 7-9 gelas/hari, jenis : air putih, teh, susu, tidak ada keluhan.
b.      Eliminasi
-          Sebelum hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, bau dan warna khas feses, tidak ada keluhan.
BAK : 5-6x/hari, konsistensi cair, bau dan warna khas urine, tidak ada keluhan.
-          Selama hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, bau dan warna khas feses, tidak ada keluhan.
BAK : 6-8x/hari, konsistensi cair, bau dan warna khas urine, tidak ada keluhan.
c.       Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan membereskan rumah.
d.      Istirahat
Ibu mengatakan biasa tidur siang 1 jam dan tidur malam 8-9 jam.
e.       Seksualitas
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x/minggu, tidak ada keluhan.
f.       Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti baju 2x/hari.
8.      Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan ia, suami dan keluarganya tidak sedang atau pernah menderita penyakit seperti asma, hipertensi, DM, jantung, hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
9.        Riwayat Perencanaan Persiapan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
a.                                                                                                                    Nama ibu : Ny. G
b.                                                                                                                   Taksiran persalinan : 5 Agustus 2014.
c.                                                                                                                    Penolong persalinan : Bidan
d.                                                                                                                   Tempat persalinan : Puskesmas Jetis
e.                                                                                                                    Pendamping persalinan : Suami
f.                                                                                                                    Transportasi : Sepeda Motor
g.                                                                                                                   Calon pendonor darah : Tn. Z (34 tahun)
10.  Riwayat Psikososial Spiritual
-          Ibu mengatakan kehamilan yang pertama ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarganya.
-          Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suaminya.
-          Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan lingkungan masyarakat baik.
-          Ibu mengatakan menjalankan shalat wajib dan mengikuti pengajian rutin.


B.       DATA OBYEKTIF
1.                                                                                           Pemeriksaan Umum
Keadaan umum  : Baik
Kesadaran       : Compos mentis

Tanda vital
TD : 100/60 mmHg     S : 36,4C
N : 80x/menit           R : 22x/menit
Antropometri :
BB sebelum hamil : 55 kg    BB hamil : 61 kg
TB : 154 cm                  Lila : 26 cm
2.                                           Pemeriksaan Fisik
a.    Kepala        : Mesocephal, rambut hitam, bersih, tidak ada ketombe.
b.    Muka          : Pucat dan tidak oedem.
c.    Mata           : Simetris, konjungtiva putih pucat, sclera putih.
d.   Hidung       : Bersih, tidak ada polip.
e.    Telinga        : Bersih, tidak ada serumen.
f.     Mulut          : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies.
g.    Leher          :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan tidak ada pelebaran vena jugularis.
h.    Dada           : Tidak ada retraksi dada.
i.      Payudara     : Simetris, puting susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi.
j.      Abdomen : Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum dan ada linea nigra, ballotment +.
Palpasi Leopold
Leopold 1   : TFU 3 jari bawah pusat.
TFU      :  22 cm.
TBJ       : (TFU-12) x 155 = (22-12) x 155 = 1550 gram.
DJJ       : + 143x/menit, teratur.
Genetalia  : Tidak dikaji
Anus       : Tidak dikaji
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varices pada tangan dan kaki, reflek pattela kanan kiri positif.

C. Data Penunjang
            Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 13 Mei 2014.
            Hemoglobin 9,4 gr%.
           

ANALISA
Ny. G umur 28 tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 22+5 minggu dengan anemia ringan.


PENATALAKSANAAN                 Tanggal/Jam : 13 Mei 2013 / 10.15 WIB
1.   Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu menderita anemia ringan karena Hbnya 9,4 gr%. Ibu mengerti dan merasa khawatir.
2.   Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa tinggi rahim kurang yaitu 3 jari bawah pusat, umur kehamilan 22+5 minggu tinggi fundus uteri seharusnya setinggi pusat dan jika TFU 3 jari di bawah pusat sesuai dengan umur kehamilan 20 minggu, itu berarti TFU pasien tidak normal. Ibu mengerti.
3.   Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian anemia yaitu kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah dan klasifikasi anemia dalam kehamilan dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%. Hb ≥11 gr% :tidak anemia. Hb 9-10 gr% :anemia ringan. Hb 7-8 gr% :anemia sedang. Hb ≤7 gr% :anemia berat. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
4.   Menjelaskan kepada ibu tentang akibat yang ditimbukan anemia yaitu persalinan belum cukup bulan, Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan, Kematian dalam kandungan, Cacat bawaan, Kecerdasannya rendah, Bayi lahir dengan anemia, Berat badan bayi lahir kecil. Ibu mengerti dan merasa takut.
5.   Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan yang bergizi dan seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan mengkonsumsi nasi, sayuran hijau seperti bayam, lauk pauk terutama hati, buah dan susu untuk mengatasi anemia yang dialami ibu. Ibu mengerti dan bersedia.
6.      Menganjurkan ibu untuk menjaga pola aktivitas dengan tidak terlalu capai dalam bekerja, istirahat dan tidur yang cukup, tidak mengangkat yang berat-berat terlebih dahulu. Ibu bersedia
7.      Memberikan KIE tanda bahaya pada ibu hamil meliputi perdarahan banyak melalui vagina, sakit kepala hebat, bengkak pada tangan, kaki, dan wajah, gerakan janin berkurang, pandangan mata kabur. Ibu mengerti.
8.      Memberikan terapi obat kepada ibu Kalk 1x1, Fe 2x1. Tablet Fe diminum2x sehari setiap bangun tidur dan pada malam hari menjelang tidur dan diminum dengan air putih atau air jeruk, jangan diminum dengan susu, kopi, atau teh. Ibu mengerti dan bersedia meminum obat secara teratur.
9.      Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi atau segera datang bila ada keluhan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan 4 ulang mingggu lagi atau datang segera bila ada keluhan.
10.  Melakukan pendokumentasian. Dokumentasi telah dilakukan




Yogyakarta, 14 Mei 2014  
                                                                        Praktikan                    



                           Wiji Oktanasari


BAB IV
PEMBAHASAN

Pelayanan Antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan Antenatal integrasi pelayanan Antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil,sesuai prioritas Depertemen Kesehatan yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal (Depkes, RI 2009). Dengan tidak dimanfaatkan sarana pelayanan Antenatal dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti ketidak mampuan dalam hal biaya , lokasi pelayanan yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara berkala. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan /asuhan Antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “ G ” dengan pemeriksaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.    Pengumpulan Data
Identitas isteri dan suami yang perlu di kaji adalah nama,umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, no.telp dan alamat. Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama yang sama dengan alamat dan no.telp yang berbeda dan umur juga untuk mengetahui factor resiko, jika umur ibu <20>35 tahun ini merupakan umur ynag berisiko bagi ibu hamil.
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal (Haryono, 2007).
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan/persalinan normal.
Melakukan pengumpulan data melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus serta pemeriksaan penunjang atau laboratorium. Secara umum kemungkinan ditemukan gambaran kesadarn umum. Dimana kesadaran klien sangat penting dinilai denagn melakukan anamnesa. Kesadaran di nilai baik jika klien dapat menjawab semua pertanyaan. Selain itu, klien yang sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan psikologis. Selain kesadran umum juga mencakup tanda-tanda vital yaitu: tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu serta TB, BB dan keadaan umum.
Dalam tahap pengumpulan data penulis mendapatkan kesesuaian antara konsep asuhan dengan tinjauan kasus dari data subyektif pada Ny. G begitu pula data obyektifnya normal, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek, karena semua data yang dibutuhkan sesuai dengan teori dapat diperoleh secara lengkap di lapangan. Klien sangat kooperatif dalam menyimak maupun menjawab pertanyaan.

2.    Interpretasi Data
Ibu G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 22-23 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik. Diagnosa ini sesuai dengan teori (pengantar kuliah obstetric : 2007) dan pada kasus ini ditemukan dengan anemia ringan
Dari penyimpulan data di dapatkan kesesuaian antara konsep asuhan kebidanan dengan tinjauan kasus pada Ny. G. Penulis tidak menemukan kesenjangan antara asuhan kebidanan didalam teori dan praktek.





3.    Identifikasi Diagnosa
Sesuai dengan tinjauan teoritis (Winkjosastro : 2005), pada kehamilan normal tidak di temukan diagnosa potensial.
Penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai dengan teori, diagnosa kehamilan normal yaitu tanpa adanya keluhan dan hasil pemeriksaan fisik yang normal. Pada kasus Ny. G ditemukan bahwa Ny.  tidak mempunyai keluhan dan dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Ny. G dalam keadaan baik dan normal. Maka diagnosa kehamilan Ny. G kehamilan patologis karena tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

4.    Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi
Karena pada kasus kehamilan normal tidak ditemui diagnosa potensial, maka tindakan segera belum di butuhkan . hal ini sesuai dengan teori (Winkjosastro : 2005).
Penulis dapat memberikan kebutuhan segera pada Ny. G sesuai dengan penegakan diagnosa jika terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dapat berkolaborasi dengan dr. Spog.

5.    Perencanaan
Pada tahap perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara asuhan kebidanan didalam teori dan praktek. Perencanaan asuhan kebidanan pada Ny. G dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat direncanakan asuhan sesuai dengan kebutuhan yaitu :
a)                              Berikan penjelasan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya
b)                              Anjurkan ibu untuk istirahat
c)                              Beri ibu terapy obat-obatan
d)                             Beritahu ibu cara mengkonsumsi tablet Fe
e)                               ingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan
f)                               Beritahu ibu untuk mulai mempersiapkan keperluan persalinan
g)                              Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi

6.    Pelaksanaan
Tahap pelaksanaannya di lapangan asuhan kehamilan patologis dapat diterapkan serta dilaksanakan dengan baik. Dari rencana yang diterapkan pada Ny. G , tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Ibu pun terlihat kooperatif karena telah dijelaskan sebelumnya sehingga tidak mendapat kesulitan.
Semua rencana tindakan dapat diaplikasikan ke dalam tindakan yang nyata dan dapat berjalan dengan baik.

7.    Evaluasi
Evaluasi pada kasus ini sangat baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang diberikan dapat diaplikasikan dengan efektif, dimana ibu tidak mengalami masalah yang begitu berarti. Pada kehamilannya, penulis mampu mengatasi gangguan ketidaknyamana dan ibu mau melakukan anjuran yang diberikan.
Dari hasil asuhan yang diberikan, diharapkan keadaan ibu dan janin baik, dalam kasus Ny. G, rencana dapat diberikan atau dilaksanakan sehingga hasil sesuai dengan yang diharapkan, kehamilan Ny. G patologis. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai semua tindakan yang kita berikan apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan ibu dan juga menilai keadaan ibu. Dilahan setelah melakukan evalusi semua kebutuhan ibu telah diberikan dan semua tindakan telah diberikan dengan baik. Keadaan bayinya baik dan ibu mengalami anemia ringan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.




BAB V
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Antenatal Care (ANC) berperanan sangat penting bagi keselamatan ibu dan janin, meminimalis resiko-resiko kehamilan dan menekan angka kematian pasca persalinan. Dengan melakukan ANC secara dini saat diketahui adanya kehamilan maka secara dini pula kelainan-kelainan yang terjadi dapat dideteksi.
Dalam memberikan asuhan kebidanan ANC harus secara komprehensif dan sesuai standar sehingga diagnosa dapat ditentukan secara tepat. Kehamilan normal sangat membutuhkan perawatan dan asuhan yang bermutu sehingga dapat mencegah adanya komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Setelah melakukan asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan pada Ny.  G Usia 28 Tahun G1 P0 A0 AH0  umur kehamilan 22+5 minggu di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2014, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan sebagai berikut :
1.      Telah dilakukan pengkajian dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
2.      Telah membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
3.      Telah mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang diperoleh.
4.      Telah membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai dengan diagnosa potensial.
5.      Telah memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
6.      Telah melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.
7.      Telah mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.

B.       SARAN
1.    Bagi Pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil, maka di perlukan kerja sama yang baik untuk memecahkan masalah yang timbul dan pemberian data yang sesuai dengan kebutuhan untuk penegakan diagnose yang tepat.
2.    Bagi Petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam tugasnya sebagai pelaksanaan pelayanan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis.
3.    Institusi pendidikan
Penulis mengharapkan pembuatan laporan kasus yang telah ada tetap dijadikan acuan, bahan bacaan di perpustakaaan dan bahan perbandingan untuk pembuatan laporan kasus yang lebih baik lagi terutama yang berhubungan dengan kasus kehamilan.
4.    Mahasiswa
Diharapkan dapat menggali ilmu lebih dalam lagi serta lebih giat belajar dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan dilahan praktek. Mahasiswa dapat membuat laporan kasus kehamilan dengan menggali lebih dalam tentang berbagai permasalahan pada ibu hamil.





DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2010Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.
Irawan C. 2008. Penyakit - penyakit pada kehamilan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Siwi, S. 2010. Hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kadar  hemoglobin pada ibu hamil di kecamatan Jebres Surakarta [Internet]. Available from : http://www.digilib.uns.ac.id/149281608201002271.pdf. [Accessed 13 Mei 2014].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar