Kamis, 22 Oktober 2015

SAP Pengambilan Specimen Feses

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRAKTIKUM
PENGAMBILAN SPECIMEN FESES

I.         IDENTITAS
1.      Mata Kuliah               : Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
2.      Program Studi            : D III Kebidanan
3.      Kode / Bobot SKS     :  /  SKS
4.      Semester                     : II
5.      Elemen Kompetensi   : MKB
6.      Jenis Kompetensi       : Utama
7.      Waktu Kuliah             : 1 x 60 menit
8.      Pokok Bahasan          : Pengambilan Specimen Feses
9.      Hari / tanggal             : Senin / 7 April 2014

II.      STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang Ketrampilan Dasar Praktik Klinik, sehingga mampu memberikan asuhan dan melakukan penatalaksanaan terkait dengan pengambilan specimen feses.

III.   KOMPETENSI DASAR                                                                   
Mahasiswa mampu melaksanakan dan memahami praktek pengambilan specimen feses.

IV.   INDIKATOR KOMPETENSI
1.      Mahasiswa mampu melakukan persiapan alat dan pasien dalam pengambilan specimen feses dengan benar dan lengkap.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami langkah-langkah pengambilan specimen feses sesuai prosedur dengan baik dan benar.
3.      Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pengambilan specimen feses sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.

V.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
1.      Melakukan persiapan alat dan pasien dalam pengambilan specimen feses dengan benar dan lengkap.
2.      Menjelaskan dan memahami langkah-langkah pengambilan specimen feses sesuai prosedur dengan baik dan benar.
3.      Mendemonstrasikan pengambilan specimen feses sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.

VI.   DESKRIPSI MATERI
1.      Pengertian pengambilan specimen feses.
2.      Tujuan pengambilan specimen feses.

VII.     STRATEGI PEMBELAJARAN
1.      Interactive Lecturing
2.      Practice Rehearshall-Pair

VIII.       MEDIA PEMBELAJARAN
1.         1 Set Alat Praktik
2.         Cheklist
3.         Job Sheet




IX.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

Komponen langkah
Uraian kegiatan
Estimasi Waktu
Pre conference
1.      Menekankan pentingnya topik bahasan yang akan dipelajari (stimulate) belajar yang dianggap sulit oleh mahasiswa yang akan dipraktikkannya.
2.      Menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan disampaikan.
3.      Menghubungkan pokok bahasan sebelumnya dengan topik bahasan atau materi yang akan dipelajari sekarang (apresepsi).
4.      Menyebutkan relevansi materi dengan ayat Al Qur’an.
 8 Menit
Kegiatan Inti
1.      Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengambilan specimen feses.
2.      Melalui metode Practice Rehearshal-Pair mahasiswa dilibatkan dalam proses pembelajaran yaitu mahasiswa membacakan cheklist dan dosen memperagakan / demonstrasi pengambilan specimen darah.
3.      Mahasiswa melakukan demonstrasi secara peer group dengan mahasiswa yang lain untuk melakukan pengambilan specimen feses (redemonstrasi) menggunakan checklist.
45 Menit
Post conference
1.      Umpan balik : Mengidentifikasi kesulitan yang masih dirasakan mahasiswa sehubungan dengan praktikum.
2.      Menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
3.      Menutup dengan salam.
7        Menit


X.      PENILAIAN
1.    Jenis     : Non Tes
2.    Bentuk : Demonstrasi

XI.   SUMBER BELAJAR
Berman, Audrey dkk. 2003. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC.
Depkes, Poltekes. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis II. Jakarta : Salemba Medika.
Nurhidayati, Evi dkk. 2010. Buku Panduan Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah.
Rendy, Clevo. 2010. Keterampilan Dasar Bidan dan Perawat. Yogyakarta : Nuha Medika.






Yogyakarta, 7 April 2014

Dosen Pembimbing


( Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS. )
Praktikan


           ( Wiji Oktanasari )








LAMPIRAN MATERI

PENGAMBILAN SPESIMEN FESES

A.    Pengertian
Pengambilan specimen feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan untuk analisis laboratorium. Waktu pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian antibiotik.

B.     Tinjauan Islam
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. ( Q.S. Yunus [10] : 57 )
رَبِّ أَنِّي مَسَّـنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Artinya : Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 83)

C.    Tujuan
1.      Untuk menentukan adanya darah samar (tersembunyi), perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan tertentu, obat dan vitamin C dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah, sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID), sediaan besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin C / hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran, sekalipun jika ada perdarahan.
2.      Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif (saluran cerna). Sebagai contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatorrhea) dapat mengindikasi ada masalah dalam penyerapan (absorbsi) lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sampel yang sedikit.
3.      Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. Ketika mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapat disusun pengobatan yang sesuai.
4.      Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.

D.    Hal – hal yang perlu diperhatikan
1.      Penyimpanan
a)      Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang.
b)      Bila 1 jam / lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water.
c)      Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C.
2.      Pengiriman
a)      Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang.
b)      Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate Broth.
c)      Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu :
1)      Data 1
Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling yang berisi data : nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
2)      Data 2
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
3.      Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
a)      Pispot yang bersih
b)      Sarung tangan
c)      Wadah spesimen dari plastik berlabel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk kultur feses
d)     Dua spatel
e)      Tissue
f)       Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lengkap
4.      Persiapan petugas sebelum pemeriksaan
a)      Kumpulkan peralatan yang di perlukan.
b)      Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu.
c)      Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
d)     Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapat berjalan.
e)      Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu mengumpulkannya.
f)       Defekasi pada pispot yang bersih.
g)      Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika memungkinkan klien berkemih dulu sebelum mengumpulkan spesimen.
h)      Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat mempengaruhi analisis laboratorium.
i)        Beritahu petugas secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium.
j)        Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, petugas melakukan teknik aseptik dengan cermat.
k)      Berikan privasi klien dan bantu klien yang memerlukan bantuan.
l)        Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada klien.
m)    Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
n)      Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah feses yang dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2-5 gr feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesimen waktu, seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada sampel.
o)      Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
p)      Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melalui kontak dengan benda lain.
q)      Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah.
r)       Pastikan klien dalam keadaan nyaman.
s)       Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium dan pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label yang melekat di wadah specimen.
t)       Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi.

E.     Cara Pengambilan Spesimen
1.      Spesimen berupa feses segar.
Cara pengambilan feses segar, yaitu :
a)      Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.
b)      Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun urin.
c)      Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan berpenutup.
d)     Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
e)      Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan :
1)      Feses padat: 2-5 g.
2)      Feses cair: 10-15 ml.
2.      Spesimen feses tidak segar.
Cara pengambilan secara usap rectal
a)      Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360° pada mukosa rektal dengan kedalaman 1-2 cm.
b)      Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril, tutup rapat.



PROSEDUR PELAKSANAAN (JOB SHEET)

No.
Key Point
Langkah-Langkah
1
a)    Mengucapkan salam, menyambut pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah.
b)   Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, meminta persetujuan dan kontrak waktu.
c)    Melakukan komunikasi aktif dan kontak mata dengan klien selama tindakan.
d)   Membaca basmalah sebelum melakukan tindakan dan hamdalah sesudah melakukan tindakan
Komunikasi dengan pasien
 


2
Persiapan alat:
-          Botol atau gelas kecil bertutup yang sudah diberi identitas klien (nama, umur, tanggal, nomor, register, bangsal)
-          Sarung tangan
-          Spatel
Menyiapkan alat
3
Memakai APD (sepatu boat, scort / celemek, kacamata, penutup kepala, masker, dan sarung tangan)
Memakai APD
   
4
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian mengeringkan dengan menggunakan handuk pribadi sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mencuci tangan
5
Menganjurkan klien jika tidak ada kontra indikasi maka klien BAB di tempat tidur dengan badpan
Memposisikan klien supinasi
6
Mengambil feses dengan spatel sesuai kebutuhan
Mengambil feses
7
Memasukkan feses ke dalam gelas atau botol tertutup yang sudah diberi identitas
Memasukkan feses
8
Mengirimkan feses untuk pemeriksaan ke laboratorium
Label : nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
9
Membereskan alat
Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan mencelupkan dalam larutan klorin 0,5%
Dekontaminasi alat
10
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan



Menuliskan pada Rekam Medis Pasien


Tidak ada komentar:

Posting Komentar