Selasa, 20 Oktober 2015

HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK N 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013


ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2013. Penelitian ini bersifat Studi Korelasi dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 96 responden secara Total Sampling. Metode analisa yang digunakan adalah Kendall Tau. Hasil nilai signifikansi koefisien korelasi Kendall Tau antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah sebesar 0,000  dengan (p) =  0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2013. Saran peneliti diharapkan SMK dapat memberikan informasi bagi para siswa melalui Pusat Informasi dan Kesehatan Reproduksi Remaja.

Kata Kunci : Pergaulan Teman Sebaya, Sikap Seksual Pranikah


ABSTRACT

The aim of this research is to observe the correlation between peer relationship and premarital sexual attitudes among adolescent in SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta in 2013. This research was quantitative survey with cross sectional time approach. The numbers of samples were 96 respondents by Total Sampling technique. The statistical data analysis employed Kendall Tau test. The results shows that peer relationship and premarital sexual attitudes among adolescent in SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta is significantly correlated based on Kendall Tau test (correlation coefficient = 0,000  with (p) =  0,000 < 0,05). Based on the research results , SMK should provide the information for the students through Information and Adolescent Reproductive Health Center.

Keywords                   : Peer Relationship, Premarital Sexual Attitudes





PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan secara fisik salah satunya adalah pertumbuhan dan kematangan fungsi organ reproduksi. Sedangkan secara psikis, remaja mengalami perubahan emosi misalnya menjadi lebih sensitif. Dalam perkembangan inteligensia, remaja mampu berpikir abstrak, senang memberi kritik, dan ingin mengetahui hal yang baru (Pinem, 2009).
Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2007) menunjukkan remaja belum nikah yang pernah melakukan hubungan seks, sebesar 38% wanita muda dan 12% pria muda melakukan hubungan seksual dibawah umur 18 tahun. Dari survey kesehatan reproduksi remaja (usia 14-19 tahun) tahun 2009 tentang perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi menunjukkan : dari 19.173 responden 92% sudah berpacaran, dan pada saat berpacaran melakukan pegang-pegang tangan, 82% berciuman, 62% melakukan petting, dan 10,2% sudah melakukan seks bebas.
Masyarakat masih menganggap tabu jika membicarakan tentang seksualitas. Banyak perbedaan persepsi mengenai pendidikan seks. Sebagian masyarakat memandang perlu pemberian pendidikan seks sebagai strategi mengurangi kehamilan remaja. Program pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila ada pendekatan terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan (Glasier & Gebbie, 2006).
Di dalam norma agama diajarkan bahwa hubungan seksual hanya dapat terjadi pada pasangan suami istri yang sah, sebagaimana tertulis dalam Al Quran, bahwa : “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui“. (An-Nur, QS. 24:32).
Masalah remaja masih menjadi salah satu prioritas program BKKBN. Menurut BKKBN dan United Nations Population Fund (UNFPA) (2005), arah kebijakan pembangunan Keluarga Berencana salah satunya diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk serta meningkatkan keluarga kecil berkualitas dengan meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, berupaya menciptakan model keluarga berkulitas dengan membidik 64 juta generasi muda usia 15-24 tahun untuk menjadi sasaran sosialisasi Generasi Berencana (GenRe), yaitu generasi yang dapat menunda usia perkawinan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA. Langkah yang dilakukan adalah melalui pembentukan PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) baik disekolah-sekolah, Universitas maupun organisasi kepemudaan (BKKBN, 2012).
Pengaruh lingkungan diawali dengan pergaulan dengan teman. Pada usia 10-20 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap remaja secara positif, maka remaja akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Dan apabila lingkungan sosial memberikan peluang secara negatif terhadap remaja, maka perkembangan sosial remaja akan terhambat (Desmita, 2009).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMK N 1 Sewon Bantul, berdasarkan pra penelitian di lapangan bahwa dalam suasana belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-temannya. SMK ini melakukan upaya preventif masalah pergaulan dengan cara memberikan jam bimbingan konseling.


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan adalah “Adakah hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2013“.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah remaja di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2013.




METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek yang dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala lain, atau variabel satu dengan variabel lain. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survey yaitu suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian (masyarakat). Pendekatan waktu dalam penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu variabel-variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek (benda) / subjek (orang) yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sulistyaningsih, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI jurusan perhotelan yang berada di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 96 orang. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana cara pengumpulan sampel dengan berdasarkan total jumlah populasi (96 orang).

Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data baik variabel bebas (pergaulan teman sebaya) dan variabel terikat (sikap seksual pranikah remaja) adalah menggunakan kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Jumlah pertanyaan yang diberikan berjumlah 45 soal. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Pengukuran validitas dilakukan di SMK N 2 Sewon Bantul Yogyakarta pada bulan Juni 2013 sebanyak 35 responden. Teknik yang digunakan adalah product moment. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya  atau dapat diandalkan. Untuk variabel bebas dengan teknik belah dua yaitu dengan teknik perhitungan rumus KR 20. Uji reliabilitas variabel terikat menggunakan rumus Alpha Cronbach karena bersifat multitomi (skor) jawaban (Sugiyono, 2008).

Metode Analisa Data
Analisa univariate untuk mengetahui proporsi pada masing-masing kategori selanjutnya dicari presentasinya (Notoatmodjo, 2010). Pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja. Analisa antara dua variabel (bivariate) dalam penelitian ini menggunakan rumus Kendall Tau dimana datanya berbentuk ordinal dan skala data ordinal  (Sugiyono, 2008)

HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden berdasarkan umur sebagai berikut :
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Umur
Frekuensi
Persentase ( % )
16
31
32,3
17
45
46,9
18
20
20,8
Jumlah
96
100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai umur 17 tahun sebanyak 45 responden (46,9 %) dan paling sedikit berumur 18 tahun sebanyak 20 responden (20,8 %).
Sedangkan karakteristik berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Umur
Frekuensi
Persentase ( % )
Laki-laki
24
25
Perempuan
72
75
Jumlah
96
100
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 72 responden (75 %) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 responden (25 %).

Tabel 4.5. Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Dengan Sikap Seksual Pranikah pada Remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta

Sikap seksual pranikah remaja
Pergaulan teman sebaya

Total

Koefisien Korelasi (Ï„)

Sig (p)
Sering
Kadang-kadang
Jarang
F
%
F
%
F
%
F
%
Baik
16
16,7
25
26,0
48
50,0
89
92,7

- 0,681          0,000
Cukup
0
0
0
0
7
7,3
7
7,3
Kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
16
16,7
25
26,0
55
57,3
96
100,0

Dari tabel 4.5 di atas dapat diperoleh bahwa koefisien korelasi Kendall Tau antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul sebesar -0,681 yang menunjukkan tingkat hubungan kuat dan nilai signifikan (p) adalah 0,000. Artinya, semakin jarang pergaulan teman sebayanya maka semakin baik (positif) sikap seksual pranikah remaja. Karena signifikan perhitungan yang diperoleh p = 0,000 (p < 0,05), maka Ha yang menyatakan terdapat hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.
Untuk membuktikan apakah koefisien itu dapat diberlakukan pada populasi dimana sampel tersebut diambil maka perlu diuji signifikansinya dengan menggunakan rumus Z. Berdasarkan perhitungan maka didapatkan Z hitung > Z tabel ( 2,553 > 1,645 ) pada variabel pergaulan sedangkan Z hitung > Z tabel ( 2,003 > 1,645 ) pada variabel sikap. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah remaja.

PEMBAHASAN
1.      Pergaulan Teman Sebaya
Berdasarkan hasil analisis data pergaulan teman sebaya siswa-siswi di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta adalah jarang mendiskusikan seks pranikah sebanyak 55 responden (57,3 %) dan pergaulan teman sebaya yang sering mendiskusikan seks pranikah adalah 16 responden (16,7 % ). Hal ini sejalan dengan penelitian Hartati (2010) yaitu terdapat hubungan antara peer group dan lingkungan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah yang menunjukkan bahwa peer group dan lingkungan pergaulan adalah baik dengan perilaku seks pranikah sebagian besar adalah cukup.
2.      Sikap Seksual Pranikah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap seksual pranikah remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta dalam kategori baik sebanyak 89 responden (92,7 %) dan sikap seksual pranikah remaja yang cukup sebanyak 7 responden (7,3 %). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan sikap seksual pranikah pada remaja.
Dalam hal ini terdapat remaja yang mempunyai sikap seksual remaja baik, artinya remaja tersebut tidak mendukung adanya seksual pranikah. Hal ini dapat didukung karena teman sebaya memberi pengaruh pada individu yang sesuai dengan pendapat Sarwono (2010) bahwa ada kecenderungan seorang individu berusaha untuk sama dengan teman sebayanya seperti mengarah pada sikap dan perilaku hubungan seksual pranikah. Dalam masalah kesehatan reproduksi perilaku yang dianggap ideal adalah perilaku yang tidak bertentangan dengan norma adat dan norma agama, karena perilaku seks hanya dapat dibenarkan bila telah memasuki perkawinan (Alit, 2009).
3.      Hubungan Pergaulan Teman Sebaya dengan Sikap Seksual Pranikah pada Remaja di SMK N 1 Sewon Bantul Yogyakarta
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pergaulan teman sebaya jarang mendiskusikan seks pranikah dengan sikap seksual pranikah remaja yang baik sebanyak 48 responden (50,0 %), sedangkan pergaulan teman sebaya sering mendiskusikan seks pranikah dengan sikap baik sebanyak 16 responden (16,7 %), pergaulan teman sebaya kadang-kadang mendiskusikan dengan sikap baik sebanyak 25 responden (26,0 %), dan pergaulan teman sebaya jarang dengan sikap cukup sebanyak 7 responden (7,3 %).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin jarang pergaulan teman sebayanya mendiskusikan seks pranikah maka sikap remaja tehadap seksual pranikah akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Hartati (2010) yaitu terdapat hubungan antara peer group dan lingkungan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah yang menunjukkan bahwa peer group dan lingkungan pergaulan adalah baik dengan perilaku seks pranikah sebagian besar adalah cukup.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”. (Q.S. Al Isra’: 32). Ayat tersebut melarang supaya tidak mendekati perbuatan zina apalagi melakukan perbuatan zina, yang merupakan salah satu dari ajaran agama untuk perbuatan seksual pranikah terutama pada remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa-siswi SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta mempunyai sikap yang baik terhadap seksual pranikah. Hasil ini tidak sesuai dengan studi pendahuluan yang sebelumnya telah dilakukan siswa di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta mempunyai sikap yang kurang baik tehadap seks pranikah. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa teman sebaya akan memberikan potensi pada remaja untuk melakukan seksual pranikah (Sarwono, 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Sebagian besar pergaulan teman sebaya di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta adalah jarang melakukan pembicaraan seks pranikah yaitu  sebanyak 55 responden (57,3%).
2.      Sebagian besar sikap seksual pranikah remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta adalah baik sebanyak responden 89 (92,7 %).
3.      Ada hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai signifikan (p) adalah 0,000 (p < 0,05).

Saran
1.      Saran bagi siswa-siswi di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Bagi siswa siswi SMK Negeri 1 Sewon Bantul diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan kesehatan reproduksi khususnya pendidikan seksualitas tidak hanya dengan teman atau guru melainkan dari kader setempat dan juga pihak-pihak yang lain seperti orang tua, keluarga dan tidak mencari sumber-sumber yang tidak dapat dipercaya.
2.      Saran bagi guru di SMK Negeri 1 Sewon Bantul
Guru khususnya guru Bimbingan Konseling agar lebih meningkatkan perannya sebagai konselor bagi siswa yang mengalami masalah tentang kesehatan reproduksi dan perkembangan remaja khususnya sikap seksual pranikah. Selain itu sekolah juga dapat bekerja sama dengan orang tua siswa dalam pemberian pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja mengenai seksual pranikah.
3.      Saran bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggali informasi dari responden melalui wawancara sehingga dapat menggali lebih mendalam tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap seksual pranikah remaja, faktor yang mempengaruhi pergaulan teman sebaya dan pengendalian variabel pengganggu agar lebih diperketat.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qura’an dan terjemahannya. Departemen Agama. Jakarta.
Ali, M. & Asrori, M. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Alit, Laksmiwati I,A. 31 Agustus 2009. Transformasi Sosial dan Perilaku Reproduksi Remaja. (online), (http://ceria.bkkbn.go.id), diakses 27 November 2012.
Amy, G. & Charles, D. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan S-E-K-S kepada Remaja. Jakarta : Erlangga.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
BKKBN. 4 April 2012. Fenomena Remaja, antara Masalah dan Investasi. (online), (http://www.bkkbn.go.id), diakses 13 Oktober 2012.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Rosda Karya.
Dewi, Oktavia Lusia. 2010. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja di SMK N 2 Sewon Bantul Yogyakarta 2012. Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Glasier, A. & Gebbie, A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Hartati. 2010. Hubungan Peer Group Dan Lingkungan Pergaulan Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Manuaba, dkk. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugraha, Boyke Dian. 2010. It’s all about A-Z tentang SEX. Jakarta : Bumi Aksara.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problema dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.
Pratiwi. 2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja. (online), (http://www.Qjurnalpsychologycal.com),  diakses 04 November 2012.
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Siahaan, Jokie M. 2009. Perilaku Menyimpang Pendekatan Sosiologi. Jakarta : Indeks.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Suryanto & Kuwatono. 2010. Peran Media Massa Dalam Perilaku Seksual Remaja Kota Semarang. (online), http://www.jurnal.komunikasi.stikomsemarang.ac.id, diakses 14 Oktober 2012.
Suryoputro, A., Ford, N.J. & Shahuliyah, Z. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah : Implikasinya Terhadap Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 10, No. 1, Juni 2006 : 29-40. (online), (http://journal.ui.ac.id), diakses 04 November 2012.
Wawan, A. & M, Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyantoro, Ninuk, dan Herna Lestari. 2009. Memahami Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : YPKP.
Winureni. 2010. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Lendah Kulon Progo Tahun 2010.Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar