Kamis, 22 Oktober 2015

SAP Perilaku Kesehatan Reproduksi Sehat pada Remaja

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) TEORI
 PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI SEHAT PADA REMAJA

I.                   IDENTITAS
1.    Mata Kuliah                                 : Kesehatan Reproduksi
2.    Program Studi                              : D IV Bidan Pendidik (Reguler) STIKES                                                           'AISYIYAH YOGYAKARTA
3.    Kode/ Bobot SKS                                    : MW4308/ 3 SKS (T : 2 SKS, P : 1 SKS)
4.    Kelas/Semester                             : B/ IV
5.    Elemen Kopetensi                        : MKT ( Mata Kuliah Teori)
6.    Jenis Kompentensi                       : Utama
7.    Waktu Kuliah                               : 1 x 50 menit
8.    Pokok Bahasan                            :Perilaku Kesehatan Reproduksi Sehat pada
 Remaja
9.    Hari, Tanggal                               : Senin, 01 September 2014

II.                STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman dalam memberikan asuhan kesehatan reproduksi sehingga mampu mengidentifikasikan tentang perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja.

III.             KOMPETENSI DASAR
      Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan dan memberikan asuhan kesehatan reproduksi pada remaja dengan benar.

IV.             INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI
Mahasiswa mampu:
1.    Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis perilaku
2.    Menjelaskan perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja
3.    Menjelaskan isu dan masalah remaja tentang kesehatan reproduksi remaja       


V.                MATERI AJAR
            Menjelaskan materi :
1.      Pengertian dan jenis-jenis perilaku
2.      Perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja
3.      Isu dan masalah remaja tentang kesehatan reproduksi remaja

VI.             SKENARIO  PEMBELAJARAN
Komponen Langkah
Uraian Kegiatan
Metode Pembelajaran, Media dan Alat Pembelajaran
Estimasi waktu
Pendahuluan
a.         Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b.          Mengabsen mahasiswa dan mempersiapkan fisik serta psikis mahasiswa
c.         Melakukan apersepsi dan integrasi nilai - nilai islam
d.        Menyampaikan tujuan pembelajaran dan relevansi dengan realita
e.         Menyampaikan cakupan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
f.         Kontrak waktu dengan mahasiswa
Metode :
1.    Ceramah
2.    Interactive Lecturing
Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
5 menit
Inti
a.         Memberikan waktu mahasiswa beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman penting yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari
b.        Menanyakan pengalaman penting apa yang mereka alami baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan
c.         Menjelaskan  pengertian dan jenis perilaku
d.        Menjelaskan perilaku kesehatan reproduksi yang sehat pada remaja
e.         Interkoneksi dengan hadis nabi dan  Al Quran surat Al Baqoroh ayat 222 tentang kebersihan
f.         Memutar video dengan metode Video Critic
g.        Meminta mahasiswa untuk menjelaskan apa yang ada dalam video diatas
h.        Menjelaskan isu dan masalah kesehatan reproduksi remaja
i.          Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya
Metode :
1.  Ceramah
2.  Interactive Lecturing
3.  Critical Incident

Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
40 menit
Penutup
a.         Menyimpulkan tentang materi yang sudah di sampaikan bersama-sama, dengan mengaitkan dengan tugas bidan dimasyarakat
b.        Memberikan evaluasi pada mahasiswa yang terkait dengan materi yang telah disampaikan
c.         Tindak lanjut pemberian tugas pada pertemuan selanjutnya
d.        Menutup dan Memberi salam
Metode :
1.  Ceramah
2.  Interactive Lecturing
Media :
Power point
Alat :
LCD Projector
5 menit

VII.          INSTRUMEN PENILAIAN
1.      Jenis
Penilaian dilakukan dengan tes tertulis (post tes) secara individu
2.      Bentuk
Vignet
3.      Instrumen
Soal terlampir

VIII.        SUMBER BELAJAR
a.      Buku Teks (textbook)
Sarwono, P. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
b.      Acuan / Referensi Tambahan
Alit, Laksmiwati I,A. 31 Agustus 2009. Transformasi Sosial dan Perilaku Reproduksi Remaja. http://ceria.bkkbn.go.id, diakses tanggal 18 April 2014.
http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia.html, diakses tanggal 22 April 2014
Notoatmodjo,S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta.
www.bkkbn. perilaku remaja go.id diakses tanggal 23 April 2014
www.ypi.or.id/informasi/berita/5-isu-kespro-remaja.html‎
www.tribunnews.com/nasional/2013/11/24/bkkbn-stop-galau-pada-remaja



Yogyakarta, 01September 2014
Mengetahui
Ketua Prodi Bidan Pendidik


( Dewi Rokhanawati, S.ST., M.PH.)
                   Dosen


                      ( Wiji Oktanasari, S.ST. )



Diperiksa oleh :
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini, tanpa ijin tertulis dari Program Studi Bidan Pendidik, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Dibuat oleh :

Wiji Oktanasari, S.ST.




Lampiran Materi
Perilaku Kesehatan Reproduksi Sehat pada Remaja

A.      Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.  Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.  Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai  proses reproduksi.
Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas, merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai yang datang dari luar.
Berdasarkan Sensus Penduduk dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 di Indonesia jumlah remaja usia 10-24 tahun sekitar 64 juta atau 27,6% dari total jumlah penduduk sebanyak 237.6 juta jiwa (www.tribunnews.com). Data di Indonesia, remaja yang memiliki perilaku menyimpang adalah sebagai berikut :
1.    Fakta tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia yaitu Sebanyak 24,5% anak laki-laki dan 2,3% anak perempuan pada usia 13-15 tahun adalah perokok (Gobal Youth Tobacco Survey, 2006)
2.    Remaja yang yang melakukan hubungan seksual pertama kali saat duduk dibangku sekolah sebanyak 42,3% (Annisa Foundation, 2006)
3.    22,7% remaja perempuan di bawah usia 20 tahun mengalami kehamilan sebelum menikah atau hanya 74.33% (UI , 2010)
4.    Remaja melakukan hubungan seksual pra nikah sebanyak 12,5% (WHO, 2007)
5.    Setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa dan 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja (BKKBN, 2012)
6.    Data dari Survey Kesehatan Reproduksi Republik Indonesia (2010)  umur pertama kali merokok 15-19 tahun  sebesar 43,3% meningkat dibandingkan survei tahun 2007 sebesar 33,1% (Depkes RI, 2012).
7.    Data BNN Tahun 2013, 22% dari 4 juta penduduk Indonesia penyalahguna narkoba atau sekitar 880 ribu penyalah guna napza adalah pelajar dan remaja/mahasiswa.
8.    Kasus AIDS kumulatif tahun 1987 s/d Des 2012 sebesar 42.887 kasus 35,2% diantaranya kelompok usia 20 – 29 tahun dan 3.3% diantaranya kelompok usia 15-19 tahun (Kemenkes RI, Februari 2013).

B.       Definisi Perilaku
Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud di sikap atau perbutan tidak saja badan atau ucapan.
Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam  bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2007).

C.      Jenis perilaku
Menurut buku Notoatmodjo (2007), perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1.      Perilaku tertutup (Covert behavior)
       Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2.      Perilaku terbuka (Over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.

Di dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern) individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi mengelolah rangsangan dari luar sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.


D.      Perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja
Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang    berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara  dan meningkatkan  kesehatannya. Perilaku yang menunjukkan kesehatan reproduksi, yaitu:
a.         Menempatkan seks sesuai dengan fungsi dan tujuan
b.         Tidak menganggap seks itu jijik, tabu dan jorok
c.         Tidak dijadikan candaan atau bahan obrolan
d.        Mengikuti norma atau aturan dalam menggunakannya
e.         Membicarakan dalam konteks ilmiah atau belajar untuk memahami diri orang lain serta pemanfaatan secara baik sesuai dengan fungsi dan tujuan sakralnya

Penerapan perilaku kesehatan reproduksi sehat pada remaja, yaitu :
a.     Remaja Wanita
a.    Perlindungan terhadap infeksi
a)       Penggunaan celana dalam
Menggunakan celana dalam dari kain yang menyerap keringat, tidak ketat dan tidak membiarkan basah. Hal ini dikarenakan kondisi basah dan lembab sangat mungkin memicu tumbuhnya kuman yang dapat mengganggu kesehatan genital. Mengganti celana dalam paling sedikit 2 kali dalam sehari.
b)       Hindari mandi berendam
c)       Penggunaan antiseptik
Hindari penggunana antiseptik, desinfektan, minyak atau busa mandi dengan pengharum yang kuat. Karena akan merusak keseimbangan PH yang ada sehingga memungkinkannya terjadi infeksi.
b.    Hygiene genital
a)    Mencuci tangan
Melakukan cuci tangan sebelum menyentuh alat genitalia karena tangan merupakan sumber kuman
b)   Membersihkan vagina dengan benar. Membersihkan alat genitalia (vagina) dari depan ke belakang sesuai dengan susunan anatomis. Tidak boleh membersihkan dengan cara bolak - balik karena akan menyebabkan penyebaran kuman dari daerah anus ke arah vulva atau kebalikannya dari arah vulva ke anus
c)    Merapikan mons veneris
Merapikan dengan cara mencukur sebagian secara berkala karena bulu disekitar alat genital dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan tidak nyaman dan gatal
d)   Penggunaan handuk
Menggunakan handuk pribadi dan bahan kain yang menyerap air untuk mengeringkan setelah buang air agar tidak lembab
e)    Pantyliner
Menghindari penggunanaan pembalut atau pantyliner disaat tidak haid bila tidak ada indikasi seperti keputihan. Karena bila memakai pantyliner secara terus - menerus dapat mengakibatkan iritasi kulit
f)    Pemakaian pembalut
Mengganti pembalut pada saat haid dengan cara yang benar dan tidak terlalu lama karena darah haid merupakan darah kotor yang dapat mengakibatkan infeksi jika penggunaan pembalut terlalu lama dan paling sedikit 3 sampai 5 kali dalam sehari untuk mengganti pembalut
g)   Hindari melakukan hubungan seks pra nikah atau berganti-ganti pasangan

b.    Remaja Laki -laki
a.    Mencuci tangan
Mencuci tangan sebelum menyentuh alat genitalia karena tangan merupakan sumber penyakit
b.    Celana ketat
Penggunaan celana yang ketat dapat mempersempit ruang pembuluh darah selain itu menyebabkan suhu disekitar alat genital menjadi panas. Hal ini dapat menimbulkan kuman - kuman.
c.    Alkohol
Konsumsi alkohol dapat mengurangi kualitas sperma
d.   Merokok
Merokok mengakibatkan rusaknya alat reproduksi
e.    Merapikan mons veneris
Merapikan dengan cara mencukur sebagian secara berkala karena bulu disekitar alat genital dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan tidak nyaman dan gatal
f.     Membersihkan alat kelamin
Setelah buang air besar atau kecil, siram penis dengan benar - benar bersih supaya tidak ada bekas kotoran yang menempel. Bila belum sunat maka harus dibersihkan sampai dengan bagian kulup sehingga bagian tutup penis yang tertutup kulup bersih. Hal ini untuk mencegah kanker
g.    Hindari melakukan hubungan seks pra nikah atau berganti-ganti pasangan


E.       Isu dan Permasalahan pada Remaja
Kesehatan reproduksi remaja sulit untuk dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pada perilaku kesehatan reproduksi remaja. Beberapa permasalahan yang sering dialami remaja adalah :
  1. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas normal yang ada. Saat ini pergaulan bebas telah membudaya dikalangan remaja. Hal ini disebabkan karena remaja merupakan ambang masa dewasa dimana seseorang akan berusaha memberi kesan sebagai orang yang hampir dewasa, sehingga ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa misalnya dalam bertindak, menuntut kebebasan, rasa ingin tahu tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Solusi untuk permasalahan pergaulan bebas antara lain :
a.    Memberikan pendidikan tentang dampak dari pergaulan bebas
b.    Memantau tumbuh kembang anak
c.    Memberi contoh perilaku yang baik kepada anak
d.   Memberi perhatian kepada anak
2.    Perkosaan.
Perkosaan adalah hubungan seksual yang terjadi tanpa diinginkan oleh korban. Seorang laki-laki menaruh penis, jari atau benda apapun ke dalam vagina, anus, atau mulut perempuan tanpa sekehendak perempuan itu, bias dikategorikan sebagai tindak perkosaan. Perkosaan dapat terjadi pada semua perempuan dari segala lapisan masyarakat tanpa memperdulikan umur, profesi, status perkawinan, penampilan, atau cara berpakaian.  Berdasarkan pelakunya, perkosaan bisa dilakukan oleh:
a.    Orang yang dikenal: teman, tetangga, pacar, suami, atau anggota keluarga (bapak, paman, saudara).
b.    Orang yang tidak dikenal, biasanya disertai dengan tindak kejahatan, seperti perampokan, pencurian, penganiayaan, atau pembunuhan.

Tindak perkosaan membawa dampak emosional dan fisik kepada korbannya.  Secara emosional, korban perkosaan bisa mengalami stress, depresi, goncangan jiwa, menyalahkan diri sendiri, rasa takut berhubungan intim dengan lawan jenis, dan kehamilan yang tidak diinginkan.   Secara fisik, korban mengalami penurunan nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, tidak nyaman di sekitar vagina, berisiko tertular PMS, luka di tubuh akibat perkosaan dengan kekerasan, dan lainnya.
3.    Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Kehamilan tidak dikehendaki merupakan terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya. Umumnya kehamilan tidak dikehendaki berkisar pada terjadinya kehamilan di luar nikah, sehingga bukan kebahagiaan yang diperoleh, tetapi sebuah penolakan akan kenyataan yang sedang dialaminya.
Penyebab terjadinya kehamilan tidak dikehendaki pada remaja adalah :
a.    Kurangnya pendidikan tentang seksualitas
b.    Lemahnya iman pada setiap remaja
c.    Pergaulan remaja yang bebas
d.   Terpengaruh oleh tayangan pornografi
e.    Pemerkosaan

Kehamilan tidak dikehendaki bisa diatasi dengan:
a.    pendidikan seks yang bijak di lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat mutlak diperlukan.
b.    Penyebaran pengetahuan dan menggiatkan penggunaan kontrasepsi harus ditanamkan kepada pasangan yang belum menghendaki kehamilan.
c.    Upaya konseling yang bermutu dan pembekalan metode serta materi konseling kepada petugas kesehatan dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan agar dapat dipilih sikap yang terbaik bila berhadapan dengan kasus kehamilan tidak diingikan.

4.    Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Alasan remaja melakukan aborsi adalah mau terus sekolah, Takut orang tua, Ekonomi belum siap, Malu pada social, Tidak mencintai yang menghamili (perkosaan) dan bingung dengan status anaknya nanti. Dampak dari aborsi antara lain kematian akibat perdarahan, kematian akibat infeksi, kerusakan leher rahim yang mengakibatkan kecacatan pada anak berikutnya, kanker leher rahim dan mandul atau infertil.
5.    IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit menular seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya sexually transmitted disease (STD), sexually transmitted infection (STI) or venereal disease (VD). Infeksi (lebih tepatnya infeksi-infeksi) yang digolongkan dalam IMS/PMS salah satu cara penularannya melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang sudah tertular. Jenisnya sangat banyak, semakin sering kita berganti-ganti pasangan seks semakin besar kemungkinan tertular (bisa saja tertular berbagai macam virus, bakteri, jamur, dan protozoa dalam tubuh kita). Ada jenis yang efeknya terasa dalam 3 hari sesudah terpajan (terkena), ada pula yang membutuhkan waktu lama. Sebaiknya IMS cepat diobati karena menjadi pintu gerbang masuknya HIV ke dalam tubuh kita. Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu melalui darah dan dari ibu hamil kepada bayi. Pencegahan IMS antara lain :
a.       Menjauhi sex bebas
b.      Bersikap saling setia, tidak berganti-ganti pasangan seks (monogami) dan saling setia
c.       Cegah dengan memakai kondom, tidak melakukan hubungan seks berisiko (harus selalu menggunakan kondom)
d.      Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan gunting kuku.

  1. HIV-AIDS
HIV adalah anggota dari genus lentivirus, bagian dari keluarga retroviridae yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA.
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV, tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV.
Tes HIV digunakan untuk mendeteksi kehadiran HIV pada plasma darah, air liur, atau urin. Beberapa uji coba dapat menemukan antibodi HIV, antigen atau RNA. Tes antibodi HIV didesain untuk uji coba diagnostik rutin pada orang dewasa. Tes tersebut murah dan sangat akurat.

  1. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran.  Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di tempat kerja, di kampus atau sekolah, di pesta, tempat rapat, dan sebagainya.
Pelaku pelecehan seksual bisa teman, pacar, atasan di tempat kerja, dokter, dukun.  Akibat pelecehan seksual, korban merasa malu, marah, terhina, tersinggung, benci kepada pelaku, dendam kepada pelaku, shock atau trauma berat.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan korban:
a.    Membuat catatan kejadian (tanggal, jam, saksi)
b.    Bicara kepada orang lain tentang pelecehan seksual yang terjadi
c.    Memberi pelajaran kepada pelaku
d.   Melaporkan tindakan pelecehan seksual
e.    Mencari bantuan/dukungan kepada masyarakat

F.       Peran Bidan
Peran dan tugas bidan melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan. Secara umum dalam penanggulangan masalah pada remaja, peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg cukup.

Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:
a.       Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya
b.      Membangun komunikasi dengan remaja
c.       Ikut serta dalam kelompok remaja sehingga lebih mudah mengadakan pendekatan misal : pengajian remaja & karang tarun
d.      Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
e.       Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya

G.      Pandangan Islam tentang kesehatan reproduksi
 Remaja hari ini adalah pemimpin remaja masa yang akan datang, maksutnya disini masa remaja dapat dijadikan masa penentuan seseorang terhadap masa depannya. Dengan kata lain, jika seseorang dapat melewati masa remaja dengan baik dan menyalurkan potensinya pada hal yang positive, maka masa depannya akan positive. Tetapi sebaliknya jika seseorang dimasa remajanya menyalurkn potensi yang dia miliki pada hal yang negative, maka besar kemungkinan masa depannya juga akan negative. Dengan demikian sebagai remaja muslim dan sebagai harapan bangsa yang memiliki pengetahuan dan agama, kita harus selalu berada pada jalan Allah SWT dan jangan sampai terjelumus pada jalan yang tidak dibenarkan oleh ajaran islam. Allah berfirman dalam Q.S Al Isra’ ayat  32 :

Description: http://www.dudung.net/images/quran/17/17_32.png
Artinya : '' Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk '' (Q. S. Al Isra':32)
Konsep diri yang terbentuk secara negatif maka akan diaplikasikan oleh perilaku yang negatif pula. Mengaitkan dengan Q. S. Al Isra' ayat 32 diatas dapat diartikan bahwa zina itu dilarang, sehingga diharapkan untuk membentuk konsep diri secara positif atau baik agar terhindar dari zina. Karena sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan merupakan salah satu perilaku yang akan ditunjukkan oleh seseorang apabila pembentukan konsep diri yang negatif.

                                                                                              
Surah Al-Baqoroh  :  222 :
Description: al baqoroh 222 baruu
Artinya:“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang memyucikan  diri”  ( Al-Baqoroh  :  222)

Menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. Ungkapan yang sering digunakan untuk mengingatkan betapa pentingnya kebersihan  itu baik kebersihan diri sendiri ataupun lingkungan. Sebagaimana Q.S. Al-Baqoroh ayat 222,  menyebutkan bahwa Allah menyukai orang - orang yang bersih sehingga ini bisa dihubungkan dengan alasan kenapa harus berperilaku yang sehat terutama untuk kebersihan diri sendiri dalam merawat kesehatan reproduksi.




SOAL VIGNETTE
1.      Fitri seorang bidan yang memiliki seorang anak remaja putri berusia 13 tahun. Karena sibuk kerja fitri tidak pernah memberi pengetahuan perilaku sehat pada anaknya, sehingga pada setiap haid anaknya mengeluh iritasasi pada kemaluannya. Pengetahuan yang paling tepat seharusnya diberikan fitri sebagai ibu dan bidan adalah.....
a.       Merapikan mons veneris
b.      Setiap haid menggunakan pembalut herbal
c.       Mengganti pembalut minimal 3-5 kali sehari
d.      Membersihkan alat genetalian dari arah belakang kedepan
e.       Penggunaan sabun sirih agar alat genetalia wangi dan bersih
2.      Seorang ibu datang ketempat bidan, ibu mengatakan telah memiliki anak remaja putri berusia 14 tahun. Ibu ingin melakukan konseling terkait perilaku sehat pada remaja putra. Sebagai bidan maka akan memberikan penjelasan tentang perilku sehat pada remaja putri yaitu......
a.       Menggunakan pembalut herbal
b.      Menganjurkan mandi berendam
c.       Menggunakan celana dalam berenda
d.      Menjaga kebersihan alat genetalia
e.       Menggunakan sabun sitih untuk membersihkan alat genetalia
3.      Tantri seorang ibu yang sibuk dalam bekerja. Tantri memiliki anak remaja putri yang berusia 17 tahun, setiap hari anaknya selalu pulang diatas jam 12 malam dan diantar oleh pacarnya. Sebagai seorang ibu Tantri takut anaknya terjelumus dalam pergaulan bebas. Solusi untuk permasalahan kasus diatas yang paling tepat adalah.....
a.       Mengajak pengajian bersama
b.      Memantau setiap teman-temannya
c.       Menjadi teman yang baik bagi anak
d.      Menganjurkan untuk ikut karang taruna
e.       Memberikan pendidikan tentang dampak dari pergaulan bebas
4.      Tia remaja berusia 17 tahun, dia terjelumus dalam pergaulan bebas sehingga tia mengalami KTD. Dari kasus tersebut penyebab KTD yang tepat adalah....
a.      Pendidikan seksualitas yang kurang
b.      Tidak mengikuti posyandu remaja
c.       Memiliki banyak teman
d.      Sering keluar malam
e.       Mulai merokok
5.      Putri seorang remaja yang berusia 18 Tahun. Dia telah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya 2 bulan lalu dan hasil PP Test (+). Putri tidak siap menjadi ibu dan putri tidak ingin kedua orang tuanya tau tentang hal ini.Berdasarkan kasus tersebut dampak apakah yang mungkin akan terjadi.....
a.    IMS
b.   Aborsi
c.    Perdarahan
d.   Minum Pil KB
e.    Pernikahan Dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar