BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Sampai saat ini malaria
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dinegara-negara seluruh dunia,
baik didaerah tropis maupun sub tropis, terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia.
Malaria
masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Indonesia, karena tingginya angka
kesakitan dan kematian pada usia produktif. Bahkan malaria yang menyerang ibu
hamil bisa menjadi ancaman bagi bangsa.
Penyakit malaria
disebabkan oleh parasit protozoa dari Genus plasmodium. Empat spesies yang
ditemukan pada manusia adalah Plasmodium Vivax, P. ovale, P. malariae dan P.
Falciparum. Badan kesehatan seduania (WHO) melaporkan tiga juta anak manusia
meninggal setiap tahun karena menderita malaria. Dan tiap tahun terdapat 110
juta penderita malaria, 280 juta orang sebagai “Carrier” dan 2/5 penduduk dunia
selalu kompak dengan malaria (1,3,31).
Malaria menyerang
individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin, tidak terkecuali wanita hamil
merupakan golongan yang rentan. Malaria pada kehamilan dapat disebabkan oleh
keempat spesies plasmodium, tetapi plasmodium Falciparum merupakan parasit yang
dominan dan mempunyai dampak paling berat terhadap morbiditas dam mortalitas
ibu dan janinnya (2,4,5).
Di daerah endemi
malaria wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria dibandingkan wanita
tidak hamil. Kemudahan infeksi itu terjadi karena kekebalan yang menurun selama
kehamilan, akibatnya dapat terjadi peningkatan Prevalensi densitas parasit
malaria berat (10).
Laporan dari berbagai
negara menunjukan insidens malaria pada wanita hamil umumnya cukup tinggi, dari
El vador 55,75% yaitu 63 kasus dari 113 wanita hamil dari berbagai tempat
bervariasi antara 2-76% (6,13).
Berdasarkan hal-hal
diatas terlihat bahwa malaria selama kehamilan perlu mendapat perhatian khusus.
Selanjutnya pada tinjauan pustaka ini akan dibahas pengaruh malaria terhadap
ibu dan janinnya serta kontrol terhadap malaria selama kehamilan.
II.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana
Penanganan Penyakit malaria pada ibu hamil?
b. Bagaimana
Pemberian Obat Malaria pada ibu hamil?
c. Bagaimana
tanda-tanda ibu hamil terkena malaria?
d. Bagaimana
pengaruh penyakit malaria terhadap janin dan ibu hamil?
III.
Tujuan
a. Tujuan
Umum
Agar Masyarakat dan bidan khususnya
mengerti bagaimana dampak atau pengaruh malaria terhadap keseatan ibu hamil.
b. Tujuan
Khusus
-
Agar dapat Memberikan konseling tentang
bahaya malaria tersebut.
-
Agar bidan mengerti penanganan penyakit
malaria terhadap ibu hamil.
-
Mengerti Obat apa yang harus kita
berikan kepada ibu hamil.
IV.
Manfaat
-
Menambah wawasan pengetahuan mengenai
penyakit malaria dan agar dapat memberikan konseling kepada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN MATERI
A. Pengertian
Malaria merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia,
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina (WHO 1981). Empat spesies
Plasmodium penyebab malaria pada manusia adalah :
- Plasmodium
falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan
angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan
parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan
merozoitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda
maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia.
- Plasmodium
vivax. Spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah
merah yang muda (retikulosit), kira-kira 43% dari kasus malaria di seluruh
dunia disebabkan oleh plasmodium vivax.
- Plasmodium
malaria. Mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi
sel-sel darah merah yang tua.
- Plasmodium
ovale. Predileksinya terhadap sel-sel darah merah
mirip dengan Plasmodium vivax (menginfeksi sel-sel darah muda). Ada
juga seorang penderita terinfeksi lebih dari satu spesies plasmodium
secara bersamaan.
Hal ini disebut infeksi campuran
atau mixed infeksi. Infeksi campuran paling banyak di sebabkan oleh dua spesies
terutama plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax atau plasmodium vivax dan
plasmodium malaria. Jarang terjadi infeksi campuran oleh tiga spesies
sekaligus. Infeksi campuran banyak dijumpai di wilayah yang tingkat penularan
malarianya tinggi. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia
adalah P. falciparum dan P.vivax atau campuran keduanya, sedangkan P.
malaria hanya ditemukan di NusaTenggara Timur dan P. ovale ditemukan di Papua.
B. Gejala Klinis
Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval
tertentu (disebut paroksisme),
diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali dari demam (disebut periode laten). Gejala yang
khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non-imun. Sebelum timbulnya
demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu
makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah. Masa tunas malaria sangat
tergantung pada spesies Plasmodium yang menginfeksi. Masa tunas paling pendek
dijumpai pada malaria falciparum, yang terpanjang pada malaria kuartana
(Plasmodium malariae). Masa tunas parasit malaria adalah 12 hari untuk malaria
falciparum, 14 hari untuk malaria vivax, 28 hari untuk malaria kuartana, dan 17
hari untuk malaria ovale. Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam
periodik, anemia, dan splenomegali. Gejala yang klasik yaitu terjadinya ’Trias
Malaria’ secara berurutan ; periode dingin, periode
demam, dan periode berkeringat.
- Anemia
merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa
mekanisme terjadinya anemia adalah : pengrusakan eritrosit oleh parasit,
hambatan eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena proses complement
mediated immune complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran
retikulosit, dan pengaruh sitokin.
- Splenomegali sering
dijumpai pada penderita malaria, limpa akan teraba setelah tiga hari dari
serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Limpa merupakan
organ yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria.
Stadium dingin/cold stage Stadium ini
mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi penderita cepat, tetapi
lemah. Bibir dan jari-jari sianotik. Kulitnya kering dan pucat, penderita
mungkin muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium ini
berlangsung selama 15 menit-1 jam.
Stadium demam/hot stage Setelah
menggigil/ merasa dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan demam.
Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas
seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa
mual atau muntah-muntah. Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya
penderita merasa sangat haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 41 derajat
celcius. Stadium ini berlangsung selama 2-6 jam.
Stadium berkeringat/sweating stage, Pada
stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur.
Namun suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang-kadang sampai di
bawah normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia
merasa lemah, tapi tanpa gejala lain. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.Sesudah
serangan panas pertama, terjadi interval bebas panas selama antara 48-72 jam,
lalu diikuti dengan serangan panas berikutnya seperti yang pertama; dan
demikian selanjutnya. Gejala-gejala malaria ’klasik’ seperti yang telah
diuraikan tidak selalu ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada
spesies parasit, umur dan tingkat imunitas penderita.
C. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan
pada ibu
Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung pada
tingkat kekebalan seseorang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas
(jumlah kehamilan). Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai kekebalan
dapat menderita malaria klinis berat sampai menyebabkan kematian (4). Di daerah
endemisitas tinggi, malaria berat dan kematian ibu hamil jarang dilaporkan
(15). Gejala klinis malaria dan densitas para sitemia dipengaruhi paritas, sehingga
akan lebuh berat pada primigravida (kehamilan pertama) daripada multigravida
(kehamilan selanjutnya) 2. Pada ibu hamil dengan malaria, gejala klinis yang
penting diperhatikan ialah demam, anemia, hipoglikemia, edema paru, akut dan,
malaria berat lainnya.
Siklus hidup plasmodium dalam tubuh manusia
a. Anemia
Infeksi
malaria akan menyebabkan lisis sel darah merah yang mengandung parasit sehingga
akan menyebabkan anemia hemolitik normokrom. Pada infeksi plasmodium falciparum
dapat terjadi anemia berat karena semua umur eritrosit dapat diserang.
Eritrosit berparasit maupun tidak berparasit mengalami hemolisis karena
fragilitas osmotik meningkat. Selain itu juga dapat disebabkan peningkatan
autohemolisis baik pada eritrosit berparasit maupun tidak berparasit sehingga
masa hidup eritrosit menjadi lebih singkat dan anemia lebih cepat terjadi.
b. Sistem
sirkulasi
Kerusakan
endotel kapiler sering terjadi pada malaria falciparum yang berat karena
terjadi peningkatan permeabilitas cairan, protein dan diapedesis eritrosit.
Kegagalan lebih lanjut aliran darah ke jaringan dan organ disebabkan
vasokonstriksi arteri kecil dan dilatasi kapiler, hal ini akan memperberat
keadaan anoksi. Pada infeksi plasmodium falciparum sering dijumpai
hipotensi ortostatik.
c. Edema pulmonum
Pada infeksi
plasmodium falciparum,
pneumonia merupakan komplikasi yang sering dan umumnya akibat aspirasi atau
bakteremia yang menyebar dari tempat infeksi lain. Gangguan perfusi organ akan
meningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi edema interstitial. Hal ini
akan menyebabkan disfungsi mikrosirkulasi paru. Gambaran makroskopik paru
berupa reaksi edematik, berwarna merah tua dan konsistensi keras dengan bercak
perdarahan. Gambaran mikroskopik tergantung derajat parasitemi pada saat
meninggal.
d. Hipoglikemia
Pada wanita
hamil umumnya terjadi perubahan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan
kecenderungan hipoglikemia terutama saat trimester terakhir. Selain itu, sel
darah merah yang terinfeksi memerlukan glukosa 75 kali lebih banyak daripada
sel darah normal.
e. Infeksi
plasenta
Pada penelitian terhadap plasenta
wanita hamil yang terinfeksi berat oleh falciparum ditemukan banyak
timbunan eritrosit yang terinfeksi parasit dan monosit yang berisi pigmen di
daerah intervilli. Disamping itu juga ditemukan nekrosis sinsisial dan
proliferasi sel-sel sitotrofoblas.
f. Gangguan elektrolit
Rasio
natrium/kalium di eritrosit dan otot meningkat dan pada beberapa kasus terjadi
peningkatan kalium plasma pada saat lisis berat. Rasio natrium/kalium urin
sering terbalik.
Kematian janin intrauterin dapat
terjadi akibat hiperpireksia, anemi berat, penimbunan parasit di dalam plasenta
yang menyebabkan gangguan sirkulasi ataupun akibat infeksi transplasental.b.
g. Malaria serebral
Malaria serebral merupakan
ensefalopati simetrik pada infeksi Plasmodium falciparum dan memiliki
mortalitas 20-50%. Sejumlah mekanisme patofisiologi ditemukan antara lain
obstruksi mekanis pembuluh darah serebral akibat berkurangnya kemampuan
deformabilitas eritrosit berparasit atau akibat adhesi eritrosit berparasit
pada endotel vaskuler yang akan melepaskan faktor-faktor toksik dan akhirnya
menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat, sawar darah otak rusak, edema
serebral dan menginduksi respon radang pada dan di sekitar pembuluh darah
serebral.
Pada janin
Malaria falciparum
sangat berbahaya terutama pada trimester terakhir kehamilan diantaranya adalah:
a. Kematian janin dalam kandungan.
Kematian
janin intrauterin dapat terjadi akibat hiperpireksia, anemi berat, penimbunan
parasit di dalam plasenta yang menyebabkan gangguan sirkulasi ataupun akibat
infeksi transplasental
b.
Abortus
Abortus pada
usia kehamilan trimester I lebih sering terjadi karena demam tinggi sedangkan
abortus pada usia trimester II disebabkan oleh anemia berat.
c. Persalinan prematur .
Umumnya
terjadi sewaktu atau tidak lama setelah serangan malaria yang disebabkan oleh
febris, dehidrasi, asidosis atau infeksi plasenta.
d. Bayi berat lahir rendah
Penderita
malaria biasanya menderita anemi sehingga akan berakibat terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
e.
Malaria kongenital.
Plasenta
merupakan barier utama dari parasit malaria, dan status kekebalan ibu berperan
menghambat transmisi tersebut. Oleh sebab itu pada banyak ibu-ibu yang non imun
dan semi imun terjadi transmisi malaria intra-uterin ke janin, sehingga
menyebabkan penetrasi langsung melalui villi chorion, separasi plasenta yang
prematur, dan transfusi fisiologis darah ibu ke sirkulasi darah janin di dalam
uterus.
= Beberapa Sifat Perbandingan Dan Diagnostik Pada Empat Spesies
Plasmodium Pada Manusia.
Sifat
|
falciparum
|
P. vivax
|
P. ovale
|
P. malariae
|
Daur praeritrosit
|
5,5 hari
|
8 hari
|
9hari
|
10-15 hari
|
Hipnozoit
|
-
|
+
|
+
|
-
|
Jumlah merozoit hati
|
40.000
|
10.000
|
15.000
|
15.000
|
Daur eritrosit
|
48 jam
|
48 jam
|
50 jam
|
72 jam
|
Eritrosit yg dihinggapi
|
Muda dan normosit
|
Retikulosit dan normosit
|
Retikulosit dannormosit muda
|
Normosit
|
Pembesaran eritrosit
|
-
|
++
|
+
|
-
|
Titik-titik eritrosit
|
Maurer
|
Schuffner
|
Schuffner (james)
|
Ziemann
|
Pigmen
|
Hitam
|
Kuning tengguli
|
Tengguli tua
|
Tengguli hitam
|
Jumlah merozoit
|
8 – 24
|
12 – 18
|
8 – 10
|
8
|
Daur dalam nyamuk pada 27°C
|
10 hari
|
8-9 hari
|
12-14 hari
|
26-28 hari
|
Hari
|
Jenis obat
|
Jumlah tablet per hari
|
|
40-60 kg
|
> 60 kg
|
||
H 1
|
Artesunat
|
3
|
4
|
Amodiaquine
|
3
|
4
|
|
H 2
|
Artesunat
|
3
|
4
|
Amodiaquine
|
3
|
4
|
|
H 3
|
Artesunat
|
3
|
4
|
Amodiaquine
|
3
|
4
|
Sumber: Kebijakan penanganan malaria pada ibu hamil di daerah endemis
(Depkes. RI, 2009)
Penggunaan obat-obat yang terdaftar sebagai antimalaria sudah diatur dan
dibakukan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan daerah dan sensitivitas Plasmodium
falciparum terhadap obat-obat antimalaria. Artemisinin dipilih sebagai
terapi kombinasi malaria yang sangat penting saat ini karena kemampuan
menurunkan parasitemia 10 kali lebih cepat daripada obat-obat antimalaria
lainnya: mempunyai efek samping yang minimal, tidak ditemukan adanya efek
toksis, terabsorbsi cepat secara oral, dapat diberi secara intravena dan
intramuscular dengan dosis pemberian dua kali sehari; dapat mengurangi karier
gametosit pada manusia. Walau telah tersedia obat pilihan namun dalam
penanganan malaria, kesulitan tidak hanya diawali dengan mendapatkan kepastian
diagnosis dini tetapi juga sering diakhiri dengan kegagalan pengobatan. Kegagalan pengobatan selain karena
keterlambatan mendapat pengobatan, juga karena ketidaktepatan regimen dan dosis
obat yang diberikan, serta kepatuhan penderita yang kurang memperhatikan pola
minum obat antimalaria.
Terdapat dua teori yang menjelaskan
patogenesis infeksi malaria pada kehamilan, sbb.:
1. Teori sequestration: eritrosit yang terinfeksi terakumulasi di daerah pembuluh darah ibu pada plasenta (ruang intervillous), sehingga mengakibatkan penurunan suplai makanan dan oksigen ke janin dan meningkatkan resiko BBLR. Hal ini juga diperberat oleh status anemia pada ibu sebagai akibat infeksi plasmodium pada eritrosit ibu.
1. Teori sequestration: eritrosit yang terinfeksi terakumulasi di daerah pembuluh darah ibu pada plasenta (ruang intervillous), sehingga mengakibatkan penurunan suplai makanan dan oksigen ke janin dan meningkatkan resiko BBLR. Hal ini juga diperberat oleh status anemia pada ibu sebagai akibat infeksi plasmodium pada eritrosit ibu.
2. Teori imunopathology: pada kehamilan normal respons imun selular (Th1) ditekan
untuk mencegah rejeksi oleh fetus. Infeksi malaria malah akan menstimulasi
respons Th1 ini sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Respons Th1
yang kuat selama kehamilan juga terkait dengan anemia pada ibu, aborsi spontan,
dan persalinan prematur.
Penyakit malaria ditandai dengan demam yang tinggi serta infeksi pada sel darah merah (eritrosit) yang selanjutnya dapat menimbulkan anemia. Lalu, mengapa malaria memiliki dampak yang serius pada kehamilan? Karena, setiap tahunnya lebih dari 30 juta wanita di daerah endemis menjadi hamil. Kemudian malaria dalam kehamilan memberikan kontribusi bagi terjadinya 2-15% anemia pada ibu hamil, 30% BBLR, dan 3-5% kematian neonatus. Pada primigravida biasanya tidak memiliki imunitas terhadap malaria dan sangat suseptibel. Namun pada daerah dengan transmisi malaria yang tinggi, multigravida memiliki imunitas terhadap infeksi malaria dan mendapatkan perlindungan pada kehamilan berikutnya. Sedangkan pada daerah dengan transmisi malaria yang rendah, multigravida biasanya jarang terpapar dan tidak memiliki kekebalan.Kekebalan multigravida di daerah dengan transmisi malaria yang tinggi disebabkan oleh resirkulasi dari T-limfosit dari pembuluh darah intervillus menuju jaringan limfoid lokal yang selanjutnya memfasilitasi imunitas lokal dimaksud. Komplikasi maternal pada daerah endemik mencakup anemia, febrile illness, dan placental sequestration. Sedangkan komplikasi pada daerah non-endemik mencakup resiko tinggi untuk menderita malaria cerebral, risiko kematian yang juga tinggi, anemia, hipoglikemia, oedem paru, dan gagal ginjal.Sedangkan komplikasi pada janin di daerah endemis meliputi BBLR, IUGR, dan pada daerah non-endemik meliput abortus spontan, persalinan preterm, BBLR, dan malaria kongenital.
Penyakit malaria ditandai dengan demam yang tinggi serta infeksi pada sel darah merah (eritrosit) yang selanjutnya dapat menimbulkan anemia. Lalu, mengapa malaria memiliki dampak yang serius pada kehamilan? Karena, setiap tahunnya lebih dari 30 juta wanita di daerah endemis menjadi hamil. Kemudian malaria dalam kehamilan memberikan kontribusi bagi terjadinya 2-15% anemia pada ibu hamil, 30% BBLR, dan 3-5% kematian neonatus. Pada primigravida biasanya tidak memiliki imunitas terhadap malaria dan sangat suseptibel. Namun pada daerah dengan transmisi malaria yang tinggi, multigravida memiliki imunitas terhadap infeksi malaria dan mendapatkan perlindungan pada kehamilan berikutnya. Sedangkan pada daerah dengan transmisi malaria yang rendah, multigravida biasanya jarang terpapar dan tidak memiliki kekebalan.Kekebalan multigravida di daerah dengan transmisi malaria yang tinggi disebabkan oleh resirkulasi dari T-limfosit dari pembuluh darah intervillus menuju jaringan limfoid lokal yang selanjutnya memfasilitasi imunitas lokal dimaksud. Komplikasi maternal pada daerah endemik mencakup anemia, febrile illness, dan placental sequestration. Sedangkan komplikasi pada daerah non-endemik mencakup resiko tinggi untuk menderita malaria cerebral, risiko kematian yang juga tinggi, anemia, hipoglikemia, oedem paru, dan gagal ginjal.Sedangkan komplikasi pada janin di daerah endemis meliputi BBLR, IUGR, dan pada daerah non-endemik meliput abortus spontan, persalinan preterm, BBLR, dan malaria kongenital.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Malaria
adalah penyakit parasit yang resikonya lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan
dengan mereka yang tidak hamil, terutama selama kehamilan pertama yang dapat
menyebabkan infeksi plasenta, abortus, meninggal dalam kandungan, anemia dan
berat badan lahir rendah. Pengaruh utama malaria selama kehamilan adalah
terutama pada ibu dan janinnya.
- Pada
ibu dengan infeksi plasmodium falciparum dapat terjadi komplikasi berat seperti
demam, anemia, hipoglikemia, malaria otak, edema paru merupakan yang utama
mempengaruhi wanita-wanita dengan kekebalan rendah.
- Pada
malaria plasenta dapat menyebabkan kematian janin, abortus, hiperpireksia,
prematuritas dan berat badan lebih rendah.
Kontrol
malaria selama kehamilan dapat dilakukan secara kemoprofilaksis, kemoterapi, mengurangi
kontak dengan vektor dan vaksinasi.
B.
Saran
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Malaria
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu :
·
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya
larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada
dinding bak mandi.
·
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada
nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
·
Menimbun / mengubur barang bekas sehingga tidak dapat
menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL 24 MINGGU
Asuhan Kebidanan
pada Ny “F” 25 th G1 P0 A0 Ah0
dengan Penyakit Malaria DI BPS LULU
NO. REGISTER :
2010101050
PENGKAJIAN DATA, Oleh : Bidan Lulu
Tanggal/jam : 5
Desember 2010/10.00 WIB
SUBYEKTIF
Biodata Istri Suami
2.
Umur : 25 tahun 30 tahun
3.
Agama : Islam Islam
4.
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Jawa/Indonesia
5.
Pendidikan : S1 PGSD DIII-Ekonomi
6.
Pekerjaan
: Guru SD PNS
7.
Alamat : Jl.Pemuda no 30 Bantul Jl.
Pemuda no.30 Bantul
8.
No.Telp : 081381860755 08156980244
-
Alasan
Kunjungan saat ini: Ibu ingin
memeriksakan kehamilan dan karena jadwal
kunjungan ulang.
-
Riwayat
Menstruasi : HPMT : 20 Juni 2010 HPL : 27 Maret 2011 Menarche umur 13 tahun, siklus
28 hari, lama 7 hari, banyaknya 150 cc, sifat darah khas, keluhan tidak ada
-
Riwayat
Perkawinan : Menikah umur 23 tahun, pernikahan
ke 1 lama pernikahan 1 tahun. Menikah syah.
-
Riwayat kehamilan ini :
a)
Tanda-tanda
kehamilan: ibu mengatakan sudah 1 bulan tidak haid, kemudian dilakukan PP test
dan hasilnya (+) pada tanggal 1 Agustus 2010
b)
Pergerakan
janin pertama : pada usia kehamilan 20 minggu ibu mengatakan sudah merasakan
ada gerakan janin.
c)
Keluhan
yang dirasakan selama hamil dan penanganannya :
-
TM
I : mual, muntah, pusing,
-
TM
II : menggigil, sakit kepala
,lesu,demam, pucat, muka merah, kulit panas dan kering, nyeri kepala,
muntah-muntah,
-
TM
III : -
d)
Imunisasi
TT I tanggal : 20 September 2010
TT II tanggal : 20 Oktober 2010
e)
Konsumsi
Fe
5. Riwayat
Obstetri : G1 P0 A0 Ah0
6. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil ke -
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Lahir
|
Umur kehamilan
|
Jenis
persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
JK
|
BB lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
Ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7.Riwayat Konstrasepsi
No.
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9.
Riwayat
Kesehatan
-
Penyakit
yang pernah di derita oleh ibu dan suami : Ibu mengatakan sebelumnya belum
pernah menderita penyakit apapun, tetapi sekarang ini ibu menderita penyakit
malaria.
Suami
tidak pernah menderita penyakit apapun.
-
Penyakit
yang pernah diderita oleh keluarga : ibu mengatakan Keluarga ada yang menderita anemia dan
hipertensi
-
Riwayat
keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar
10.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
a)
Pola
Nutrisi
Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, jenis
nasi,sayur, lauk pauk, dan buah keluhan:-
Minum : 8 kali sehari, 1 gelas, jenis air putih, teh,
susu
b)
Pola
eliminasi
BAB :
1 kali sehari, warna kuning, konsistensi
lembek, bau khas, keluhan tidak ada.
BAK : 5
kali sehari, warna kuning jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
c)
Pola
istirahat : 7 jam per hari, keluhan kadang susah tidur
d)
Pola
Seksualitas: 2 kali seminggu, keluhan
kadang terasa sakit
e)
Personal
Hygiene: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, mencuci rambut 3 kali
seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari
f)
Pola
aktivitas : Ibu melakukan kegiatan sehari-hari seperti memasak, menyapu,
mencuci dan melakukan jalan-jalan pagi.
11.
Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan
a)
Merokok
: Ibu mengatakan tidak merokok,
tetapi suami merokok
b)
Minum
Jamu : Ibu mengatakan tidak pernah
minum jamu-jamuan.
c)
Minum-minuman
beralkohol dll : Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman beralkohol
12.
Riwayat
Psikososialspiritual dan ekonomi :
-
Ibu,
suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
-
Kelurga
mendukung kehamilan ini
-
Ibu
mengikuti kegiatan arisan, pengajian dan PKK di desa
-
Ibu
mengerjakan sholat 5 waktu
-
Ibu
berencana akan memberikan ASI eksklusif
-
Ibu
berencana akan melahirkan di BPS Yana
-
Ibu
akan merawat bayinya sendiri, dibantu suami
-
Ibu
sudah mempersiapkan biaya persalinan
12.Hewan peliharaan dan keadaan
lingkungan : Di rumah ibu memelihara ayam dan itik, lingkungan tempat tinggal ibu bersih, aman
dan nyaman
OBYEKTIF
I.Pemeriksaan
Umum
1.Keadaan Umum :
Baik Kesadaran : Komposmentis
2.Vital Sign
a)
Suhu : 38,5 0C
b)
Nadi : 80 kali /menit
c)
TD : 150/100 mmHg
d)
Respirasi : 20 kali / menit
3. Antopometri
a)
BB
sebelum hamil: 50 kg BB
selama hamil : 60 kg
b)
TB : 155 cm
c)
LILA : 23 cm
II. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
simetris, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
Rambut
: hitam, bersih, tidak rontok
Wajah : pucat, tidak ada edema, ada
kloasma gravidarum
Hidung : tidak ada polip, tidak ada
perdarahan
Mulut : bersih, tidak ada luka
Bibir : tidak ada stomatitis, pucat
Gigi :
tidak ada karises
Lidah :
tidak ada stomatitis, bersih
Gusi : tidak berdarah,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid,limfe dan pelebaran vena jugularis.
Telinga : simetris, tidak ada serumen,
bersih
Payudara :
simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembekakan
Puting :
menonjol, tidak lecet
Pengeluaran : belum ada kolostrum
Areola :
Bersih, hiperpigmentasi
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka,
pembesaran sesuai umur kehamilan,ada linea nigra
Pemeriksaan
Palpasi Leopold :
Leopold
I : Fundus terisi bagian yang lunak
kurang melenting dan kurang bundar kesimpulan bokong.
Leopold
II : Teraba keras, mendatar seperti
papan di sebelah kiri kesimpulan punggung kiri.
Leopold
III : Perut bagian bawah teraba bulat,
keras, melenting. Kesimpulan presentasi kepala.
Leopold IV :
TFU : setinggi pusat, 24 cm di atas
sympisis
DJJ : 120/ menit
TBJ : ( TFU-12) x 155 = (24-12) x
155 = 12 x 155= 1860 gram
Genitalia : tidak ada odem, tidak ada varises,
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
atas dan bawah : simetris, tidak ada oedem,
jumlah jari normal
Pemeriksaan
Panggul Luar :
Distansia
Spinarum : 24 cm ( normal
= 23-26 cm)
Distansia
kristarum : 27 cm ( normal
= 26-29 cm)
Distansia
Boudelogue : 19 cm ( normal =
18-20 cm)
Lingkar Panggul : 83 cm (normal : 80-90 cm)
III.
Data Penunjang :
a.
Pemeriksaan
Laboratorium :
Tanggal : 3 Desember 2010
Hasil
: (+) Positif, terkena
malaria dengan Hb : 10 gr %
b.
Pemeriksaan
Penunjang lain : USG/ foto Rontgen,
hasil tidak dilakukan
c.
Catatan
Medik Lain : -
ASSESMENT :
Ny “ F” usia 25 tahun G2 P1 A0 Ah1usia
kehamilan 24 minggu dengan penyakit malaria
PLANING :
tanggal : 5 Desember 2010 Pukul : 10.00 WIB
1.
Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan
TD : 150/100 mmHg
Suhu : 38,50 C
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
2.
Menganjurkan
kepada ibu untuk
·
Memperbanyak
istirahat di rumah agar ibu tidak terlalu kecapaian
·
Memperbaiki
status gizi ibu dengan menerapkan gizi seimbang yaitu terdiri dari, sumber tenaga
(karbohidrat), sumber vitamin dan mineral ( buah dan sayur). Sumber tenaga (
lauk pauk baik nabati maupun hewani), dan susu, serta memilih makanan mudah
cerna.
Ibu mengerti dan
melaksanakan apa yang dikatakan bu bidan
3.
Memberikan
susu ibu hamil untuk memperbaiki status gizi ibu hamil
Ibu mengerti apa
yang disampaikan bidan
4. Menyiapkan orang
untuk donor darah jika sewaktu-waktu diperlukanPerlindungan pribadi untuk mencegah kontak dengan
vektor, misal : pemakaian kelambu.
- Pemeriksaan hemoglobin dan parasitologi malaria
setiap bulan.
- Pemberian tablet besi dan asam folat serta
imunisasi TT lengkap
- ibu hamil
dengan malaria, pada kunjungan ANC pertama diberi pengobatan dosis
terapeutik anti malaria
Memberikan Suplemen besi : 300 mg
sulfas ferrosus (60 mg elemen besi)/hari, dan 1 mg folic acid/hari.
Untuk pengobatan anemia moderat (Hb 7-10 g/dl) diberikan dosis besi 2x
lipat.Periksa Hb setiap kali kontrol.
Ttd
Bidan Lulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar