SATUAN ACARA
PEMBELAJARAN (SAP) TEORI
PERILAKU
KESEHATAN REPRODUKSI SEHAT PADA REMAJA
I.
IDENTITAS
1. Mata
Kuliah :
Kesehatan Reproduksi
2. Program
Studi : D IV Bidan Pendidik (Reguler)
STIKES 'AISYIYAH YOGYAKARTA
3. Kode/
Bobot SKS : MW4308/ 3 SKS (T : 2 SKS, P : 1
SKS)
4. Kelas/Semester : B/ IV
5. Elemen
Kopetensi : MKT (
Mata Kuliah Teori)
6. Jenis
Kompentensi : Utama
7. Waktu
Kuliah : 1 x
50 menit
8. Pokok
Bahasan :Perilaku Kesehatan Reproduksi Sehat
pada
Remaja
9. Hari,
Tanggal : Senin,
01 September 2014
II.
STANDAR
KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman
dalam memberikan
asuhan kesehatan reproduksi sehingga mampu mengidentifikasikan tentang
perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja.
III.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa
mampu memahami, menjelaskan dan memberikan asuhan kesehatan reproduksi pada
remaja dengan benar.
IV.
INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI
Mahasiswa mampu:
1.
Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis
perilaku
2.
Menjelaskan perilaku kesehatan
reproduksi sehat pada remaja
3.
Menjelaskan isu dan masalah remaja
tentang kesehatan reproduksi remaja
V.
MATERI AJAR
Menjelaskan
materi :
1. Pengertian
dan jenis-jenis perilaku
2. Perilaku
kesehatan reproduksi sehat pada remaja
3. Isu
dan masalah remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
VI.
SKENARIO PEMBELAJARAN
Komponen
Langkah
|
Uraian Kegiatan
|
Metode
Pembelajaran, Media dan Alat Pembelajaran
|
Estimasi waktu
|
Pendahuluan
|
a.
Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b.
Mengabsen mahasiswa dan mempersiapkan
fisik serta psikis mahasiswa
c.
Melakukan
apersepsi dan integrasi nilai - nilai islam
d.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan relevansi dengan realita
e.
Menyampaikan
cakupan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
f.
Kontrak waktu dengan mahasiswa
|
Metode :
1.
Ceramah
2.
Interactive
Lecturing
Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
|
5 menit
|
Inti
|
a.
Memberikan waktu mahasiswa
beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman penting yang sesuai dengan
materi yang akan dipelajari
b.
Menanyakan pengalaman penting apa
yang mereka alami baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan
c.
Menjelaskan pengertian dan jenis perilaku
d.
Menjelaskan perilaku kesehatan reproduksi yang sehat pada remaja
e.
Interkoneksi dengan hadis nabi
dan Al Quran surat Al Baqoroh ayat 222
tentang kebersihan
f.
Memutar video dengan metode Video
Critic
g.
Meminta mahasiswa untuk
menjelaskan apa yang ada dalam video diatas
h.
Menjelaskan isu dan masalah kesehatan
reproduksi remaja
i.
Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya
|
Metode :
1.
Ceramah
2.
Interactive
Lecturing
3.
Critical Incident
Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
|
40 menit
|
Penutup
|
a.
Menyimpulkan tentang materi yang
sudah di sampaikan bersama-sama, dengan
mengaitkan dengan tugas bidan dimasyarakat
b.
Memberikan evaluasi pada mahasiswa
yang terkait dengan materi yang telah disampaikan
c.
Tindak
lanjut pemberian tugas pada pertemuan selanjutnya
d.
Menutup dan Memberi salam
|
Metode :
1.
Ceramah
2.
Interactive
Lecturing
Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
|
5 menit
|
VII.
INSTRUMEN
PENILAIAN
1.
Jenis
Penilaian
dilakukan dengan tes tertulis (post tes) secara individu
2.
Bentuk
Vignet
3.
Instrumen
Soal terlampir
VIII.
SUMBER BELAJAR
a.
Buku
Teks (textbook)
Sarwono, P. 2002.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
b.
Acuan /
Referensi Tambahan
Alit, Laksmiwati I,A. 31 Agustus 2009. Transformasi Sosial dan Perilaku Reproduksi
Remaja. http://ceria.bkkbn.go.id, diakses tanggal 18 April 2014.
http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia.html, diakses
tanggal 22 April 2014
Notoatmodjo,S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta.
www.bkkbn. perilaku remaja go.id diakses tanggal 23 April 2014
www.ypi.or.id/informasi/berita/5-isu-kespro-remaja.html
www.tribunnews.com/nasional/2013/11/24/bkkbn-stop-galau-pada-remaja
Yogyakarta, 01September 2014
Mengetahui
Ketua Prodi
Bidan Pendidik
( Dewi
Rokhanawati, S.ST., M.PH.)
|
Dosen
( Wiji Oktanasari, S.ST. )
|
|
|
Diperiksa
oleh :
|
Dilarang
memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini, tanpa ijin tertulis dari
Program Studi Bidan Pendidik, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
|
Dibuat
oleh :
Wiji
Oktanasari, S.ST.
|
Lampiran Materi
Perilaku Kesehatan Reproduksi Sehat
pada Remaja
A.
Kesehatan
Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit
atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui
kesehatan reproduksi agar
memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor
yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja
memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses
reproduksi.
Masa
remaja adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan
organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas, merupakan
masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan
psikis. Remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap pengaruh nilai
baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung
lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi
yang bebas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku menyimpang
karena adaptasi terhadap nilai-nilai yang datang dari luar.
Berdasarkan Sensus Penduduk dari Biro
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 di Indonesia jumlah remaja usia 10-24
tahun sekitar 64 juta atau 27,6% dari total jumlah penduduk sebanyak 237.6 juta
jiwa (www.tribunnews.com). Data di Indonesia, remaja yang memiliki perilaku
menyimpang adalah sebagai berikut :
1.
Fakta tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja di Indonesia yaitu Sebanyak 24,5% anak laki-laki dan 2,3% anak perempuan
pada usia 13-15 tahun adalah perokok (Gobal Youth Tobacco Survey, 2006)
2.
Remaja yang yang melakukan hubungan
seksual pertama kali saat duduk dibangku sekolah sebanyak 42,3% (Annisa
Foundation, 2006)
3.
22,7% remaja perempuan di bawah usia 20 tahun mengalami kehamilan
sebelum menikah atau hanya 74.33% (UI , 2010)
4.
Remaja melakukan hubungan seksual pra
nikah sebanyak 12,5% (WHO, 2007)
5.
Setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia
mencapai 2,4 juta jiwa dan 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja
(BKKBN, 2012)
6.
Data dari Survey Kesehatan Reproduksi
Republik Indonesia (2010) umur
pertama kali merokok 15-19 tahun sebesar
43,3% meningkat dibandingkan survei tahun 2007 sebesar 33,1% (Depkes RI, 2012).
7.
Data BNN Tahun 2013, 22% dari 4 juta penduduk
Indonesia penyalahguna narkoba atau sekitar 880 ribu penyalah guna napza adalah
pelajar dan remaja/mahasiswa.
8.
Kasus AIDS kumulatif tahun
1987 s/d Des 2012 sebesar 42.887 kasus 35,2% diantaranya kelompok usia 20 – 29
tahun dan 3.3% diantaranya kelompok usia 15-19 tahun (Kemenkes RI, Februari
2013).
B.
Definisi
Perilaku
Definisi
perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi
individu yang terwujud di sikap atau perbutan tidak saja badan atau ucapan.
Perilaku
merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2007).
C.
Jenis
perilaku
Menurut
buku Notoatmodjo (2007), perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1.
Perilaku tertutup (Covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons
terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)
secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan,
persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable
behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah
pengetahuan dan sikap.
2. Perilaku terbuka (Over
behavior)
Perilaku
terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behavior”.
Di dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern)
individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi mengelolah rangsangan
dari luar sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan
sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi,
kebudayaan, dan sebagainya.
D.
Perilaku
kesehatan reproduksi sehat pada remaja
Perilaku kesehatan (health
behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan
atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Perilaku yang menunjukkan kesehatan reproduksi, yaitu:
a.
Menempatkan seks sesuai dengan fungsi
dan tujuan
b.
Tidak menganggap seks itu jijik, tabu
dan jorok
c.
Tidak dijadikan candaan atau bahan
obrolan
d.
Mengikuti norma atau aturan dalam
menggunakannya
e.
Membicarakan dalam konteks ilmiah atau
belajar untuk memahami diri orang lain serta pemanfaatan secara baik sesuai
dengan fungsi dan tujuan sakralnya
Penerapan perilaku kesehatan
reproduksi sehat pada remaja, yaitu :
a.
Remaja Wanita
a. Perlindungan
terhadap infeksi
a) Penggunaan celana dalam
Menggunakan
celana dalam dari kain yang menyerap keringat, tidak ketat dan tidak membiarkan
basah. Hal ini dikarenakan kondisi basah dan lembab sangat mungkin memicu
tumbuhnya kuman yang dapat mengganggu kesehatan genital. Mengganti celana dalam
paling sedikit 2 kali dalam sehari.
b) Hindari mandi berendam
c) Penggunaan antiseptik
Hindari
penggunana antiseptik, desinfektan, minyak atau busa mandi dengan pengharum
yang kuat. Karena akan merusak keseimbangan PH yang ada sehingga
memungkinkannya terjadi infeksi.
b. Hygiene
genital
a) Mencuci
tangan
Melakukan
cuci tangan sebelum menyentuh alat genitalia karena tangan merupakan sumber
kuman
b) Membersihkan
vagina dengan benar. Membersihkan alat genitalia (vagina) dari depan ke
belakang sesuai dengan susunan anatomis. Tidak boleh membersihkan dengan cara
bolak - balik karena akan menyebabkan penyebaran kuman dari daerah anus ke arah
vulva atau kebalikannya dari arah vulva ke anus
c) Merapikan
mons veneris
Merapikan
dengan cara mencukur sebagian secara berkala karena bulu disekitar alat genital
dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan tidak nyaman dan gatal
d) Penggunaan
handuk
Menggunakan
handuk pribadi dan bahan kain yang menyerap air untuk mengeringkan setelah
buang air agar tidak lembab
e) Pantyliner
Menghindari
penggunanaan pembalut atau pantyliner disaat tidak haid bila tidak ada
indikasi seperti keputihan. Karena bila memakai pantyliner secara terus
- menerus dapat mengakibatkan iritasi kulit
f) Pemakaian
pembalut
Mengganti
pembalut pada saat haid dengan cara yang benar dan tidak terlalu lama karena
darah haid merupakan darah kotor yang dapat mengakibatkan infeksi jika
penggunaan pembalut terlalu lama dan paling sedikit 3 sampai 5 kali dalam
sehari untuk mengganti pembalut
g) Hindari
melakukan hubungan seks pra nikah atau berganti-ganti pasangan
b.
Remaja
Laki -laki
a. Mencuci
tangan
Mencuci
tangan sebelum menyentuh alat genitalia karena tangan merupakan sumber penyakit
b. Celana
ketat
Penggunaan
celana yang ketat dapat mempersempit ruang pembuluh darah selain itu
menyebabkan suhu disekitar alat genital menjadi panas. Hal ini dapat
menimbulkan kuman - kuman.
c. Alkohol
Konsumsi alkohol dapat mengurangi kualitas sperma
d. Merokok
Merokok
mengakibatkan rusaknya alat reproduksi
e. Merapikan
mons veneris
Merapikan dengan cara mencukur sebagian secara
berkala karena bulu disekitar alat genital dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang
menimbulkan tidak nyaman dan gatal
f. Membersihkan
alat kelamin
Setelah
buang air besar atau kecil, siram penis dengan benar - benar bersih supaya
tidak ada bekas kotoran yang menempel. Bila belum sunat maka harus dibersihkan
sampai dengan bagian kulup sehingga bagian tutup penis yang tertutup kulup
bersih. Hal ini untuk mencegah kanker
g. Hindari
melakukan hubungan seks pra nikah atau berganti-ganti pasangan
E.
Isu
dan Permasalahan pada Remaja
Kesehatan reproduksi remaja sulit
untuk dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena gangguan
kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pada perilaku kesehatan reproduksi
remaja. Beberapa permasalahan yang sering dialami remaja adalah :
- Pergaulan Bebas
Pergaulan
bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas normal yang ada. Saat ini pergaulan bebas
telah membudaya dikalangan remaja. Hal ini disebabkan karena remaja merupakan
ambang masa dewasa dimana seseorang akan berusaha memberi kesan sebagai orang
yang hampir dewasa, sehingga ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang
dihubungkan dengan status orang dewasa misalnya dalam bertindak, menuntut kebebasan,
rasa ingin tahu tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Solusi untuk
permasalahan pergaulan bebas antara lain :
a. Memberikan
pendidikan tentang dampak dari pergaulan bebas
b. Memantau
tumbuh kembang anak
c. Memberi
contoh perilaku yang baik kepada anak
d. Memberi
perhatian kepada anak
2.
Perkosaan.
Perkosaan adalah hubungan seksual
yang terjadi tanpa diinginkan oleh korban. Seorang laki-laki menaruh penis,
jari atau benda apapun ke dalam vagina, anus, atau mulut perempuan tanpa
sekehendak perempuan itu, bias dikategorikan sebagai tindak perkosaan.
Perkosaan dapat terjadi pada semua perempuan dari segala lapisan masyarakat
tanpa memperdulikan umur, profesi, status perkawinan, penampilan, atau cara
berpakaian. Berdasarkan pelakunya, perkosaan bisa dilakukan oleh:
a. Orang yang
dikenal: teman, tetangga, pacar, suami, atau anggota keluarga (bapak, paman,
saudara).
b. Orang yang
tidak dikenal, biasanya disertai dengan tindak kejahatan, seperti perampokan,
pencurian, penganiayaan, atau pembunuhan.
Tindak perkosaan membawa dampak
emosional dan fisik kepada korbannya. Secara emosional, korban perkosaan
bisa mengalami stress, depresi, goncangan jiwa, menyalahkan diri sendiri, rasa
takut berhubungan intim dengan lawan jenis, dan kehamilan yang tidak
diinginkan. Secara fisik, korban mengalami penurunan nafsu makan,
sulit tidur, sakit kepala, tidak nyaman di sekitar vagina, berisiko tertular
PMS, luka di tubuh akibat perkosaan dengan kekerasan, dan lainnya.
3.
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Kehamilan tidak dikehendaki merupakan
terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya
kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya.
Umumnya kehamilan tidak dikehendaki berkisar pada terjadinya kehamilan di luar
nikah, sehingga bukan kebahagiaan yang diperoleh, tetapi sebuah penolakan akan
kenyataan yang sedang dialaminya.
Penyebab terjadinya kehamilan
tidak dikehendaki pada remaja adalah :
a. Kurangnya
pendidikan tentang seksualitas
b. Lemahnya
iman pada setiap remaja
c. Pergaulan
remaja yang bebas
d. Terpengaruh
oleh tayangan pornografi
e. Pemerkosaan
Kehamilan tidak dikehendaki bisa diatasi dengan:
a. pendidikan seks yang bijak di lingkup keluarga,
sekolah, dan masyarakat mutlak diperlukan.
b. Penyebaran pengetahuan dan menggiatkan penggunaan
kontrasepsi harus ditanamkan kepada pasangan yang belum menghendaki kehamilan.
c. Upaya konseling yang bermutu dan pembekalan metode
serta materi konseling kepada petugas kesehatan dan tokoh masyarakat sangat
dibutuhkan agar dapat dipilih sikap yang terbaik bila berhadapan dengan kasus
kehamilan tidak diingikan.
4.
Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau
janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya
tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang
sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah
atau aborsi spontan. Alasan remaja melakukan aborsi adalah mau terus sekolah,
Takut orang tua, Ekonomi belum siap, Malu pada social, Tidak mencintai yang
menghamili (perkosaan) dan bingung dengan status anaknya nanti. Dampak dari
aborsi antara lain kematian akibat perdarahan, kematian akibat infeksi,
kerusakan leher rahim yang mengakibatkan kecacatan pada anak berikutnya, kanker
leher rahim dan mandul atau infertil.
5.
IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi
menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit menular seksual (PMS) atau dalam
bahasa Inggrisnya sexually transmitted disease (STD), sexually transmitted
infection (STI) or venereal disease (VD). Infeksi (lebih tepatnya
infeksi-infeksi) yang digolongkan dalam IMS/PMS salah satu cara penularannya
melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang sudah
tertular. Jenisnya sangat banyak, semakin sering kita berganti-ganti pasangan
seks semakin besar kemungkinan tertular (bisa saja tertular berbagai macam
virus, bakteri, jamur, dan protozoa dalam tubuh kita). Ada jenis yang efeknya
terasa dalam 3 hari sesudah terpajan (terkena), ada pula yang membutuhkan waktu
lama. Sebaiknya IMS cepat diobati karena menjadi pintu gerbang masuknya HIV ke
dalam tubuh kita. Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu
melalui darah dan dari ibu hamil kepada bayi. Pencegahan IMS antara lain :
a.
Menjauhi sex bebas
b.
Bersikap saling setia, tidak
berganti-ganti pasangan seks (monogami) dan saling setia
c.
Cegah dengan memakai kondom,
tidak melakukan hubungan seks berisiko (harus selalu menggunakan kondom)
d.
Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan
gunting kuku.
- HIV-AIDS
HIV adalah anggota dari genus lentivirus, bagian dari keluarga retroviridae
yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang
mengelilingi sebuah pusat protein/RNA.
HIV
menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah,
penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam
perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran
dan masa menyusui. UNAIDS transmission.
Penggunaan pelindung fisik seperti kondom
latex
dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini,
diusulkan bahwa penyunatan
dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV, tetapi banyak ahli percaya bahwa
hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam
rangka mencegah HIV.
Tes HIV digunakan untuk
mendeteksi kehadiran HIV
pada plasma darah, air liur,
atau urin.
Beberapa uji coba dapat menemukan antibodi
HIV,
antigen
atau RNA.
Tes antibodi HIV didesain untuk uji coba diagnostik rutin pada orang dewasa.
Tes tersebut murah dan sangat akurat.
- Pelecehan
Seksual
Pelecehan seksual adalah segala
macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak
dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran. Pelecehan
seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di tempat kerja, di
kampus atau sekolah, di pesta, tempat rapat, dan sebagainya.
Pelaku pelecehan seksual bisa teman,
pacar, atasan di tempat kerja, dokter, dukun.
Akibat pelecehan seksual, korban merasa malu, marah, terhina,
tersinggung, benci kepada pelaku, dendam kepada pelaku, shock atau trauma
berat.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan korban:
a. Membuat catatan
kejadian (tanggal, jam, saksi)
b. Bicara
kepada orang lain tentang pelecehan seksual yang terjadi
c. Memberi
pelajaran kepada pelaku
d. Melaporkan
tindakan pelecehan seksual
e. Mencari
bantuan/dukungan kepada masyarakat
F.
Peran
Bidan
Peran
dan tugas bidan
melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan. Secara umum dalam penanggulangan
masalah pada remaja, peran bidan
adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari
jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan
harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg cukup.
a.
Mendengarkan keluhan remaja yang
bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya
b.
Membangun komunikasi dengan remaja
c.
Ikut serta dalam kelompok remaja
sehingga lebih mudah mengadakan pendekatan misal : pengajian remaja &
karang tarun
d.
Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada
remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
e.
Memberikan informasi yang selengkap-
lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya
G.
Pandangan
Islam tentang kesehatan reproduksi
Remaja hari ini adalah pemimpin remaja masa yang akan
datang, maksutnya disini masa remaja dapat dijadikan masa penentuan seseorang
terhadap masa depannya. Dengan kata lain, jika seseorang dapat melewati masa
remaja dengan baik dan menyalurkan potensinya pada hal yang positive, maka masa
depannya akan positive. Tetapi sebaliknya jika seseorang dimasa remajanya
menyalurkn potensi yang dia miliki pada hal yang negative, maka besar
kemungkinan masa depannya juga akan negative. Dengan demikian sebagai remaja
muslim dan sebagai harapan bangsa yang memiliki pengetahuan dan agama, kita
harus selalu berada pada jalan Allah SWT dan jangan sampai terjelumus pada
jalan yang tidak dibenarkan oleh ajaran islam. Allah berfirman dalam Q.S Al Isra’ ayat
32 :
Artinya
: ''
Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk '' (Q.
S. Al Isra':32)
Konsep
diri yang terbentuk secara negatif maka akan diaplikasikan oleh perilaku yang
negatif pula. Mengaitkan dengan Q. S. Al Isra' ayat 32 diatas dapat diartikan
bahwa zina itu dilarang, sehingga diharapkan untuk membentuk konsep diri secara
positif atau baik agar terhindar dari zina. Karena sesungguhnya zina adalah
perbuatan keji dan merupakan salah satu perilaku yang akan ditunjukkan oleh
seseorang apabila pembentukan konsep diri yang negatif.
Surah
Al-Baqoroh : 222 :
Artinya:“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang memyucikan diri”
( Al-Baqoroh : 222)
Menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. Ungkapan
yang sering digunakan untuk mengingatkan betapa pentingnya kebersihan itu baik kebersihan diri sendiri ataupun
lingkungan. Sebagaimana Q.S. Al-Baqoroh ayat 222, menyebutkan bahwa Allah menyukai orang -
orang yang bersih sehingga ini bisa dihubungkan dengan alasan kenapa harus
berperilaku yang sehat terutama untuk kebersihan diri sendiri dalam merawat
kesehatan reproduksi.
SOAL
VIGNETTE
1. Fitri
seorang bidan yang memiliki seorang anak remaja putri berusia 13 tahun. Karena
sibuk kerja fitri tidak pernah memberi pengetahuan perilaku sehat pada anaknya,
sehingga pada setiap haid anaknya mengeluh iritasasi pada kemaluannya.
Pengetahuan yang paling tepat seharusnya diberikan fitri sebagai ibu dan bidan
adalah.....
a.
Merapikan
mons veneris
b.
Setiap
haid menggunakan pembalut herbal
c.
Mengganti
pembalut minimal 3-5 kali sehari
d.
Membersihkan
alat genetalian dari arah belakang kedepan
e.
Penggunaan
sabun sirih agar alat genetalia wangi dan bersih
2. Seorang
ibu datang ketempat bidan, ibu mengatakan telah memiliki anak remaja putri
berusia 14 tahun. Ibu ingin melakukan konseling terkait perilaku sehat pada
remaja putra. Sebagai bidan maka akan memberikan penjelasan tentang perilku
sehat pada remaja putri yaitu......
a. Menggunakan
pembalut herbal
b. Menganjurkan
mandi berendam
c. Menggunakan
celana dalam berenda
d. Menjaga kebersihan alat genetalia
e. Menggunakan
sabun sitih untuk membersihkan alat genetalia
3. Tantri
seorang ibu yang sibuk dalam bekerja. Tantri memiliki anak remaja putri yang
berusia 17 tahun, setiap hari anaknya selalu pulang diatas jam 12 malam dan
diantar oleh pacarnya. Sebagai seorang ibu Tantri takut anaknya terjelumus
dalam pergaulan bebas. Solusi untuk permasalahan kasus diatas yang paling tepat
adalah.....
a. Mengajak
pengajian bersama
b. Memantau
setiap teman-temannya
c. Menjadi
teman yang baik bagi anak
d. Menganjurkan
untuk ikut karang taruna
e.
Memberikan
pendidikan tentang dampak dari pergaulan bebas
4. Tia
remaja berusia 17 tahun, dia terjelumus dalam pergaulan bebas sehingga tia
mengalami KTD. Dari kasus tersebut penyebab KTD yang tepat adalah....
a. Pendidikan seksualitas yang kurang
b.
Tidak mengikuti posyandu remaja
c.
Memiliki banyak teman
d.
Sering keluar malam
e.
Mulai merokok
5. Putri
seorang remaja yang berusia 18 Tahun. Dia telah melakukan hubungan seksual
dengan pacarnya 2 bulan lalu dan hasil PP Test (+). Putri tidak siap menjadi
ibu dan putri tidak ingin kedua orang tuanya tau tentang hal ini.Berdasarkan
kasus tersebut dampak apakah yang mungkin akan terjadi.....
a.
IMS
b. Aborsi
c.
Perdarahan
d.
Minum Pil KB
e.
Pernikahan Dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar