SATUAN
ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRAKTIKUM
PENGAMBILAN
SPECIMEN FESES
I.
IDENTITAS
1. Mata
Kuliah : Ketrampilan Dasar
Praktik Klinik
2. Program
Studi : D III Kebidanan
3. Kode
/ Bobot SKS : / SKS
4. Semester : II
5. Elemen
Kompetensi : MKB
6. Jenis
Kompetensi : Utama
7. Waktu
Kuliah : 1 x 60 menit
8. Pokok
Bahasan : Pengambilan Specimen
Feses
9. Hari
/ tanggal : Senin / 7 April
2014
II. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa
memiliki wawasan dan pemahaman tentang Ketrampilan Dasar Praktik Klinik,
sehingga mampu memberikan asuhan dan melakukan penatalaksanaan terkait dengan
pengambilan specimen feses.
III. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melaksanakan dan memahami praktek pengambilan
specimen feses.
IV.
INDIKATOR KOMPETENSI
1. Mahasiswa
mampu melakukan persiapan alat dan pasien dalam pengambilan specimen feses
dengan benar dan lengkap.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami
langkah-langkah pengambilan specimen feses sesuai prosedur dengan baik dan
benar.
3.
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan
pengambilan specimen feses sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui
pembelajaran praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan
persiapan alat dan pasien dalam pengambilan specimen feses dengan benar dan
lengkap.
2. Menjelaskan
dan memahami langkah-langkah pengambilan specimen feses sesuai prosedur dengan
baik dan benar.
3. Mendemonstrasikan
pengambilan specimen feses sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.
VI.
DESKRIPSI MATERI
1. Pengertian
pengambilan specimen feses.
2. Tujuan
pengambilan specimen feses.
VII.
STRATEGI
PEMBELAJARAN
1. Interactive Lecturing
2. Practice Rehearshall-Pair
VIII.
MEDIA
PEMBELAJARAN
1.
1 Set Alat Praktik
2.
Cheklist
3.
Job
Sheet
IX.
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Komponen langkah
|
Uraian kegiatan
|
Estimasi Waktu
|
Pre conference
|
1.
Menekankan pentingnya topik
bahasan yang akan dipelajari (stimulate)
belajar yang dianggap sulit oleh mahasiswa yang akan dipraktikkannya.
2.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
dari materi yang akan disampaikan.
3.
Menghubungkan pokok bahasan
sebelumnya dengan topik bahasan atau materi yang akan dipelajari sekarang (apresepsi).
4.
Menyebutkan
relevansi materi dengan ayat Al Qur’an.
|
8 Menit
|
Kegiatan
Inti
|
1. Mempersiapkan
alat dan bahan untuk melakukan
pengambilan specimen feses.
2. Melalui
metode Practice Rehearshal-Pair mahasiswa
dilibatkan dalam proses pembelajaran yaitu mahasiswa membacakan cheklist dan dosen memperagakan /
demonstrasi pengambilan
specimen darah.
3. Mahasiswa
melakukan demonstrasi secara peer group
dengan mahasiswa yang lain untuk melakukan pengambilan specimen feses (redemonstrasi) menggunakan
checklist.
|
45 Menit
|
Post conference
|
1.
Umpan balik : Mengidentifikasi
kesulitan yang masih dirasakan mahasiswa sehubungan dengan praktikum.
2.
Menyimpulkan materi yang sudah
disampaikan.
3.
Menutup
dengan salam.
|
7
Menit
|
X.
PENILAIAN
1. Jenis : Non Tes
2. Bentuk : Demonstrasi
XI.
SUMBER
BELAJAR
Berman,
Audrey dkk. 2003. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC.
Depkes,
Poltekes. 2011. Penuntun Praktikum
Keterampilan Kritis II. Jakarta : Salemba Medika.
Nurhidayati,
Evi dkk. 2010. Buku Panduan Ketrampilan
Dasar Praktik Klinik. Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah.
Rendy,
Clevo. 2010. Keterampilan Dasar Bidan dan
Perawat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Yogyakarta, 7
April 2014
Dosen Pembimbing
( Fitria Siswi Utami,
S.SiT., MNS. )
|
Praktikan
( Wiji Oktanasari )
|
|
|
|
|
LAMPIRAN MATERI
PENGAMBILAN SPESIMEN FESES
A.
Pengertian
Pengambilan specimen feses
merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan
untuk analisis laboratorium. Waktu pengambilan dilakukan setiap saat, terutama
pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian antibiotik.
B.
Tinjauan Islam
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ
وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya :
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. ( Q.S. Yunus [10] : 57 )
رَبِّ أَنِّي مَسَّـنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya : Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 83)
C.
Tujuan
1.
Untuk menentukan adanya darah samar (tersembunyi),
perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor.
Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan
dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di
gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan
tertentu, obat dan vitamin C dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil
positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah, sayuran atau
buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung
dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau obat anti inflamasi
nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID), sediaan
besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi
lebih dari 50 mg vitamin C / hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen
3 hari sebelum pengukuran, sekalipun jika ada perdarahan.
2.
Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif
(saluran cerna). Sebagai contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses
(steatorrhea) dapat mengindikasi ada masalah dalam penyerapan (absorbsi) lemak
yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi
obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk
pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses
pada satu kali defekasi bukan sampel yang sedikit.
3.
Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. Ketika
mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke
laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi
untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapat disusun
pengobatan yang sesuai.
4.
Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus.
Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan
di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat
mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat
perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan
antibiotik.
D.
Hal – hal
yang perlu diperhatikan
1.
Penyimpanan
a)
Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang.
b)
Bila 1 jam / lebih gunakan media transpot yaitu
Stuart’s medium, ataupun Pepton water.
c)
Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan
> 24 jam pada suhu 4°C.
2.
Pengiriman
a)
Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang.
b)
Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau
kultur pada media Tetra Thionate Broth.
c)
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah
harus disertai dengan data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun
pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu :
1)
Data 1
Botol
dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling
yang berisi data : nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang
diminta dan tanggal pengambilan.
2)
Data 2
Formulir/kertas/buku
yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis,
riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari harus dihentikan sebelum
pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut
mengenai biodata pasien.
3.
Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
a)
Pispot yang bersih
b)
Sarung tangan
c)
Wadah spesimen dari plastik berlabel dengan penutup,
hapusan steril pada tabung untuk kultur feses
d)
Dua spatel
e)
Tissue
f)
Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lengkap
4.
Persiapan petugas sebelum pemeriksaan
a)
Kumpulkan peralatan yang di perlukan.
b)
Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan
spesimen feses sesuai waktu.
c)
Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan,
mengapa hal tersebut harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
d)
Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang
dapat berjalan.
e)
Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien
dapat mebantu mengumpulkannya.
f)
Defekasi pada pispot yang bersih.
g)
Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau
darah menstruasi. Jika memungkinkan klien berkemih dulu sebelum mengumpulkan
spesimen.
h)
Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena
kandungan kertas dapat mempengaruhi analisis laboratorium.
i)
Beritahu petugas secepat mungkin setelah defekasi
terutama setelah mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium.
j)
Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian
infeksi lainnya yang sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa
pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang
sisa pada pispot, petugas melakukan teknik aseptik dengan cermat.
k)
Berikan privasi klien dan bantu klien yang memerlukan
bantuan.
l)
Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk
mengurangi rasa bau dan malu pada klien.
m)
Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi
pada tangan dan bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus
untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
n)
Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan
sejumlah atau semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak
mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah feses yang dikirim bergantung pada
tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2-5
gr feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesimen waktu,
seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang
terlihat harus disertakan pada sampel.
o)
Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen.
Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
p)
Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue
sebelum membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah
penyebaran mikroorganisme melalui kontak dengan benda lain.
q)
Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam
wadah.
r)
Pastikan klien dalam keadaan nyaman.
s)
Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium dan
pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan
pada label yang melekat di wadah specimen.
t)
Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk
kultur atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan
ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di
indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam
suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang
berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi.
E.
Cara
Pengambilan Spesimen
1.
Spesimen berupa feses segar.
Cara pengambilan feses segar, yaitu :
a)
Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.
b)
Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset
maupun urin.
c)
Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan
berpenutup.
d)
Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
e)
Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan :
1)
Feses padat: 2-5 g.
2)
Feses cair: 10-15 ml.
2.
Spesimen feses tidak segar.
Cara pengambilan secara usap rectal
a)
Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360°
pada mukosa rektal dengan kedalaman 1-2 cm.
b)
Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril, tutup
rapat.
PROSEDUR
PELAKSANAAN (JOB SHEET)
No.
|
Key
Point
|
Langkah-Langkah
|
1
|
a)
Mengucapkan salam,
menyambut pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah.
b)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, meminta persetujuan dan kontrak waktu.
c)
Melakukan komunikasi aktif dan kontak mata dengan klien selama
tindakan.
d)
Membaca basmalah sebelum melakukan tindakan dan hamdalah sesudah
melakukan tindakan
|
Komunikasi dengan pasien
|
2
|
Persiapan alat:
-
Botol atau gelas kecil
bertutup yang sudah diberi identitas klien (nama, umur, tanggal, nomor,
register, bangsal)
-
Sarung tangan
-
Spatel
|
Menyiapkan alat
|
3
|
Memakai APD (sepatu boat,
scort / celemek, kacamata, penutup kepala, masker, dan sarung tangan)
|
Memakai APD
|
4
|
Mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, kemudian mengeringkan dengan menggunakan handuk pribadi
sebelum dan sesudah melakukan tindakan
|
Mencuci tangan
|
5
|
Menganjurkan
klien jika tidak ada kontra indikasi maka klien BAB di tempat tidur dengan
badpan
|
Memposisikan klien supinasi
|
6
|
Mengambil feses dengan
spatel sesuai kebutuhan
|
Mengambil feses
|
7
|
Memasukkan feses ke
dalam gelas atau botol tertutup yang sudah diberi identitas
|
Memasukkan feses
|
8
|
Mengirimkan feses untuk pemeriksaan ke laboratorium
|
Label : nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen,
jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
|
9
|
Membereskan alat
Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan mencelupkan dalam
larutan klorin 0,5%
|
Dekontaminasi alat
|
10
|
Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar