ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah
diketahuinya hubungan pergaulan teman sebaya
dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon
Bantul Yogyakarta tahun 2013. Penelitian ini bersifat Studi Korelasi
dengan pendekatan waktu Cross Sectional.
Sampel penelitian sebanyak 96 responden secara Total Sampling. Metode analisa yang digunakan adalah Kendall Tau. Hasil nilai signifikansi koefisien korelasi Kendall Tau antara pergaulan teman
sebaya dengan sikap seksual pranikah sebesar 0,000 dengan (p) =
0,000 < 0,05. Kesimpulan
penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan
antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2013. Saran peneliti diharapkan SMK dapat memberikan informasi bagi para siswa
melalui Pusat Informasi dan Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kata Kunci : Pergaulan Teman Sebaya, Sikap Seksual Pranikah
ABSTRACT
The aim of this
research is to observe the correlation between
peer relationship and premarital sexual attitudes among adolescent in SMK
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta in 2013. This research
was quantitative survey with cross sectional time approach. The
numbers of samples were 96 respondents by Total
Sampling technique. The statistical data analysis employed Kendall Tau test. The
results shows that peer relationship and premarital sexual
attitudes among adolescent in SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta is
significantly correlated based on Kendall Tau test (correlation coefficient =
0,000 with (p) = 0,000 < 0,05). Based on the research
results , SMK should provide the information for
the students through Information and Adolescent Reproductive Health Center.
Keywords :
Peer Relationship, Premarital Sexual Attitudes
PENDAHULUAN
Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini remaja
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis.
Perubahan secara fisik salah satunya adalah pertumbuhan dan kematangan fungsi
organ reproduksi. Sedangkan secara psikis, remaja mengalami perubahan emosi misalnya
menjadi lebih sensitif. Dalam
perkembangan inteligensia, remaja mampu berpikir abstrak, senang memberi
kritik, dan ingin mengetahui hal yang baru (Pinem, 2009).
Menurut SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2007) menunjukkan remaja belum nikah
yang pernah melakukan hubungan seks, sebesar 38%
wanita muda dan 12% pria muda melakukan hubungan seksual dibawah umur 18 tahun. Dari
survey kesehatan reproduksi remaja (usia 14-19 tahun) tahun 2009 tentang
perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi menunjukkan : dari 19.173
responden 92% sudah berpacaran, dan pada saat berpacaran melakukan
pegang-pegang tangan, 82% berciuman, 62% melakukan petting, dan 10,2% sudah
melakukan seks bebas.
Masyarakat masih menganggap tabu jika membicarakan tentang seksualitas.
Banyak perbedaan persepsi mengenai pendidikan seks. Sebagian masyarakat
memandang perlu pemberian pendidikan seks sebagai strategi mengurangi kehamilan
remaja. Program
pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila ada pendekatan
terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan (Glasier & Gebbie, 2006).
Di dalam norma
agama diajarkan bahwa hubungan seksual hanya dapat terjadi pada pasangan suami
istri yang sah, sebagaimana tertulis dalam Al Quran, bahwa : “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih
membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari
hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas
(pemberian-Nya), Maha Mengetahui“. (An-Nur, QS. 24:32).
Masalah remaja masih menjadi salah satu prioritas program BKKBN. Menurut
BKKBN dan United Nations Population Fund
(UNFPA) (2005), arah kebijakan pembangunan Keluarga Berencana salah satunya
diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk serta meningkatkan keluarga
kecil berkualitas dengan meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Dalam mengatasi
masalah kesehatan reproduksi remaja, berupaya menciptakan model keluarga
berkulitas dengan membidik 64 juta generasi muda usia 15-24 tahun untuk menjadi
sasaran sosialisasi Generasi Berencana (GenRe), yaitu generasi yang dapat
menunda usia perkawinan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko seksualitas,
HIV/AIDS dan NAPZA. Langkah yang dilakukan adalah melalui pembentukan PIK-R
(Pusat Informasi dan Konseling Remaja) baik disekolah-sekolah, Universitas
maupun organisasi kepemudaan (BKKBN, 2012).
Pengaruh lingkungan diawali
dengan pergaulan dengan teman. Pada usia 10-20 tahun hubungan perkawanan
merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan
bersama, dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan
masalah bersama. Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau
memberikan peluang terhadap remaja secara positif, maka remaja
akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Dan apabila lingkungan sosial
memberikan peluang secara negatif terhadap remaja, maka perkembangan sosial
remaja akan terhambat (Desmita, 2009).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMK N 1 Sewon Bantul, berdasarkan pra penelitian di lapangan bahwa dalam
suasana belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun
perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-temannya. SMK ini melakukan upaya preventif masalah pergaulan dengan cara memberikan
jam bimbingan konseling.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka permasalahan
penelitian yang dapat dirumuskan adalah “Adakah hubungan pergaulan
teman sebaya dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon Bantul
Yogyakarta tahun 2013“.
Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya
hubungan pergaulan teman sebaya
dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon
Bantul Yogyakarta tahun 2013.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah studi
korelasi
yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada
suatu situasi atau sekelompok subjek yang dilakukan untuk melihat hubungan
antara gejala satu dengan gejala lain, atau variabel satu dengan variabel lain. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survey yaitu suatu penelitian
yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian
(masyarakat). Pendekatan waktu dalam penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu variabel-variabel
yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek (benda) / subjek (orang)
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sulistyaningsih,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI jurusan perhotelan yang berada di SMK N 1 Sewon
Bantul Yogyakarta baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 96 orang. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian
ini adalah total sampling, dimana
cara pengumpulan sampel dengan berdasarkan total jumlah populasi (96 orang).
Alat Pengumpulan Data
Alat
yang digunakan untuk pengumpulan data baik variabel bebas (pergaulan teman
sebaya) dan variabel terikat (sikap seksual pranikah
remaja) adalah menggunakan kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih. Jumlah
pertanyaan yang diberikan berjumlah 45 soal. Validitas adalah suatu indeks
yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Pengukuran validitas dilakukan di SMK N 2 Sewon Bantul Yogyakarta pada bulan Juni
2013 sebanyak 35 responden. Teknik yang
digunakan adalah product moment. Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk
variabel bebas dengan teknik belah dua yaitu dengan teknik perhitungan rumus KR 20. Uji reliabilitas
variabel terikat menggunakan rumus Alpha
Cronbach karena bersifat multitomi (skor) jawaban (Sugiyono, 2008).
Metode Analisa Data
Analisa
univariate untuk mengetahui proporsi pada masing-masing kategori selanjutnya
dicari presentasinya (Notoatmodjo, 2010). Pengujian
hipotesis untuk mengetahui hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual
pranikah pada remaja. Analisa antara dua variabel (bivariate) dalam penelitian
ini menggunakan rumus Kendall Tau dimana datanya berbentuk ordinal dan skala data ordinal
(Sugiyono, 2008)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden
berdasarkan umur sebagai berikut :
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Umur
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
16
|
31
|
32,3
|
17
|
45
|
46,9
|
18
|
20
|
20,8
|
Jumlah
|
96
|
100
|
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai umur 17 tahun sebanyak 45 responden (46,9 %)
dan paling sedikit berumur 18 tahun sebanyak 20 responden (20,8 %).
Sedangkan karakteristik berdasarkan
jenis kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin
Umur
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
Laki-laki
|
24
|
25
|
Perempuan
|
72
|
75
|
Jumlah
|
96
|
100
|
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan sebanyak 72 responden (75
%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 responden (25 %).
Tabel 4.5. Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Dengan
Sikap Seksual Pranikah pada Remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta
Sikap seksual pranikah remaja
|
Pergaulan teman sebaya
|
Total
|
Koefisien Korelasi (Ï„)
|
Sig (p)
|
||||||
Sering
|
Kadang-kadang
|
Jarang
|
||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|||
Baik
|
16
|
16,7
|
25
|
26,0
|
48
|
50,0
|
89
|
92,7
|
- 0,681 0,000
|
|
Cukup
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
7,3
|
7
|
7,3
|
||
Kurang
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||
Jumlah
|
16
|
16,7
|
25
|
26,0
|
55
|
57,3
|
96
|
100,0
|
Dari tabel 4.5 di atas dapat
diperoleh bahwa koefisien korelasi Kendall
Tau antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja
di SMK Negeri 1 Sewon Bantul sebesar -0,681 yang menunjukkan tingkat hubungan
kuat dan nilai signifikan (p) adalah 0,000. Artinya, semakin jarang pergaulan
teman sebayanya maka semakin baik (positif) sikap seksual pranikah remaja.
Karena signifikan perhitungan yang diperoleh p = 0,000 (p < 0,05), maka Ha
yang menyatakan terdapat hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual
pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pergaulan teman sebaya
dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Yogyakarta.
Untuk membuktikan apakah
koefisien itu dapat diberlakukan pada populasi dimana sampel tersebut diambil
maka perlu diuji signifikansinya dengan menggunakan rumus Z. Berdasarkan
perhitungan maka didapatkan Z hitung > Z tabel ( 2,553 > 1,645 ) pada variabel pergaulan sedangkan Z hitung > Z tabel ( 2,003 > 1,645 )
pada variabel
sikap. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada
hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual
pranikah remaja.
PEMBAHASAN
1. Pergaulan Teman
Sebaya
Berdasarkan hasil
analisis data pergaulan teman sebaya siswa-siswi di SMK Negeri 1
Sewon Bantul Yogyakarta adalah jarang mendiskusikan seks pranikah sebanyak 55 responden (57,3 %)
dan pergaulan teman sebaya yang sering mendiskusikan seks pranikah adalah 16 responden (16,7 % ). Hal ini sejalan
dengan penelitian Hartati (2010) yaitu terdapat hubungan antara peer group dan
lingkungan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah yang
menunjukkan bahwa peer group dan lingkungan pergaulan adalah baik dengan
perilaku seks pranikah sebagian besar adalah cukup.
2. Sikap Seksual
Pranikah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap seksual pranikah remaja di
SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta dalam kategori baik sebanyak 89 responden
(92,7 %) dan sikap seksual pranikah remaja yang cukup
sebanyak 7 responden (7,3 %). Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Dewi (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara peran orang tua dengan sikap seksual pranikah pada
remaja.
Dalam hal ini terdapat remaja yang mempunyai sikap seksual remaja baik,
artinya remaja tersebut tidak mendukung adanya seksual pranikah. Hal ini dapat
didukung karena teman sebaya memberi pengaruh pada individu yang sesuai dengan
pendapat Sarwono (2010) bahwa ada kecenderungan seorang individu berusaha untuk
sama dengan teman sebayanya seperti mengarah pada sikap dan perilaku hubungan
seksual pranikah. Dalam masalah kesehatan reproduksi perilaku yang dianggap
ideal adalah perilaku yang tidak bertentangan dengan norma adat dan norma
agama, karena perilaku seks hanya dapat dibenarkan bila telah memasuki
perkawinan (Alit, 2009).
3.
Hubungan Pergaulan Teman Sebaya dengan Sikap Seksual
Pranikah pada Remaja di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa sebagian besar pergaulan teman sebaya jarang mendiskusikan
seks pranikah dengan sikap seksual pranikah remaja yang baik
sebanyak 48 responden (50,0 %), sedangkan pergaulan teman sebaya sering mendiskusikan
seks pranikah dengan sikap baik sebanyak 16 responden (16,7 %), pergaulan teman sebaya kadang-kadang mendiskusikan dengan sikap baik sebanyak 25 responden (26,0 %), dan
pergaulan teman sebaya jarang dengan sikap cukup sebanyak 7 responden (7,3 %).
Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin jarang pergaulan teman sebayanya mendiskusikan
seks pranikah maka sikap remaja tehadap seksual pranikah akan
semakin baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Hartati (2010) yaitu terdapat
hubungan antara peer group dan lingkungan pergaulan dengan sikap terhadap
perilaku seksual pranikah yang menunjukkan bahwa peer group dan lingkungan
pergaulan adalah baik dengan perilaku seks pranikah sebagian besar adalah
cukup.
“Dan janganlah
kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan
yang buruk”. (Q.S. Al Isra’: 32). Ayat
tersebut melarang supaya tidak mendekati perbuatan zina apalagi melakukan
perbuatan zina, yang merupakan salah satu dari ajaran agama untuk perbuatan
seksual pranikah terutama pada remaja.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap siswa-siswi SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta
mempunyai sikap yang baik terhadap seksual pranikah. Hasil ini tidak sesuai
dengan studi pendahuluan yang sebelumnya telah dilakukan siswa di SMK Negeri 1
Sewon Bantul Yogyakarta mempunyai sikap yang kurang baik tehadap seks pranikah.
Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa teman sebaya akan memberikan potensi pada
remaja untuk melakukan seksual pranikah (Sarwono, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sebagian besar pergaulan teman sebaya di SMK Negeri 1
Sewon Bantul Yogyakarta adalah jarang melakukan pembicaraan seks pranikah
yaitu sebanyak 55 responden (57,3%).
2. Sebagian besar sikap seksual pranikah remaja di SMK
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta adalah baik sebanyak responden 89 (92,7 %).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pergaulan teman
sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai signifikan (p) adalah 0,000 (p < 0,05).
Saran
1. Saran bagi siswa-siswi di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Bagi siswa siswi
SMK Negeri 1 Sewon Bantul diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan reproduksi khususnya pendidikan seksualitas tidak hanya
dengan teman atau guru melainkan dari kader setempat dan juga pihak-pihak yang
lain seperti orang tua, keluarga dan tidak mencari sumber-sumber yang tidak
dapat dipercaya.
2. Saran bagi guru di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Guru khususnya
guru Bimbingan Konseling agar lebih meningkatkan perannya sebagai konselor bagi
siswa yang mengalami masalah tentang kesehatan reproduksi dan perkembangan
remaja khususnya sikap seksual pranikah. Selain itu sekolah juga dapat bekerja
sama dengan orang tua siswa dalam pemberian pemahaman tentang kesehatan
reproduksi remaja mengenai seksual pranikah.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
Peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggali informasi
dari responden melalui wawancara sehingga dapat menggali lebih mendalam tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap seksual pranikah remaja, faktor
yang mempengaruhi pergaulan teman sebaya dan pengendalian variabel pengganggu
agar lebih diperketat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qura’an dan terjemahannya. Departemen Agama.
Jakarta.
Ali, M. & Asrori, M. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Alit, Laksmiwati I,A. 31 Agustus 2009. Transformasi Sosial dan Perilaku Reproduksi
Remaja. (online), (http://ceria.bkkbn.go.id), diakses 27
November 2012.
Amy, G. & Charles, D. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan S-E-K-S kepada Remaja. Jakarta :
Erlangga.
Azwar, S. 2009. Sikap
Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
BKKBN. 4 April 2012. Fenomena Remaja, antara Masalah dan
Investasi. (online), (http://www.bkkbn.go.id), diakses 13 Oktober 2012.
Desmita.
2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Rosda Karya.
Dewi, Oktavia Lusia. 2010. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja di SMK N
2 Sewon Bantul Yogyakarta 2012. Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Glasier, A. & Gebbie, A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Hartati. 2010. Hubungan Peer Group Dan Lingkungan Pergaulan Dengan Sikap
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Manuaba, dkk. 2011. Buku
Ajar Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugraha, Boyke Dian. 2010. It’s all about A-Z tentang SEX. Jakarta : Bumi Aksara.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan
Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problema dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.
Pratiwi. 2004. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja. (online), (http://www.Qjurnalpsychologycal.com), diakses 04 November 2012.
Santrock,
John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Siahaan, Jokie M. 2009. Perilaku Menyimpang Pendekatan Sosiologi. Jakarta : Indeks.
Suryanto &
Kuwatono. 2010. Peran Media Massa Dalam Perilaku Seksual Remaja Kota Semarang. (online), http://www.jurnal.komunikasi.stikomsemarang.ac.id, diakses 14 Oktober 2012.
Suryoputro, A., Ford,
N.J. & Shahuliyah, Z. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Seksual Remaja Di Jawa Tengah : Implikasinya Terhadap Kebijakan Dan Layanan
Kesehatan Seksual Dan Reproduksi. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 10, No. 1, Juni
2006 : 29-40. (online), (http://journal.ui.ac.id), diakses 04 November 2012.
Wawan, A. & M,
Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyantoro, Ninuk, dan Herna Lestari. 2009. Memahami Seksualitas dan
Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : YPKP.
Winureni. 2010. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI di
SMAN 1 Lendah Kulon Progo Tahun 2010.Yogyakarta : Stikes
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar